Malam ini kereta penuh sesak, semua orang sedang dalam perjalanan pulang kerumah masing-masing setelah bekerja seharian. Begitupun aku, sialnya malam ini aku harus berdiri karena kereta yg penuh, dan yg lebih sialnya aku sedang menggunakan rok yang "agak" pendek dan jujur aku pengen duduk aja. Di depanku ada seorang pria yg sedang duduk dan memainkan hpnya. Tidakkah dia melihat ada seorang wanita yg berdiri disini? Didepannya? Masa dia gamau ngalah? Mana orang dibelakangku nih gaenak banget tatapannya ke rokku.
"Ehmmm"
Aku berdehem berharap orang di depanku ini mau noleh dan mengalah, tapi mustahil dia ga gubris sama sekali :)Perasaanku bener-bener gaenak, aku merasa orang dibelakangku menaruh tangannya di dekat pahaku bagian belakang. Sialan kenapa aku harus pake rok hari ini. Aku berusaha untuk nutup rokku pakai tangan. Aku sudah berencana teriak kalau sampai dia memegang pahaku sedikit saja.
Dan benar saja orang ini sudah berani mengelus pahaku, aku cuma bisa nunduk, rasanya pengen nangis, kenapa aku sangat sial hari ini. Aku gabisa gini terus aku harus teriak.
"Chogii.."
"Chagiya.."Orang di depanku berdiri dan menarik tanganku. Dia bilang apa barusan? Chagiya?
"Maaf ya aku membuatmu berdiri lama, aku lelah sekali, sekarang kamu boleh duduk"
Orang ini mempersilahkan aku duduk di kursinya, dia tersenyum. Setelah aku duduk dia mengelus rambutku, dan membisikanku suatu hal.
"Maaf telat menolongmu, kamu baik-baik aja kan?"
Aku hanya menjawab anggukan dan bisikan terimakasih. Lelaki ini kemudian berdiri di depanku dan menghadapku. Dia bahkan memberikan jasnya untuk menutup bagian kakiku yang terbuka.
Dia berpura-pura menjadi kekasihku agar aku tidak diganggu oleh orang itu, padahal aku sudah berniat untuk berteriak, tapi dia menolongku.
*****
"Terimakasih telah menolongku" aku membungkuk sebagai tanda terimakasih.
"Anni-yo, gwenchana.." jawabnya tersenyum.
"Mm apa mungkin aku boleh mentraktirmu kopi sebagai tanda terimakasih?"
"Jinjja gwenchana, aku melihatmu tidak nyaman, aku yg seharusnya minta maaf karena tidak memberikanmu tempat dudukku." Jawabnya dengan senyum awkward di wajahnya.
"Tidak.. aku harus mentraktirmu kopi hari ini." Jawabku sambil melihat sekitar stasiun apakah ada caffe yang masih buka.
"Aku sangat berterimakasih, tapi tidak aku akan pulang saja. Semoga kita bertemu lagi ya."
Lelaki itu kemudia berlari kecil meninggalkanku, aku hanya bisa mengucapkan terimakasih sampai dia tidak terlihat lagi.
*****
"Annyeong.."
Aku sedang melamun sambil menunggu kereta, tiba-tiba ada orang yang menyapaku. Orang itu adalah lelaki yang membantuku 2 hari yang lalu."Ah.. annyeonghaseo"
"Kita ketemu lagi ya hari ini?"
Aku hanya menjawab dengan anggukan dan senyuman. Hari ini dia terlihat begitu tampan dengan jas hitamnya."Apa kamu sedang berangkat kerja?"
"Iya aku bekerja di salah satu restoran itaewon."
"Kau pulang malam hari ini? Jam berapa?"
"Mungkin jam 10, ada apa? Apa kamu akan menjemputku di depan stasiun?" Jawabku ingin menggodanya.
"Bukan seperti itu, aku hanya khawatir dengan orang yg mengganggumu lusa."
"Aku sudah tidak melihatnya lagi, semoga saja dia sudah pergi." Jawabku tersenyum. Setelah itu kereta datang dan kita duduk bersebelahan. Selama diperjalanan aku memutuskan untuk berkenalan dengannya.
Lelaki itu bernama Yoon Jeonghan, dia bekerja di salah satu perusahaan properti terbesar di Itaewon. Tempat kerjanya cukup dekat dengan tempat kerjaku. Dan setelah sampai kita berpisah di depan stasiun.
*****
Hari ini restoran sangat ramai, mungkin karena weekend, aku sudah tidak sanggup berdiri rasanya tapi aku harus pulang segera karena aku takut byontae itu akan datang lagi. Jam sudah menunjukkan jam 10.30 PM. Aku bergegas pergi ke stasiun sebelum kereta terakhir pergi.Setibanya di depan stasiun aku melihat seorang lelaki dengan postur tubuh yang tidak asing, tapi aku hanya menghiraukan sampai akhirnya ada yang memanggilku.
"(Y/N)!!!"
Aku menoleh sekitar, ternyata benar saja lelaki tadi menghampiriku dengan membawa 2 cup coffe ditangannya. Pria itu adalah Yoon Jeonghan.
"Jeonghan-ssi wae.. yeogii isso?" Tanyaku dengan bodohnya kepada Jeonghan, jujur aku salting karena dia tampan sekali><
"Pulang kerumah." Jawabnya sambil memberikan satu cup coffe yang ada di tanganya. "Minumlah, masih hangat."
Aku hanya menjawab dengan senyuman akward dan muka sok polos."Aku menunggumu dari jam 10." Dia membuka pembicaraan karena aku hanya terdiam dan meminum coffe yang dia beri.
"Eh? Kamu menungguku Jeonghan-ssi?" Dia hanya menjawab dengan anggukan.
"Heol!" Dia tiba2 menarik tanganku dan mengaitkan jarinya. Aku terkejut dan berusaha melepaskan tanganya.
"Jamkanman.. orang yang mengganggumu lusa, ada disini dan dia memperhatikanmu." Aku merasa sesak seketika, orang itu mengikutiku?"Keretanya sudah datang, kamu harus tetap bersamaku."Jeonghan menarik tanganku, dia mempersilahkanku duduk dan dia berdiri di depanku. Aku terus menunduk enggan untuk menoleh sekitar kereta.
"Apa dia masih disini?" Aku menarik pelan jas Jeonghan, tanganku berkeringat.
"Iya, dia berada di gerbong yang sama dengan kita." Aku terdiam beberapa saat, Jeonghan menarik tanganku jari jarinya kemudian menggenggam tanganku."Gwenchana.. aku ada disini." Jeonghan berusaha menenangkanku. Aku merasa diperhatikan oleh seseorang, tentu bukan Jeonghan, tapi byontae itu.
"Bolehkah aku mengantarmu? Aku takut dia akan mengikutimu sampai kerumahmu."
"Eh...? Apa tidak merepotkanmu?"
"Gwenchana, aku hanya tidak ingin kamu kenapa-kenapa."
"Anni.. jinjja gwenchana, rumahku dekat dengan stasiun."
"Tetap akan aku antar."*****
Hal yang baru pertama kali aku rasakan dalam hidupku, aku ketakutan, tapi aku bahagia. Takut? Karena ada byontae yang mengejarku akhir-akhir ini. Bahagia? Karena Jeonghan yang sedaritadi masih menggenggam tanganku, dan bersenandung pelan seakan semua akan baik-baik saja. Dia sesekali melihatku dan tersenyum. Aku tidak pernah tau kalau langit malam bisa seindah ini."Apakah dia masih mengikuti kita?"
"Aku rasa iya.."Ini bukan jalan menuju rumahku, ntah kemana aku akan dibawa oleh Jeonghan. Yang aku tau aku hanya merasa aman bersamanya. Aneh kan? Padahal kita baru saling mengenal.
"Kemana kau akan membawaku Jeonghan-ssi?"
"Kerumahku mungkin?"
"Eh???!"
"Aku juga bingung" Jeonghan tertawa pelan "kalau kita pulang kerumahmu, dia akan tau rumahmu." Lanjutnya.
Aku hanya terdiam, betul juga yang di katakan Jeonghan, sangat-sangat bahaya apabila byontae itu tau dimana rumahku."Baiklah, kita kerumahmu saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
imagine with Seventeen by Chan
Roman pour AdolescentsImagine antara kamu dan personil seventeen Hope u like it!