closer

1.2K 182 1
                                    

pria berdarah jepang itu menatap ragu pintu yang ada di depannya, tapi senyuman dan anggukan kepala dari junkyu membuat ada setitik nyali dari dalam dirinya untuknya.

cklek!

"bundaaaa!"

baru saja membuka pintu, tubuh junkyu langsung mendapatkan pelukan dari sang buah hati yang sedari tadi cemas menunggunya.

"bunda, are you okey?" tanya hikaru khawatir.

junkyu merendahkan tubuhnya lalu mencubit pipi anaknya secara bergantian, betapa beruntungnya junkyu memiliki dua putra yang sangat menyayangi dirinya yang tidak sempurna ini.

"bunda is totally okey, kiddos. no need to worry," ucap junkyu dengan senyum manisnya.

pernyataan dari junkyu tidak digubris oleh junhyuk, anak kecil itu malah menatap sengit haruto yang semakin kikuk dibuatnya. walaupun junhyuk belum genap tujuh tahun, tapi haruto bersumpah kalau tatapan mata junhyuk benar-benar tajam saat ini.

"pasti uncle yang membuat bunda menangis!"

junkyu dibuat kelabakan oleh ucapan ketus junhyuk, apalagi mendapatkan anaknya itu menatap haruto dengan tatapan yang sangat tidak bersahabat.

"junhyuk, kamu tidak boleh seperti itu. bunda tidak pernah mengajarkan kamu untuk berbicara dengan nada ketus dan menatap orang seperti itu"

sifat junkyu sehari-hari memang lembut dan jarang sekali membentak kedua anaknya, tapi tidak banyak yang tau kalau sebenarnya junkyu juga sangat tegas dalam mendidik si kembar dalam berperilaku.

tatapan tajam junhyuk digantikan dengan tundukan takut junhyuk menjadi bukti kalau junkyu juga bisa tegas dalam proses membesarkan anaknya.

"tidak usah menunduk seperti itu, cepat ucapkan maaf kepada uncle haruto" perintah junkyu.

junhyuk mengangkat kepalanya pelan dan menatap haruto dengan ragu lalu kembali menunduk dalam, terlalu takut menatap pria tinggi di depannya, sedangkan haruto hanya bisa menahan tawanya melihat betapa lucunya junhyuk. sangat jauh berbeda dengan junhyuk beberapa menit yang lalu.

"a-aku minta maaf, uncle..."

"minta maaf dengan benar, kim junhyuk."

siaga satu. junhyuk sudah dipanggil dengan nama lengkap oleh sang bunda.

maka dengan keberanian setipis kertas, junhyuk menatap junkyu sebentar lalu beralih menatap haruto yang masih setia berdiri tepat di samping
junkyu.

"uncle... junhyuk minta maaf sudah berbicara ketus dan menatap uncle dengan mata yang tidak sopan. junhyuk janji tidak akan mengulanginya lagi, pinky promise!"

pertahanan haruto untuk tidak tertawa menjadi lepas begitu saja saat junhyuk menunjukkan jari kelingking kecil miliknya, sangat menggemaskan.

"that's fine, itu wajar. kamu pasti sangat khawatir ya dengan bundamu?" kalimat pertama yang berhasil keluar dari mulut haruto.

junhyuk mengangguk, "bunda kyu itu kuat seperti superhero. junhyuk baru pertama kali melihat bunda menangis, junhyuk tidak suka melihat bunda menangis"

hati junkyu menghangat mendengar perkataan sang buah hati barusan, muncul rasa menyesal karena sempat membentak junhyuk padahal anak itu hanya khawatir kepadanya.

junkyu membawa tubuh kecil junhyuk ke dalam pelukannya, tidak lupa juga denga hikaru yang diam sedari tadi karena terlalu takut melihat bundanya marah.

"maaf ya, sayang. maaf bunda tadi tidak bermaksud marah sama junhyuk, bunda juga jadi buat hikaru takut"

selcouth; harukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang