coming along

1.2K 175 0
                                    

"hyung, aku ikut pindah ke brisbane"

si manis– junkyu duduk dihadapan kakaknya yang sedang sibuk menyuapi anaknya yang masih berusia 3 tahun.

kim seungmin, kakak kandung junkyu menatap sang adik yang tiba-tiba saja melontarkan kalimat yang membuatnya hampir menjatuhkan sendok yang ada ditangannya.

"kamu ini kenapa? satu bulan yang lalu menolak mentah-mentah waktu diajak pindah, sekarang kok tiba-tiba berubah pikiran? skripsimu gimana?" tanya seungmin sambil lanjut menyuapi anaknya.

"skripsiku sudah di accept sama dosen pembimbing, hanya tinggal menunggu jadwal buat sidang. nanti aku ambil yang online," jawab junkyu.

memang benar skripsinya sudah rampung, ingat waktu junkyu terlambat lima belas menit untuk bertemu haruto karena dosen pembimbingnya tiba-tiba saja meminta pertemuan mendadak?

saat itu dosen pembimbingnya berkata kalau skripsi miliknya sudah diterima dan akan segera dihubungi untuk jadwal sidang kelulusannya, hal itu sontak saja membuat bahu junkyu terasa lebih ringan.

setidaknya beban hidupnya berkurang satu.

"lalu alasan lainnya?"

junkyu menatap kakaknya bingung, alasan lain apa?

"aku mengenalmu luar dan dalam, aku sudah ada bersamamu sejak kamu masih diperut mama. jadi kamu tidak bisa berbohong kepada kakakmu ini, kim junkyu" lanjut seungmin yang membuat junkyu menelan air liurnya gugup.

seungmin itu cerdas, terlahir sebagai anak pertama membuatnya tumbuh menjadi sosok yang harus siap siaga dan bisa membaca situasi apapun karena dia yang bertanggung jawab atas adiknya setelah kedua orang tua mereka meninggal saat seungmin masih berusia sepuluh tahun dan junkyu berusia enam tahun. ditambah lagi sosok manis dengan mulut sedikit pedas ini adalah lulusan psikologi terbaik, junkyu semakin sulit berbohong pada sang kakak.

"jadi apa alasan lainnya?"

"t-tidak ada," jawab junkyu seraya mengutuk dirinya sendiri yang berbicara sedikit terbata yang membuat kakaknya itu tersenyum remeh.

"sudah aku katakan berulang kali, kamu tidak bisa berbohong kepadaku, adik kecil"

akhirnya junkyu mengalah, memilih menceritakan semuanya kepada seungmin yang sudah memasang kuping untuk mendengarkan cerita adiknya.

tidak ada yang junkyu lewatkan. dari insiden dirinya tertabrak oleh haruto sampai dirinya menulis surat untuk haruto, semuanya junkyu ceritakan. dan sekarang hanya tinggal menunggu respon dari seungmin yang sedari tadi hanya diam, sama sekali tidak memotong cerita junkyu.

"hyung, kenapa diam saja?"

seungmin menghela nafasnya.

"nanti malam temui aku di ruanganku, kita lakukan terapi untukmu seperti biasanya" ucap seungmin.

junkyu menggeleng, "tidak mau! aku sudah tidak apa-apa, hyung. kenapa harus terapi lagi?"

"tidak apa-apa kepalamu segitiga?! aku total paham kenapa kamu memilih untuk ikut pindah denganku dari pada hidup bersama pasanganmu,"

mendengar itu membuat junkyu menunduk lesu, kakaknya benar, mungkin dirinya masih butuh terapi seperti apa yang sempat rutin dilakukannya tiga tahun yang lalu dengan bantuan kakaknya.

"apa pasanganmu tau alasan kamu memilih untuk ikut denganku?" kali ini seungmin bertanya dengan nada yang lembut.

junkyu menggeleng lagi, "aku belum berani untuk cerita kepadanya, hyung. itu membuatku kembali mengingat semuanya lagi"

seungmin mengangguk paham, menceritakan trauma yang belum sepenuhnya sembuh itu sama saja seperti kau membuka perban dari luka yang belum kering, hanya mengundang infeksi yang semakin membuat luka itu meradang.

rangkulan dibahunya membuat junkyu kembali mendongakkan kepalanya, matanya menatap seungmin yang tersenyum teduh kepadanya.

"sudah jangan diingat-ingat lagi, nanti malah jadi kemana-mana pikiran kamu. hyung sama sekali tidak bisa ngelarang kamu, kamu sudah dewasa dan pastinya kamu akan menanggung konsekuensi dari keputusan yang kamu ambil, kan? tugas hyung sekarang hanya memastikan kamu hidup dengan aman dan bahagia"

"hyung, terima kasih" ucap junkyu sedikit sendu.

seungmin sudah melakukan banyak hal untuknya, junkyu tau kakaknya itu sudah menanggung beban berat sejak kecil namun harus menjadi kuat supaya bisa menjadi sosok kakak yang bisa diandalkan untuknya.

junkyu bersyukur sekali karena seungmin memiliki pasangan yang sangat teramat baik dan bertanggung jawab. namanya christoper atau lebih akrab dengan panggilan christ atau chan– nama koreanya, pria berdarah australia yang sudah resmi menjadi suami seungmin sejak empat tahun yang lalu. dan junkyu sudah menganggap dan menyayangi christ seperti kakaknya sendiri.

"eyy, kenapa menangis? kamu ini cengeng sekali, tidak malu dilihat jaeyun?" seungmin meledek sang adik saat dirasanya bahunya sedikit basah.

"hiks.. hyung, maaf aku selalu merepotkanmu"

seungmin menggeleng-gelengkan kepalanya, "kok jadi ngelantur banget sih kamu. kamu itu tanggung jawab hyung, jadi jangan pernah berterima kasih untuk hal itu"

"udah deh, hyung titip jaeyun sebentar ya. mau cuci piring di dapur. kamu mau makan siang apa?"

"ayam goreng!" seru junkyu dengan semangat.

dengan itu seungmin mengangguk lalu berjalan menuju dapur dan meninggalkan junkyu di ruang tamu bersama si balita menggemaskan, dan menatap punggung sempit seungmin yang menjauh membuat junkyu kembali bersedih.

betapa junkyu menyayangi kakaknya itu.

"selama masih ada seungmin hyung, aku pasti kuat. tidak perlu ada haruto sebelum aku sembuh. untuk saat ini aku cuma butuh seungmin hyung. iya, hanya seungmin hyung"

"haruto, tunggu aku ya?"

to be continue

selcouth; harukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang