coklat

806 20 0
                                    

"Kerumah sakit gw aja pake alat nanti diperiksa lagi"ucap Farhan yang sudah berdiri melihat Dinda yang memegang pipinya terus
"Males nanti sakit"
"Enggak" Farhan langsung narik tangan Dinda buat naik ke mobil.
"Lepas gak" ucap Dinda kesal

Akhirnya udah dimobil Dinda hanya diam memegang pipinya itu
"Masih sakit ya" tanya Farhan yang melihat Dinda kaya kesakitan
"Iyalah masih ditanya lagi" ucap Dinda kesel
Ya sesampainya di rumah sakit nya Farhan
"turun"
"Gak"
"Nurut sama gw Dinda"
"Gak mau"
Farhan dah jengkel sama Dinda akhirnya Farhan langsung gotong di bahunya Farhan , yaa yang dilakukan nya membuat semua yang dirumah sakit bingung dengan pemilik dari rumah sakit gigi ini

"Turunin gw gak" ucap Dinda yang dari tadi sudah memberontak tapi gak bisa
Sampai lah ruang kerja Farhan langsung turunin Dinda di kursi pasien.
Dinda yang tadinya mau kabur langsung dipegangin sama Farhan
"Nurut sama gw dinda" ucap Farhan agak menekankan nama Dinda
*Serem banget dah* ucap dalam hati Dinda yang diliatin Farhan dengan mata yang sangat tajam
"Iyaa" jawab Dinda takut karna Dinda paling takut kalo udah ada yang marah sama dia

Dinda pun diam hanya bisa melihat Farhan yang lagi membersihkan tangan dan memakai sarung tangan , pemeriksaan pun dimulai
"Tahan ya agak sakit" ucap Farhan Dinda yang diem hanya pasrah aja
Dinda agak nahan tapi ya itu sakit banget
"Hm sakit ya  yaudah sampe sini aja , kamu minum obat pereda nyeri aja tapi jangan makan makanan yang manis dulu" ucap Farhan kesian melihat Dinda kayanya kesakitan banget
"Hm makasih" ucap Dinda pelan tapi masih kedengaran Farhan

"Sama sama" malam pun sudah larut banget jadi pas periksa tadi langsung anterin Dinda pulang
Keesokannya Farhan sudah siap dengan jas baju kerja tapi terhalang oleh mamhnya
"Mau kemna kamu , jemput Dinda kesini dia sendirian dirumah mamahnya sama papanya pergi keluar kota"
"Minta sopir aja mah jemput dia aku mau kerja" ucap Farhan males apa lagi kemaren jengkelin banget
"Kamu ini ya bentr lagi Dinda jadi istri kamu loh , masa sopir yang jemput" omel mamah Farhan
"Yaudah iya" dari pada kepanjangan Omelan nya tuh mendingan di iya in aja

"Yaudah sana" ucap mamahnya berasa ngusir yak
"Mamah ngusir aku"
"Iya cepet sana jemput mantu mamah"
*Anak pungut gw sebentar lagi setelah ada nya Dinda* ucap Farhan dalam hati kesel
Jalan keluar pintu dan memasuki mobil menjemput si Dinda
Sampainya dirumah Dinda
*Tok tok tok*
"Sapa lah yang ngetok itu , iss ganggu gw aja" sambil memakai baju tidurnya membawa coklat yang dari tadi dia makan dan kebawah membuka pintu

"Iya ada a_pa" terkejut Dinda dan langsung nyumputin coklat dibelakang punggung nya
"Apa yang lo sumputin" heran tadi tiba tiba Dinda langsung nyumputin sesuatu
"Gak ada" dengan hati yang sudah deg degan
"liat coba tangan Lo dua duanya" ucap Farhan agak nada lebih kuat
"Gak ada , yaudah Lo mau ngapain kesini"
Mengalihkan topik
"Liatin dulu tuh sesuatu yang ditangan Lo , baru gw kasih tau tujuan gw kesini"
*Mampus gw , kalo ketauan gimna"
"Nih gak ada Lo" akhirnya dengan ide yang bagus coklat batangan itu diselipin di celana tidur gw dan gw langsung menunjukan tangan gw dengan cengiran

"Oke , gw kesini buat jemput Lo suruh mamah gw" ucap Farhan yang langsung percaya aja dan masuk duduk di sofa sambil menjelaskan tujuannya
"Buat apa gw kesana" kata Dinda yang sudah lega karena tidak ketauan
"Lo kan sendirian dirumah jadi kata mamah suruh dirumah gw aja sekalian nemenin mamah gw"
"Hm kan ada Lo , gak usah lah gw gpp kok sendirian udah terbiasa" ucap Dinda ya gak mau lah dirumah itu gw malah gak bebas
"Gw cuman nurutin kata mamah gw" perdebatan pun dimulai

"Gpp mas" ucap Dinda kelepasan
"What Lo nyebut nama gw apa tadi" berdiri dan melangkah menuju Dinda yang sedang was was
"Mas Farhan emng kenapa" ucap Dinda yang tangan dari belakang sudah mengambil coklatnya lagi dan melangkah mundur ketakutan , tapi tangan satunya masih dibelakang

Akhirnya langkah Dinda langsung diberhentikan oleh dinding dan Lo tau apa yang dilakukan Farhan
"Coklat nya Dinda" ucap farhan dingin dan sangat mengerikan
"Gak ada " kata Dinda was was kok tau padahal kan tadi kaya udah percaya
"Siniin apa gw yang ngambil secara kasar"
"Yaudah iya nih" mengasihkan coklat itu dan langsung menggeser badan gw di depan dia dengan jantung yang berdegup kencang

"Sini ikut gw" ucap Farhan menarik tangan Dinda menuju sofa dan duduk disamping nya
"Kan udah gw bilang jangan makan dulu coklat , udah tau gigi nya kaya gitu masih aja keras kepala" ucap farhan Dinda hanya menunduk mendengarkan Omelan Farhan
"Denger gw gak"
"Iya , maaf" ucap Dinda yang sudah deg deg an
"Udah sekarang nurut sama gw bawa baju baju Lo nginep dirumah gw dulu,  nanti juga bakal dirumah gw terus"
"Iya iya"jawab Dinda seraya pergi keatas mengambil keperluan untuk nginep dirumah Farhan

Dikamar
"Yahh makanan gw gimna , nanti kalo gw bawa kena marah lagi" dengan pasrah nya Dinda harus membuang makanan semuanya dikotak sampah itu
"Yah kira gw mah , sifat Farhan gak sama kaya ayah gw ternyata sama aja serem kalo marah" ucap Dinda yang dari tadi ngomong sendiri dikamar
"Dinda dah belom" teriak farhan dari bawah
"Iya bentar" akhirnya Dinda turun membawa koper dan dia juga udah mengganti baju dia

"Gak ada yang ketinggalan kan" Farhan berdiri mengambil koper
"Gak ada" gara gara tdi Dinda jadi takut kalo mau tatapan sama Farhan
"Yaudah" tangan kiri yang memegang koper Dinda dan tangan kanannya memegang tangan Dinda. *Gaktau kenapa tapi suka banget gandeng Dinda* ucap Farhan dalam hati
"Lepas lah kaya mau nyebrang aja"
Farhan hanya jalan ya tetep memegang tangan Dinda menuju mobil dan tentu saja sudah mengunci pintu rumah

Diperjalanan hening tidak ada percakapan apapun tapi herannya dari rumah tadi sampe mobil nih orang masih aja megang tangan Dinda
*Nih orang yak gak takut kecelakaan apa nyetir tangan satu doang* ucap Dinda yang dari tadi hanya melihat kelakuan Farhan
Sampai lah rumah Farhan sangat besar indah banyak banget bunga
"Turun"
"Ya lepas dulu tuh tangan baru gw bisa turun" ucap Dinda kesal disuruh turun tapi tangan nya masih aja

Di genggam Ama dia coba
"Dah sana turun" ucap lagi Farhan
Dinda pun keluar dan menatap rumah yang sangat indah dengan bernuansa putih elegan.
"Ayok masuk" kebiasaan baru turun dah ditarik lagi sama Farhan
"Bisa jalan sendiri gw" Dinda langsung menarik tangan nya lagi
"Yaudah" jawab Farhan ninggalin Dinda dibelakang , Dinda pun langsung menyusul Farhan yang sudah membawa koper hitamnya

"Mamah ini menantu nya" ucap Farhan baru masuk dah teriak manggil mamahnya
"Iss ngomong apa lah" ucap Dinda malu kelakuan Farhan bikin salting
"Ehh mantu mamah , Dinda udah makan"
Mamahnya Farhan langsung menyambut Dinda dengan hangat
"Iya tante , belum" ucap Dinda menggaruk kepala yang tidak gatal
"Yaudah sini makan dulu yuk" kaya nya anak Ama mamahnya punya sifat yang sama suka langsung narik tangan orang

suamiku seorang dokter gigi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang