5. Kwon Soonyoung (Your lie)

352 21 1
                                    

Jam berapa sekarang? 10.10 ehehehehe..

Udah 20 menit aku diam sendiri di kafe ini, lebih tepatnya ditemani oleh cappucino ice yang tinggal setengah dan game tebak kata ini.

"Yah salah lagi, lalu apa jawabannya?"

Aku masih menunggu seorang pria dengan senyuman yang paling lucu, pipi tembem dan mata yang sipit. Mood maker ku 7 tahun ini.

"(Y/n)! " Akupun menoleh ke sumber suara.
"Eh.. Oppa!"
"Mian, aku lama ya? Aku baru dapat istirahat." Dia menggulung lengan kemejanya dan membenarkan dasinya.
"Anni, aku baru sampai hehe.. " Jawabku berbohong, aku tau dia tidak suka membuatku menunggu.
"Ah syukurlah kalau begitu, ah aku mau pesan minum dulu, "
"Aku saja oppa, duduklah disini. Makan juga?"
"Tidak usah aku hanya ingin espresso hangat, donat boleh deh."
"Okaay."

Akupun memesankan nya espresso dan 2 buah tiramisu donut.

"Ini oppa" Aku memberikan pesanannya.
"Ah, kau memang yang terbaik. Pasti suami mu akan bahagia punya istri seperti mu." Blush. Mungkin saja pipimu sudah memerah sekarang.

"Bisa saja kau oppa." Jawabku lalu kembali duduk disampingnya. "Jadi, ada apa?" Iya dia memintaku bertemu hari ini, katanya ingin meminta bantuanku.

"Emm begini.. " Dia terlihat gugup? Apa dia akan menyatakan perasaannya? Gr sekali diriku:(

"Ehmm.. " Aku masih saja memperhatikannya. Selama 7 tahun ini aku mengenalnya dia tidak pernah begini.

" Aku.. Aku.. Aku ingin menyatakan cinta, tidak aku akan melamar seseorang." Deg. Hampir saja jantungku copot, dia mau melamar seseorang? Siapa? Jadi dia dekat dengan orang lain selama ini?

"Bisakah kau membantuku, menyiapkan surprise nya?" Dia memegang tanganku lembut, ini terlalu sakit. Hampir saja air mataku jatuh tapi aku menahannya. Aku harus menahannya.

"Eh? Aku? Kenapa? " Jawabku berusaha tersenyum.

"Aku tak punya teman cewe selain dirimu, tolong aku (y/n) aa. Lagian selera kalian itu hampir sama." Jawabnya kini menatapku.

"Ah baiklah, kapan kau akan melamarnya?" Aku tak ingin menanyakan siapa dia, kalau aku tau aku akan lebih sakit.

"Hem 2 minggu lagi." Wah terlalu cepat.

"Okay, akan ku bantu." Dia tersenyum sangat girang, memelukku, lalu mengacak rambutku pelan. Ah sudah cukup oppa, ini menyakitkan.

"Terimakasih."

Lalu kami mulai membahas apa-apa saja yang akan disiapkan. Selain itu membahas perkerjaan masing-masing. Mungkin ini terakhir kalinya aku mengobrol sedekat ini dengannya.

*****

"Yuhu (y/n)!!" Akupun langsung menoleh ke sumber suara.
"Eh oppa, tumben?"
"Iya aku meminta bantuan wonwoo juga."
"Aa, arasseo. Aku masuk kamar dulu oppa."
"Nde (y/n). "

Aku pun memasuki kamarku. Soonyoung oppa aka Hoshi adalah sahabat kakak ku, jeon wonwoo.

Akupun kenal oppa karena dia dulu sewaktu SMA sering sekali kesini untuk bermain dan belajar bersama wonwoo oppa, appa dan eomma pun sudah menganggap Sooyoung oppa seperti anak sendiri.

Dan aku mulai menyukainya 1 tahun setelah aku kenal denganya, dia sering menjemputku saat kak wonwoo tidak bisa menjemputku, atau mengajakku jalan-jalan kalau aku lagi badmood.

Dia satu-satunya orang yang paham dan mengerti aku setelah keluargaku. Walau dia begitu bawel dan cerewet tapi aku sangat menyukainya, caranya menghiburku, tidak ada orang yang bisa membuatku tersenyum secepat dia.

imagine with Seventeen by ChanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang