haruto baru saja tiba di dormnya sekitar pukul sebelas malam, lampu semua sudah dimatikan dan hanya ada cahaya remang dari ruang tamu.
pasti masih ada yang bermain game, pikirnya.
dan benar saja dilihatnya masih ada jaehyuk yang sedang fokus bermain playstation, tanpa menghiraukan haruto yang sudah mengambil tempat di sampingnya.
"hyung, dimana yang lain? aku membawa pizza," haruto meletakkan dua kotak berisikan pizza di atas meja yang sudah berserakkan sampah bungkus makanan.
"jihoon hyung dan yoshi hyung masih di agensi, doyoung sepertinya sudah tidur sejak tadi sore, jeongwoo sedang pulang ke rumahnya" ucap jaehyuk dan membuka satu kotak pizza yang ada di depannya.
"kau habis dari mana saja?" kali ini jaehyuk yang bertanya, karena sejak siang tadi haruto sudah tidak terlihat ada di dorm.
"hanya pergi menemani yuna ke cafe yang baru buka di dekat agensinya, lalu pergi menonton dan makan malam" jawab haruto singkat.
jaehyuk kali ini memilih untuk menjeda gamenya dan beralih menatap haruto, "kau sungguh tidak memiliki hubungan dengan perempuan itu, kan?"
"tentu saja tidak, aku dan hanya berteman baik"
"tapi kalian sudah seperti memiliki hubungan lebih dari sekedar teman, kau tau sendiri sudah berapa kali para penguntit di luar sana mendapatimu sedang pergi berdua dengannya. dan itu semakin membuat mereka berasumsi, walaupun agensi kita dan agensi yuna sama-sama sudah membantah rumor kalian, tetapi tetap saja tidak ada gunanya kalau kalian berdua masih sering terlihat bersama seperti sepasang kekasih. sama saja seperti menabur gula di tengah ratusan semut, ruto-ya" ucap jaehyuk panjang lebar.
mendengar itu membuat haruto bungkam, bingung harus membalas ucapan yang lebih tua atau tidak.
"sebenarnya... sebenarnya yuna sempat menyatakan perasaannya kepadaku, dia bilang kalau menyukaiku sejak kita masih tampil di survival show" haruto berkata dengan suara yang cukup pelan.
jaehyuk tentu saja terkejut mendengarnya, "kau bercanda, ruto-ya?"
"tidak, aku tidak bercanda. sekitar satu tahun yang lalu dia menyatakan perasaannya, lalu aku harus meminta maaf kepadanya karena aku sudah memiliki soulmate. namun walaupun aku belum mempunyai soulmate, aku tidak akan menerima pernyataan cinta darinya" jelas haruto.
"kenapa?"
"karena dari awal bukan dia yang ditakdirkan untukku, hyung"
jujur jaehyuk sempat dibuat kesal oleh sikap haruto, tapi malam ini jaehyuk dibuat tenang, setidaknya haruto masih memiliki akal sehat.
"lalu kenapa kau masih dekat dengannya?"
haruto meminum cola yang entah milik siapa lalu menyandarkan tubuh besarnya ke sandaran sofa.
"kita berteman baik, aku sedikit banyak tau tentang yuna. intinya dia merasa kesepian, orang tuanya seperti tidak menganggapnya sebagai anak semenjak dia nekat menjadi seorang idol. orang tua yuna meninginkan dirinya menjadi seorang dokter, tapi mimpi yuna sejak kecil ingin berdiri di atas panggung besar bukan berdiri di lantai dingin ruang operasi"
haruto menceritakan sedikit kisah yuna, memang tidak mendetail karena haruto masih menghargai privasi yuna yang sudah dipercayakan kepadanya. tapi setidaknya itu bisa membuat jaehyuk paham atas apa alasannya bisa dekat dengan perempuan yang satu tahun lebih tua darinya.
"yuna itu perempuan yang baik, aku menceritakan tentang junkyu kepadanya. dan dia mendoakanku agar aku bisa kembali bertemu dengan junkyu, dia juga meminta maaf karena sudah lancang menaruh perasaan kepadaku"
baiklah, jaehyuk sudah bisa bernafas lega mulai sekarang. urusan pertemanan haruto dengan yuna dia biarkan menjadi urusan mereka berdua, selama tidak merugikan pihak lain maka jaehyuk tidak akan ikut campur.
"lalu, apa kau masih belum bisa menemukan keberadaan junkyu?"
gelengan yang diberikan haruto membuat jaehyuk merasa iba dengan adiknya itu, bahkan kata-kata semangatpun sudah tidak mempan untuk haruto.
"sudah tiga tahun, hyung. tiga tahun aku selalu mencarinya setiap kita berpergian ke luar negeri, tapi tidak pernah ada hasilnya. aku sudah berhasil menepati janjiku padanya, aku sekarang sudah menjadi idol yang dikenal banyak orang. tapi kenapa dia belum kembali juga?"
suara haruto terdengar sangat frustasi, membuat jaehyuk seakan ikut bisa merasakan apa yang dirasakan haruto tiga tahun belakangan ini.
"ruto-ya... sebenarnya aku tidak tau harus berkata apa untuk bisa menenangkanmu, karena apapun yang aku ucapkan pasti tidak akan bisa mengobati rasa rindumu. tapi cobalah bersabar sedikit lagi, aku yakin kau pasti akan kembali bertemu dengannya ditempat yang tidak terduga,"
"mungkin ada alasan kenapa kalian berdua harus dipisahkan seperti ini, kau percayakan kalau semua rencana tuhan itu pasti baik? percaya padaku, kau akan bertemu junkyu kembali digaris waktu yang tepat"
"garis waktu yang tepat... itu kapan, hyung?"
"tentunya di saat semuanya sudah baik-baik saja,"
jaehyuk menepuk pundak yang lebih muda, entah betapa beratnya pundak itu sekarang, tapi jaehyuk berharap haruto tidak akan menyerah menunggu takdirnya kembali.
"sudah larut malam, sebaiknya kau istirahatkan tubuhmu. biar aku yang membereskan kekacauan ini," ucap jaehyuk melihat sekitarnya yang penuh dengan bungkus makanan dan kaleng minuman.
haruto mengangguk lemah, "terima kasih, hyung"
"oh iya, ruto-ya, boleh aku sedikit berpesan?" tanya jaehyuk yang sebenarnya cukup ragu.
"boleh,"
"sebaiknya kau sedikit menjaga jarak dengan yuna, aku sama sekali tidak melarangmu untuk berteman dengannya. hanya saja..."
jaehyuk menggantungkan ucapannya, otaknya sedang mencari kata-kata yang pantas untuk dikeluarkan.
"hanya saja apa, hyung?" haruto menunggu yang lebih tua melanjutkan ucapannya dengan sedikit tidak sabar.
"hanya saja aku takut kalau rumor kencanmu dengan yuna sudah sampai pada junkyu, dan dia menelan rumor itu secara mentah-mentah"
sial, haruto baru sadar akan hal itu.
to be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
selcouth; harukyu
Fanfictionmereka terpisah, tapi mereka sudah terikat. bxb! harsh words! mpreg! - chokolotus, 2023.