HAPPY READING
Allard tengah menghabiskan waktu akhir pekannya dengan menonton film bersama dengan Ellena berdua saja, posisinya kini Allard tengah berbaring di sofa panjang dan menjadikan paha Elle sebagai bantalannya. Akhirnya bisa berduaan sama istri dengan damai dan tentram, thanks Mami Batin Allard.
Allard membawa tangan Elle yang sebelumnya tengah mengelus surainya untuk dikecup punggungnya berulang, hal itu tentu saja menyita atensi Elle yang sebelumnya tengah fokus menyaksikan film kini beralih menatap Allard.
"Kenapa si, Kak?" Tanya Elle yang melihat senyum di bibir Allard yang sejak tadi tak berhenti mengecup punggung tangannya itu.
"Saya bahagia sekali, El. Akhirnya hari ini bisa berduaan sama kamu tanpa di gangguin Abang Aillard dan Adik Abi," Jawab Allard sebelum mencuri satu kecupan dari bibir tipis Elle.
"Dasar, Ga inget umur," Cibir Elle seraya menepuk pelan bibir Allard yang sudah berhasil mencuri kecupan pada bibirnya.
"Saya masih muda loh, Sayang. Kalau Kamu mau, sekarang juga Saya siap mulai produksi Adik untuk Abi," Ucap Allard yang dihadiahi cubitan pada punggungnya oleh Elle.
"Enggak ya, Kak. Aku mau fokus urus Abang dan Adik, Aku gamau mereka sampai kekurangan kasih sayang," Ujar Elle dengan mata yang melotot menatap Allard.
Allard menganggukkan kepalanya. "Saya bercanda aja loh, Sayang. Saya juga enggak tega lihat Kamu kesakitan kaya kemarin-" Ucap Allard seraya bergidik membayangkan bagaimana ia hampir pingsan saat menemani Elle melahirkan Abi lima tahun lalu.
"-Tapi kalo buatnya aja, Saya sangat amat kuat. Bahkan Saya masih mampu membuat kamu kenikmatan hingga tak sadarkan diri," Lanjut Allard di sertai kekehan dan tatapan mesum yang mampu membuat Elle bergidik ngeri.
"Mesum banget sih," Ujar Elle dengan nada ketus yang dibuat buat sambil menjauhkan kepala Allard dari pahanya.
"Saya Cuma mesum ke Kamu aja, Sayang," Ujar Allard sambil bangkit dari posisi baringnya. Ayah dua anak itu mengangkat kaki sang istri sehingga kini Elle posisinya menjadi berbaring di sofa, setelahnya Allard bergerak untuk mengukung tubuh Elle yang berada di bawahnya.
"Gausah macem-macem ya, Kak," Peringat Elle yang kini merasa terancam dengan posisinya.
"Enggak macem-macem, Sayang. Cuma satu macem aja," Ujar Allard sesaat sebelum menyerang bibir Elle dengan lembut namun penuh nafsu.
"Enghh ...." Lenguh Elle saat tangan besar Allard mulai bergerak untuk masuk kedalam baju yang tengah ia kenakan.
Tangan besar milik Allard hendak membuka pengait bra yang Elle kenakan. "MOMMY!!" mendengar suara Aillard membuat Elle refleks untuk mendorong tubuh besar Allard hingga jatuh mengenaskan ke karpet berbulu yang tidak terlalu tebal.
"Daddy mau apain Mommynya, Abang? Kenapa Daddy mau makan Mommy?" Tanya Aillard beruntun dengan nada yang penuh amarah khas anak kecil.
"Makanya, Al. Kamu tuh jangan kaya orang susah, kaya gak punya kamar aja. Kok bisa-bisanya berbuat mesum di ruang tamu gini," Ketus Diana yang sudah berkacak pinggang melihat tingkah anak semata wayangnya itu.
Allard menatap malas ke arah Diana sambil mengusap bokongnya yang baru saja jatuh dengan mengenaskan. "Ini tuh, salah Mami. Harusnya kabarin kalau mau bawa anak-anak Allard pulang," Protesnya dengan nada tak terima.
Mendengar perkataan yang keluar dari mulut Allard membuat Diana berjalan mendekat ke tempat dimana Allard berdiri, sambil menggulung lengan tangan bajunya Diana langsung mencubit dengan kuat pinggang milik Allard.
"Apa kamu bilang? Mami enggak ngabarin? Liat ponsel kamu, Mami udah kirim pesan dari jam lima sore," Ujar Diana denga mata yang mendelik lebar.
Suara ribut yang di timbulkan Allard dan Diana mengusik tidur gadis kecil berusia dua tahun yang sejak tadi terlelap dalam gendongan asisten pribadi Diana. Rupanya gadis itu sudah memperhatika interaksi nenek dan ayahnya sejak tadi sambil mengumpulkan kesadarannya.
Tepat saat Diana melabuhkan cubitan padapinggang Allard, Abi menangis karena melihat wajah sang daddy yang nampak kesakitan. "D-da-addy," Panggil Abi pada Allard sambil menangis.
Melihat itu, Diana pun bergerak melepaskan cubitannya pada pinggang Allard. Setelahnya, sambil meringis kecil Allard berjalan mengambil alih tubuh Abi dari asisten pribadi mami nya. "Cup ... Cup .... Sayangnya, Daddy," Ujar Allard pelan sambil menimang Abi yang kini tengah menyandarkan kepala di dadanya.
Melihat interaksi antara Allard dan Abi membuat Aillard berjalan mendekati keduanya, dapat Elle dan Diana lihat tangan Aillard bergerak mencolek kaki mungil Abigail. Tepat setelahnya, Abigail pun melihat ke arah Aillard berada.
"Adik," Panggil Aillard dengan suara lembut.
"Tenapa, Ban Ai?" Tanya Abigail dengan suara khasnya.
"Tahu tidak, kenapa Nena mencubit Daddy?" Tanya Aillard yang dijawab gelengan kepala oleh Abigail yang masih berada di gendongan Allard.
"Tadi itu, Daddy mau makan Mommy. Seperti ini," Jelas aillard sambil mengangkat kedua tangannya sebatas dagu dan membuka mulutnya lebar lebar layanya bayi t-rex.
Melihat apa yang di peragakan sang kakak membuat mata bulat gadis kecil itu membola sempurna dengan tangan mungilnya yang ikut menutup mulutnya, seperti orang kaget. Gadis kecil itu kemudian menoleh ke arah sang nenek seakan menuntut validasi akan apa yang dikatakan sang kakak.
Melihat itu Diana pun menganggukkan kepalanya sambil menampilkan raut seolah tengah ketakutan. Drama Batin Allard sambil merotasikan matanya malas. Setelah itu Allard merasakan hantaman yang terasa cukup kuat menimpa wajahnya, disusul dengan rasa perih akibat gigitan yang kencang di dagunya.
"Daddy, atay," Seru gadis kecil yang merupakan Ellena versi sachet itu.
OKE GAIS JADI INI ADALAH EXTRA PART TERAKHIR DAN SEDIKITCUPLIKAN KISAH KELUARGA ALLARD DAN ELLE.
SEE YOU IN ANOTHER STORY!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Gennaíos Lámpsi (COMPLETED)
General Fiction[SEBAGIAN PART DI PRIVATE, FOLLOW UNTUK MEMBACA SEMUA PART DENGAN LENGKAP] 🔞🔞21+ 🔞🔞 ‼️Cerita ini mengandung unsur dewasa‼️ Ellena tengah menikmati jus mangga, mata wanita itu fokus pada layar ponsel yang menampilkan foto bayi laki-laki berusia s...