"Masuklah (y/n)"
"Apa kau tinggal sendiri Jeonghan-ssi?"
"Tentu saja"
Tidak, sepertinya apartemen ini terlalu luas untuk ditinggali seorang diri, mungkin harga sewawanya bisa 3 tahun gajiku!Jeonghan mempersilahkan aku untuk duduk di salah satu sofa di ruang tamunya. Apartment ini simple, tapi mewah. Dengan dominasi cat hitam, putih dan abu-abu di seluruh penjuruh apartmen.
Ternyata dia sangat kaya, hanya itu yang bisa kufikirkan sedari tadi. Bagaimana mungkin dia masih menggunakan kendaraan umum padahal dia sepertinya bisa saja membeli lamborghini dengan mudah.
"Sepertinya sudah aman." Jeonghan membubarkan lamunanku, dia menghampiriku dengan 2 gelas berisi air putih. Aku membeku, dia terlihat sangat tampan dengan jas yang sudah dilepas. Dia menggulung lengan kemejanya keatas. Sehingga menampakkan otot di tangannya.
"Kamsahamnida" aku mengambil gelas dari tangan Jeonghan pakai tangan kiri, tidak aku harus pakai tangan kanan, ahh.. fokuslah (y/n)!! Ya, Jeonghan terlalu tanpan sampai lagi-lagi membuatku salah tingkah. Jeonghan tertawa kecil melihat tingkahku. Ah malu.."(Y/n) gwenchana? Apa kau ingin minum yang lain?"
"Aniyo.. Gwenchanayo Jeonghan-ssi, ini sudah cukup"
"Tidak aku punya banyak minuman di kulkasku, kemarilah" jeonghan menarik tanganku dan mengajakku untuk pergi ke dapurnya, dapurnya bahkan lebih luas dari kamarku. Dia membuka kulkas dan membiarkanku memilih minuman yang aku mau.
Aku hanya mengambil cola yang menurutku aman untuk diminum saat ini."Apa kamu mau makan juga? aku sedikit bisa memasak."
"Aniyo.. aku tidak ingin merepotkanmu Jeonghan-ssi."
"Tidak apa-apa, aku hanya ingin menyambutmu dengan baik." Jeonghan mengambil aperonenya dia melihat-lihat isi kulkas kemudian Jeonghan mengambil beberapa bahan yang sekiranya bisa dia masak."Bolehkah aku membantumu? ya walaupun aku tidak pernah memasak.." jeongan tertawa kecil setelah mendengar apa yang aku bilang, kemudian dia mengambilkan aperone lain yang bisa aku pakai, bukan hanya mengambilkan tentu saja dia juga memakaikannya padaku, yang membuat jantungku tidak baik-baik saja.
Jeonghan sepertinya sudah selesai menyiapkan semua bahan yang dia butuhkan.
"Aku akan membuat olahan dari daging ayam apa kau suka?" Aku memberikan anggukan atas pertanyaan Jeonghan, lalu Jeonghan tersenyum padaku.
"Kalau begitu tolong bantu aku memotong ayamnya ya, akan ku contohkan." Jeonghan memotong ayam membentuk kotak-kotak.
"Seperti ini, bisa kan?" Aku menganggukkan kepalaku, kemudian Jeonghan tersenyum dan memberikan pisaunya kepadaku. Lalu aku mencoba memotong ayam seperti yang Jeonghan arahkan. Tapi tentu saja tidak semudah yang di ajarkan Jeonghan. Aku memotong ayamnya dengan ukuran bermacam-macam, tapi masih kotak.
KAMU SEDANG MEMBACA
imagine with Seventeen by Chan
Fiksi RemajaImagine antara kamu dan personil seventeen Hope u like it!