cahaya matahari mengusik si tampan yang tadinya masih tertidur lelap, mata tajamnya perlahan terbuka dan sedikit menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retinanya.
jam masih menunjukkan pukul tujuh pagi, ada niat ingin kembali melanjutkan tidurnya namun harus urung ketika menyadari kekosongan di sampingnya.
bagian yang kosong itu terasa dingin, menandakan sang empu sudah cukup lama meninggalkan kapuk yang beralaskan kain itu.
haruto sontak saja bangun dan memakai kimono, berjalan tergesa-gesa keluar dari kamarnya dan mencoba mencari keberadaan belahan jiwanya. berharap dia akan mendapatkan si manis sedang memasak atau setidaknya menonton tv.
tapi sayangnya apartemen mewah itu kosong, tidak ada siapa-siapa selain sang pemilik tempat itu yang sekarang kelimpungan bingung harus berbuat apa.
di tengah kebingungannya haruto memilih untuk mengambil segelas air untuk bisa menenangkan pikirannya, namun sepiring roti bakar dengan selai coklat benar-benar menyita perhatiannya. bukan, bukan roti bakarnya, tapi sepucuk kertas yang ada tepat di samping piring itu.
dengan cepat haruto membaca deretan kata yang tertulis di sana.
mata tajamnya membola, rahangnya mengeras, jantungnya berpacu dengan cepat saat membaca apa yang tertulis di sana.
"tidak! tidak mungkin!"
"sialan! apa yang ada dipikiran bodohnya?!"
"persetan, aku akan segera menemuimu!"
sempat ingin merobek kertas yang membuat dirinya harus mengeluarkan umpatan kasar dipagi hari, tapi hal itu dia urungkan mengingat yang menulis surat menjengkelkan itu adalah belahan jiwanya.
baru saja ingin melesat masuk dan berganti baju yang lebih layak, suara deringan telepon membuat dirinya mengalihkan atensinya ke benda pipih itu.
"yoshi hyung?"
tanpa menunggu lama, haruto langsung menjawab panggilan dari teman sesama traineenya itu. tidak lupa menyalakan speaker supaya dia tetap bisa melanjutkan acara ganti bajunya.
"yak! watanabe haruto! kau dimana, hah? kenapa baru mengangkat panggilanku?"
"aku di apartemen, dan aku baru bangun. maaf"
"kau ini gila atau apa, sih? kemarin sore kau berjanji untuk sudah ada di agensi pada pukul enam pagi, sekarang sudah hampir jam delapan! kau ini ingin kita semua batal debut ya?!"
haruto melirik jam tangan yang sudah melingkar apik dilengannya, dan umpatan-umpatan itu bisa saja kembali dia lontarkan kalau sosok di sebrang sana tidak kembali membuka suaranya.
"aku tidak mau tau, dalam waktu sepuluh menit kau harus sudah tiba di agensi. kita semua sudah menunda selama satu jam hanya untuk menunggu dirimu, bodoh"
"argh! sial!" umpat haruto saat panggilan itu diputus secara sepihak.
sekarang haruto harus mengganti tujuan awalnya, karena masa depannya yang sebentar lagi akan terwujud bisa terancam akibat kecerobohannya sendiri.
haruto sungguh lupa kalau hari ini dirinya memiliki jadwal untuk mendiskusikan kontrak kerja bersama para staff di agensi bersama anggota yang juga akan debut dengannya nanti.
tubuh tinggi itu dengan cepat menyambar jaket kulitnya, meninggalkan apartemen mewahnya dan segera mencari taxi supaya bisa cepat tiba di agensi.
setelah berhasil mendapatkan taxi, haruto kembali menatap kosong surat yang ditemukannya tadi. berulang kali dia membaca semua yang tertulis di dalamnya, dan berulang kali juga dia membuang nafasnya dengan gusar.
untuk: watanabe haruto
hai! selamat pagi?
bagaimana semalam tidurnya? sepertinya nyenyak sekali sampai aku pergi pun kamu tidak bangun sama sekali, hehehehe.haru, aku menyangimu. aku tidak bercanda akan hal itu, kamu harus percaya padaku. tapi aku juga harus meminta maaf padamu karena mungkin setelah ini kita tidak akan bisa bertemu seperti apa yang kamu bilang di balkon malam tadi.
aku akan pindah jauh dari korea setelah ini, aku ikut dengan kakakku ke negara asal suaminya. semuanya sudah aku pikirkan dengan matang, aku tidak akan memberi tau kemana aku akan pindah karena aku punya alasan untuk itu dan aku harap kamu bisa mengerti keputusanku.
berjanjilah padaku kalau setelah ini kamu akan debut dengan sukses dan memiliki banyak penggemar, oke? aku akan selalu mendukungmu, aku penggemarmu nomor satu!
maaf kalau aku harus menyampaikan semua ini hanya melalui surat yang aku tulis dengan buru-buru seperti ini. kamu boleh kecewa atau marah, tapi aku janji, jika nanti kita dipertemukan kembali, aku akan menjelaskan semuanya padamu tanpa terkecuali.
hidup dengan baik ya, haru.
sampai bertemu lagi.
oh iya, jangan lupa dimakan rotinya!
aku (sudah) mencintaimu.
salam sayang,
kim junkyu <3"junkyu... tunggu aku, sayang"
to be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
selcouth; harukyu
Fanfictionmereka terpisah, tapi mereka sudah terikat. bxb! harsh words! mpreg! - chokolotus, 2023.