HALLOO READERS SETIA GENNAIOS!!
Aku balik lagi bawain part terbaru untuk kalian semua ✨comment yang banyak, biar aku makin semangat hehehe
enjoyy!
Happy Reading ❤️-
-
-Setelah kejadian dimana Elle meminta untuk Allard tidak menemuinya juga Aillard terlebih dulu, Allard memutuskan untuk pergi ke kantib rumah sakit guna membeli makan dan juga minum.
Tepat beberapa waktu setelah Allard beranjak dari pintu ruang rawat Aillard, David datang dengan langkah cepat dan raut khawatirnya. Tangan David menyentuh gagang pintu ruang rawat milik Aillard, namun terkunci.
Hal itu ia lakukan berulang kali, hingga suara yang sangat ia kenali memasuki gendang telinganya. "PERGIII!!" Ucap seseorqng yang sangat David kenali dari dalam ruangan.
Dahi David mengerenyit kebingungan, Elle kenapa? batin pria itu. "El. Ini Kakak, Sweetheart," Ujar David dengan suara yang sedikit dinaikan.
Tak lama pintu terbuka dan menampilkan Elle dengan mata yang sembab berlinang air mata, tubuh mungil itu segera memeluk tubuh tegap sang kakak. David merasakan tubuh Elle bergetar dalam pelukannya, bahkan sekarang ia merasakan kemeja depannya basah.
"Cantiknya Kakak kenapa? tenang Sayang, Aillard pasti sembuh. Everything will be okey, Darling," Ujar David yang mengira bahwa tangis Elle pasti berkaitan dengan sakitnya Aillard.
Tidak sepenuhnya salah memang, tapi faktor lain lah yang membuat tangis Elle semakin deras dan membuat wanita itu terpuruk seperti sekarang. Ia kembali mengingat malam itu, malam dimana awal dari segala perubahan dalam tata letak hidupnya.
Beberapa waktu mereka berpelukan, akhirnya Elle menjauhkan sedikit kepalanya dari tubuh sang kakak dan menatap dalam mata pria yang selalu menjadi cinta keduanya setelah sang papa. David menghapus jejak air mata yang masih bersemayam di pipi adiknya.
"Bawa Elle dan Aillard pergi dari sini Kak," Ucap Elle yang berhasil memberhentikan gerak tangan David di pipinya.
"Loh, kenapa? kan Aillard cuma sakit, El. Kenapa harus pergi dari sini?" Tanya David.
"D-dia ada disini, Kak. Dia bilang, Elle gak becus jadi ibu. Elle gak mau dia ambil Aillard dari Elle Kak," Jawab Elle dengan nada bergetar dan wajah yang terlihat ketakutan.
"Dia? Dia siapa, El? Siapa yang kamu maksud? kakak enggak paham," Ujar David.
"Laki laki itu, Kak. Ayah biologis Aillard, dia disini," Jawab Elle kembali menangis.
Mendengar penuturan sang adik, tanpa sadar rahang David mengetat hingga memperlihatkan tonjolan urat di lehernya tanda pria itu tengah menahan amarahnya saat jni.
"Dimana dia sekarang, El?" Tanya David.
Elle menggelengkan kepalanya. "Elle enggak tau, kak. Tadi Elle minta di pergi dari sini," Jawab Elle seraya menundukkan kepalanya.
"Eits .... Angkat kepalanya, cantik. Nanti mahkotanya princess jatuh," Ujar David seraya mengangkat dagu Elle. Tangan David bergerak membingkai wajah sang adik seraya tersenyum kecil. "Elle, denger Kakak sayang. Enggak akan ada yang bisa ambil Aillard dari princessnya Kakak, oke? sekarang kita masuk kedalem, Kakak bakal temenin kamu buat jaga Aillard ya," Ucap David seraya menuntuk Elle kembali memasuki ruang rawat Aillard.
- - -
Sementara disisi lain, Allard telah selesai menghabiskan makanan yang ia pesan tadi. Sambil menyesap kopi miliknya, pria itu menunggu kedatangan sahabatnya Felix. Kebetulan Felix tengah berada tidak jauh dari rumah sakit tempat Aillard di rawat ini.
Tak lama kemudian, Allard dapat melihat wajah Felix memasuki pintu kantin rumah sakit ini. Ia melambaikan tangannya ke arah Felix, karena temannya itu merotasikan pandangannya ke segala arah untuk mencari dirinya.
Felix menhampiri meja Allard, dan segera duduk dihadapan pria itu. "Lo ngapain disini? jenguk orang?" Tanya Felix yang tanpa malu langsung menyesap minuman milik Allard.
"Ck, bangsat. Pesen baru kek, itu minuman Gue anjing," Decak Allard melihat kelakuan sahabatnya itu.
Felix tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya. "Kelamaan, Gue udah haus polll," Ujar Felix seraya terkekeh kecil. "Jawab dulu, pertanyaan Gue. Lo ngapai disini?" Ujar Felix lagi.
Allard pun menceritakan semua kejadian dari awal ia datang bertamu ke rumah Elle hingga ia menemukan fakta Aillard yang sakit, penjelasan dokter, hingga perlakuan bodohnya pada Elle. Setelah mendengar cerita Allard, Felix bangun dari duduknya dan meninju wajah Allard hingga wajahnya tertoleh kesamping.
"Bangsat. Lo tau gak, Al? Lo tuh lebih dari sekedar bajingan," Maki Felix pada Allard.
Allard mengusap pinggir bibirnya yang kena tinju oleh Felix. Ia tak melayangkan protes, apalagi makian. Rasanya itu belum sepadan dengan rasa sakit yang di terima Elle.
"Percuma Al, Lo pinter akademik. Tapi etika Lo tuh minus banget, enggak tau Gue harus ngomong kaya gimana lagi buat bikin Lo sadar," Ujar Felix dengan frustasi san kesal yang sangat ketara.
"Gue kelepasan, Lix. Gue panik banget waktu liat tubuh anak Gue pucet, ditambah penjelasan dokter. Gue aja belum nebus dosa Gue ke Elle, Gue belum jadi ayah yang baik, Gue belum kasih kebahagiaan buat Aillard. Gue takut, Gue enggak siap kalo harus kehilangan anak Gue Lix," Tutur Allard seraya menundukkan kepalanya, nada yang keluar dari mulut pria itu terdengar lemah, frustasi, takut, juga sedih.
Felix menghembuskan nadasnya kasar, ia menepuk dua kali bahu tegap milik Allard. "Oke, sekarang kita ke ruang rawat anak Lo. Gue enggak mau tau, Lo harus minta maaf sama Elle. Gue bakal temenin Lo," Tutur Felix menenangkan.
Allard dan Felix pun bergegas meninggalkan area kantin rumah sakit, dan berjalan beriringan menuju lift untuk sampai di ruang rawat Aillard.
- - -
Semantara itu, Elle tengah mengelus jemari mungil milik Aillard yang masih setia memejamkan mata. Tadi David pamit keluar sebentar untuk mengangkat telepon dari rekan bisnisnya, karena tak ingin mengganggu tidur sang keponakan David memutuskan untuk mengangkat telepon di luar ruangan Aillard.
"Aillard, sayang. Mommy yakin, Kamu pasti dengar Mommy kan? Mommy sayang banget sama Aillard, Aillard itu harta paliiiiing berharaga yang Mommy punya. Mommy untuk Aillard, dan Aillard untuk Mommy ya sayang," Ujar Elle seraya menatap tubuh mungil buah hatinya yang tergelrtak lemah dengan selang infus di tangan mungil itu.
"Enggak akan ada yang bisa ambil Aillard dari Mommy. Sehat ya sayang, nanti kita beli mainan yang banyak buat Aillard," Lanjut Elle seraya mengelus kepala Aillard.
Hal itu terus berlangsung hingga suara pintu ruang rawat yang terbuka menyita atensi ibu satu orang anak itu. "Uda–" Ucapan Elle terputus kala melihat siapa orang yang berada di ambang pintu ruang rawat anaknya ini.
Tatapan Elle benar benar tak bersahabat, mata ibu satu orang anak itu menatap tajam dua objek manusia di hadapannya. "Apa lagi yang Anda inginkan?" Desis Elle seraya bangkig dari duduknya.
"Apa Anda tuli? bukankah Saya meminta Anda untuk pergi?" Sarkas Elle tanpa memutus pandangannya dari Allard dan Felix yang tanpa sepengetahuannya tengah menelan kasar ludah mereka masing-masing.
- - -
TBC
Waduh waduhhhh terdeteksi bakal ada baku hantam nihh 🤧🤧🤧

KAMU SEDANG MEMBACA
Gennaíos Lámpsi (COMPLETED)
General Fiction[SEBAGIAN PART DI PRIVATE, FOLLOW UNTUK MEMBACA SEMUA PART DENGAN LENGKAP] 🔞🔞21+ 🔞🔞 ‼️Cerita ini mengandung unsur dewasa‼️ Ellena tengah menikmati jus mangga, mata wanita itu fokus pada layar ponsel yang menampilkan foto bayi laki-laki berusia s...