hope

1.1K 164 2
                                    

"ayo fokus dong! astaga haruto,"

haruto menghela nafasnya lalu mengacak-acak rambutnya yang mulai memanjang secara kasar, merebahkan tubuh letihnya di lantai ruangan yang dikelilingi dengan kaca.

sudah dua minggu sejak kejadian malam itu, dan haruto belum bisa mencari junkyu untuk menahan si manis untuk tidak pergi. tapi sekali lagi, sudah dua minggu berlalu, haruto tidak yakin belahan jiwanya itu masih ada di korea atau tidak.

tanggal debutnya sudah di depan mata, sebagian orang juga sudah mulai membicarakan tentang boy group mereka yang memang sangat dinantikan. hanya tersisa satu minggu, lalu maka secara resmi haruto sudah menjadi seorang idol seperti mimpinya dulu.

tentu saja kegiatan dan persiapan menjelang tanggal debut membuat haruto tidak bisa izin kemana-mana lagi, ditambah sebelumnya haruto sudah banyak izin untuk sebuah alasan yang memang harus segera dilaksanakan.

"hah... baiklah, kita istirahat dulu lima belas menit" ucap jihoon yang memang dipercayai untuk menjadi leader digroup mereka.

yoshi yang melihat haruto hanya terduduk dan menunduk disudut ruangan akhirnya berjalan pelan menghampiri sambil membawa dua botol air mineral.

"minum dulu, kau terlihat seperti sudah tidak punya semangat hidup sama sekali" ucap yoshi memberi botol air mineral yang dia bawa.

haruto menerimanya lalu segera meminum air itu hingga tandas. jujur, rasanya dia sangat lelah dan sangat tidak bersemangat untuk latihan. tubuh serta hatinya sedang tidak bisa diajak untuk bekerja sama.

"kau benar-benar tidak memiliki fotonya? mungkin saja aku mengenalnya," kali ini doyoung yang ikut menimbrung diikuti dengan member lainnya.

kelima member lainnya memang sudah tau masalah yang menimpa haruto, sebenarnya mereka sangat amat ingin membantu si tampan, tapi situasi sekarang ini benar-benar tidak memungkinkan.

"atau ciri-cirinya mungkin? aku bisa meminta tolong kepada yedam hyung, dia masih berkuliah juga" lanjut doyoung lagi, mengingat pasangannya yang memang seorang mahasiswa.

"dia manis,"

plak!

jeongwoo memukul lengan haruto cukup keras yang membuat sang empu meringis, jeongwoo dan tenaga dalamnya itu bukan main-main sakitnya.

"sakit bodoh!" umpat haruto sambil menendang teman yang lebih muda beberapa bulan darinya itu sampai tersungkur.

yang ditendang hanya tertawa, "ya lagian kalau cuma manis, aku juga manis!"

ucapan penuh percaya diri dari jeongwoo membuat kelima pria lain yang ada di sana berekspresi seperti ingin muntah.

"sebutkan ciri-ciri yang lebih signifikan," kali ini jaehyuk yang sedari tadi hanya diam mulai ikut berbicara.

haruto menghela nafasnya yang entah sudah keberapa kalinya hari ini, mencoba mengingat wajah manis junkyu yang sebenarnya sudah sangat lekat diingatan.

"dia memiliki rambut berwarna coklat seperti madu, kedua matanya cantik seperti ada ribuan galaksi di dalamnya, senyumnya lebih indah dari pada bunga sakura, tubuhnya kecil dan tingginya tidak berbeda jauh dari hyunsuk hyung tapi sangat pas untuk aku peluk" ucap haruto dengan sudut bibirnya sedikit terangkat mengingat betapa manisnya sosok belahan jiwanya yang sekarang entah ada dimana.

"yak! kau ini sedang menyebutkan ciri-cirinya atau memujanya, sih?" ucap jeongwoo kesal, padahal dia sudah menyimak dengan serius.

"keduanya," jawab haruto enteng.

baru saja jeongwoo ingin membalas ucapan haruto, namun harus ditelan mati-matian karena tatapan membunuh dari sang ketua. oke, jeongwoo memilih diam karena dia masih mau mendapat jatah makan malam hari ini.

selcouth; harukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang