"(Y/n) Halmeoni ingin bicara sama kamu" Eomma memanggilku saat aku sedang berbincang dengan ayah dan Joshua oppa. Ya kami membahas pertunangan ku yang 2 bulan lagi akan dilaksanakan.
Nenekku saat ini sedang opname di rumah sakit Seoul, umurnya yang sudah tidak muda lagi membuatnya sering opname di rumah sakit.
"Ndee omma, oppa, baiknya kita beri tahu nenek tentang pertunangan kita." Aku menggenggam tangan joshua oppa, ya nampaknya ini akan menjadi berita baik untuk Halmeoni.
"Baiklah, permisi sebentar appa." Joshua oppa tersenyum hangat kepada appa dan dibalas anggukan serta senyuman oleh appaku.
Akupun memasuki ruangan nenek, terlihat nenek tersenyum saat melihatku tapi mendadak sedih saat melihat joshua oppa.
"(Y/n) disini Halmoeni" Aku mulai khawatir dengan nenekku, ku genggam tanganya lalu ku usap pelan tangannya, ia tersenyum sangat hangat.
Nenek menggenggam tangan Joshua oppa lalu menatap kami berdua bergantian.
"Maafkan Halmeoni (y/n) sayang, tapi Halmeoni harus merusak kebahagiaan mu." Dia mengusap jari tanganku lalu meneteskan air mata nya.
"Tadi Harabeojimu menemui Halmeoni, dan dia mengingatkan ku tentang janji perjodohanmu dengan keluarga Jeon."
Aku menggenggam erat tangan Joshua oppa, bagaimana mungkin aku dijodohkan? Sedangkan calon tunangan ku ada disampingku? Menggenggam erat tanganku?
Joshua oppa mengusap punggung tanganku dengan jarinya, aku meneteskan air mata, lalu menatapnya, dia tersenyum menatapku lalu tersenyum menatap Halmeoni.
"Joshua ssi, maafkan Halmeoni, janji tetaplah janji. Walau Halmeoni tau kalian akan segera bertunangan." Halmeoni menatap Joshua oppa, beliau menangis menggenggam tangan Joshua oppa.
"Maafkan aku harus merusak pertunangan kalian." Halmeoni menangis terisak, aku pun begitu.
"Sudah Halmeoni, saya tidak apa" Joshua oppa melepaskan genggaman tanganku lalu menggenggam tangan Halmeoni dengan kedua tangannya.
"Sebelum terlambat, maka janji itu hanya akan menjadi hutang. Saya ikhlas kalau (y/n) memang bukan jodoh saya." Dia tersenyum mesti berkaca-kaca.
"Mungkin saya bukan yang terbaik untuk (y/n)." Dia tersenyum menatapku. Sangat jago dalam acting Hong Joshua.
"(Y/n) maafkan Halmeoni." Aku menggeleng lalu menggenggam tangannya, menghentikan tangisanku.
"Aku tidak apa Halmeoni, seperti yang dikatakan oppa, aku pun akan baik-baik saja." Jawabku meyakinkannya.
Beliau terus saja meminta maaf, Halmeoni sangat menyukai Joshua, bahkan mereka sangat akrab, tak heran jika Halmeoni sangat merasa bersalah.
Setelah Halmeoni tenang, Joshua oppa mengantarkan ku pulang. Kita berpamitan setelah menceritakan apa yang terjadi pada appa dan eomma ku, tidak kalah dengan Halmeoni, appa dan eomma hanya bisa meminta maaf pada Joshua oppa.
Kini mataku sudah bengkak, sekuatku menahan air mata ku untuk jatuh. Dan didalam mobilnya pun kini hanya ada sunyi.
"(Y/n), genchana?" Joshua oppa menatapku, menggenggam tanganku yang sedari tadi tak bergerak dari pangkuanku.
Aku benar-benar tidak bisa berkata apa-apa. Menatapnya saja membuatku ingin menangis terus. Dia meminggirkan mobilnya lalu memelukku erat. Dan aku menangis sejadi-jadinya di pelukannya.
"Maafkan aku oppa, maafkan aku."
Aku mungkin saja bisa menolak perjodohan gila ini, kalau orang tuaku yang memintanya. Tapi ini permintaan Halmeoni, orang yang merawatku sampai aku sebesar ini disaat orang tuaku sibuk bekerja di Jepang.
KAMU SEDANG MEMBACA
imagine with Seventeen by Chan
Teen FictionImagine antara kamu dan personil seventeen Hope u like it!