THIRTY NINE

23.6K 816 13
                                    

Happy Reading❣️

-

-

-

Ditengah tidur lelapnya Elle terusik dengan suara tangis yang memasukki gendang telinganya, dengan susah payah ia berusaha untuk membuka kelopak matanya. Saat telah berhasil menyadarkan diri dari kantuknya, Elle mendapati Aillard yang tengah menangis dengan posisi yang masih terbaring.

"Daaa .... iiii ...." Gumam Aillard di sela tangisnya. Elle mengangkat tubuh mungil itu ke dalam gendongannya. Ia menimang dengan sayang tubuh Aillard dengan harapan tangis anaknya itu segera mereda.

Saat tangan Elle bergerak untuk mengelus puncuk kepala Aillard, Elle merasakan telapat tangannya menghangat. Ah, rupanya demam lagi batin Elle. Membawa Aillard yang masih berada dalam gendongannya untuk duduk dan coba memberikan asi, namun Aillard malah menolak dan tangisnya menjadi semakin kencang.

Elle kembali berdiri dan membawa tubuh Aillard yang berada dalam gendongannya untuk turun ke lantai dasar guna mencari kotak obat yang biasa di simpan Fiona dekat ruang keluarga, Elle meletakkan tubuh Aillard pada bouncer yang memang biasa digunakan Aillard ketika tengah bermain bersama Elle atau anggota keluarga lain di ruang keluarga.

Elle berjalan menuju kotak obat, dan menemukan obat penurun demam milik Aillard. Ia berjalan cepat ke arah dapur untuk mengambil botol air milik Aillard dan segera bergegas kembali ke ruang keluarga. Duduk berhadapan dengan Aillard, Elle segera memberikan obat penurun panas sesuai dengan takaran yang dianjurkan menggunakan pipet. Setelah obat itu tertelan oleh Aillard, Elle segera menyodorkan botol air milik Aillard pada bocah itu.

Elle kembali membawa tubuh Aillard pada gendongannya, lalu menimang sebentar tubuh Aillard sambil menyanyikan lagu penghantar tidur. Elle duduk di sofa ruang keluarga dengan mempertahankan posisi Aillard yang terlelap dalam dekapannya, baru saja hendak meletakkan tubuh mungil itu guna meletakkan kembali botol obat pada tempatnya Aillard malah kembali tak tenang dan akan segera menangis kembali jika Elle tidak dengan sigap menepuk pelan bokong anak itu.

- - -

Pagi harinya, Fania dan Adrian turun dengan satu koper besar milik mereka yang dibawakan oleh salah seorang maid yang sejak tadi mengekor dibelakang mereka. Mereka duduk di meja makan, dan meminta maid lainnya membangunkan Elle, David, serta Felix untuk sarapan bersama.

Setelah maid itu pergi sesuai dengan apa yang di perintahkan Fania, Adrian sibuk dengan kopi miliknya dan Fania sibuk dengan tehnya. "Biasanya Elle sudah bangun, dan Aillard sudah sibuk mengoceh disini. Tumben sekali," Ujar Adrian pada Fania setelah menyesap kopinya.

"Iya. Enggak biasanya Elle bangun terlambat," Ucap Fania membenarkan ucapan suaminya.

Mendengar derap langkah yang berasal dari arah tangga membuat Adrian dan Fania menoleh ke sumber suara, dahi keduanya mengerenyit ketika hanya mendapati David dan Felix dengan seorang maid yang mengekori mereka tanpa kehadiran Elle. "Tuan, Nyonya. Nona Elle tidak berada di kamarnya, bahkan pintu kamarnyapun terbuka," Ucap seorang maid yang sejak tadi mengekor di belakang David dan Felix.

"Bagaimana mungkin? Kamu sudah periksa di kamar mandi?" Tanya Fania.

Si maid terlihat menganggukkan kepalanya. "Sudah, Nyonya. Tuan Muda Aillard juga tidak ada disana," Jawab si maid.

Baru saja Adrian hendak membuka suara dan David berniat bangkit dari duduknya, seorang maid lainnya datang dari arah ruang keluarga dengan berjalan cukup cepat. "Maaf menyela Tuan, Nyonya. Nona Elle dan Tuan Muda Aillard berada di ruang keluarga, dan masih tertidur. Sepertinya semalam Tuan Muda demam, Saya mendapati ini di dekat bouncer Tuan Muda," Terang maid tersebut sambil menunjukkan botol obat penurun panas yang berada di tangannya.

Setelah mendengar penuturan dari maid itu, semua orang yang berada di meja makan segera bangkit dan berjalan menuju ruang keluarga. Sesampainya disana mereka mendapati Elle yang tengah tertidur dengan posisi duduk, serta jangan lupakan Aillard yang berada dalam pangkuan wanita itu.

Fania mendekat dan membelai puncak kepala Elle sambil menggumamkan kata guna membangunkan Elle, perlahan mereka dapat melihat mata Elle mulai terbuka. Sesaat setelah berhasil menguasai kesadarannya, Elle segera menyentuh dahi Aillard dan menghembuskan nafas leganya. Syukurlah demamnya udah turun batin Elle.

"Kenapa kamu tidur disini, Sweetheart?" Tanya Fania lembut sambil tersenyum.

"Semalam Aillard nangis dan demam, Ma. Aku akhirnya turun buat kasih obat, selesai minum obat gamau lepas anaknya. Terus ketiduran deh," Jelas Elle sambil tersenyum agar tidak membuat orang tua serta kakaknya khawatir.

Atensi mereka teralihkan pada suara Aillard yang memanggil Elle. "Good morning, pangeran Mommy," Sapa Aillard lalu membubuhkan kecupan di dahi anak itu.

"Daa .... iiii ...." Gumam bocah itu dengan menampilkan mata bulatnya pada sang mommy. Mendengar ucapan sang anak, Elle mengedarkan pandangannya dan mendapati Adrian yang membuang pandangnya ke arah lain.

"Aillard lapar? Oke, let's get a breakfast Darling," Alibi Elle sambil tersenyum menatap yang lain. Elle lalu bangkit dari duduknya dengan masih menggendong Aillard lalu berjalan ke arah ruang makan diikuti yang lainnya.

- - -

Siang ini akhirnya Elle kembali berkuliah dengan menitipkan Aillard pada David dan Felix yang kebetulan tidak pergi berkerja, dan akan menetap di mansion keluarganya hari ini. Elle keluar dari mobilnya dan berjalan memasuki fakultas menuju ruang kelasnya. Saat telah memasuki ruang kelas, Elle melihat Karla melambai dengan Dias dan Gael di sebelah gadis itu.

"Muka lo lusuh banget, El. Kaya korban kerja rodi," Ujar Dias saat Elle telah mendudukkan bokongnya.

Elle hanya merotasikan matanya, malas menanggapi ucapan Dias yang tak sepenuhnya salah. Akhirnya Elle, Dias, Karla, dan Gael membicarakan masalah proyek kegiatan amal mereka yang akan dilaksanakan akhir bulan nanti, hingga seorang dosen memasuki kelas mereka. Mata kuliah pun dimulai dan berlangsung selama hampir dua jam lamanya.

Setelah kelas usai, mereka memutuskan untuk pergi ke kantin karena masih ada satu mata kuliah lain di sore hari. Mereka memesan beberapa minum dan makanan ringan, lalu melanjutkan kembali bahasan tentang acara amal yang akan mereka lakukan akhir bulan nanti yang rencananya akan mendatangkan salah seorang aktivis terkenal.

Mereka bergegas menuju kelas yang dimana mata kuliah sore hari ini akan di laksanakan, mereka memasuki ruang kelas dan memilih duduk di kursi yang berada di tengah-tengah kelas. Hingga beberapa menit, bangku-bangku yang ada di ruang kelas itu mulai terisi dengan mahasiswa lainnya.

Seorang dosenpun memasukki ruang kelas dan mulai menyampaikan materi. Tak jauh berbeda dengan mata kuliah sebelumnya, proses pembelajaran pada mata kuliah ini juga berlangsung selama hampir dua jam lamanya. Hingga saat dosen sudah meninggalkan ruang kelas, Kevin selaku ketua kelas meminta teman-temannya untuk tidak beranjak meninggalkan kelas lebih dulu.

"Oke, Guys. Jadi tadi gue di panggil sama Dekan, dan diminta untuk sampein informasi ini ke kalian. Jadi mulai hari ini, Sir Allard udah enggak ngajar sebagai dosen kita lagi. Dan dekan minta tugas yang terakhir dikasih sama Sir Allard bisa dikumpul ke Mr Damian selaku dosen panggantinya," Ujar Kevin yang saat ini berada di depan kelas.

Mendengar informasi yang disampaikan Kevin, Elle tersenyum. Namun hati kecilnya mempertanyakan kemana laki-laki itu pergi, bahkan sudah tiga hari terhitung sampai hari ini ia hilang. Apa ini ada hubungannya sama demam Aillard? batin Elle. Elle menggeleng singkat, dan segera menepis pemikirannya.

- - -

TBC.
COMMENT AND VOTE SEBANYAK-BANYAKNYA FOR THE NEXT PART!!

Gennaíos Lámpsi (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang