Yuhuuuu ... saya drop fanfiksi SasuFemNaru lama rasa baru. Hehehe ....
Fanfiksi ini pernah saya publish dan jadikan bonus pembelian pdf dengan judul Endless Love. Judul dan jalan ceritanya saya rubah ya. Awalnya short fanfiksi, sekarang akan saya jadikan long fanfiksi.
PO PDF mungkin akan dibuka sekitar tanggal 10 Februari ya. Harga sekitar 50 s/d 60 ribuan.
Terima kasih. ^^
.
.
.
Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto
Pairing : SasuFemNaru
Rated : T+
Warning : Gender switch, OC, OOC, typo (s)
Genre : Fantasy, romance, angst
Moonlight Magic
Prolog
By : Fuyutsuki Hikari
.
.
.
Setelah pertempuran besar antar klan hampir empat puluh tahun yang lalu, Daratan Tengah terbagi menjadi lima kerajaan besar—Api, Air, Angin, Petir dan Tanah. Kelima kerajaan sepakat untuk hidup damai hingga Fugaku Uchiha diangkat menjadi raja dari Kerajaan Petir dan bersumpah akan menyatukan kelima kerajaan di bawah kekuasaannya dan mengembalikan kejayaan Daratan Tengah.
Siang ini, balairung Kerajaan Petir terasa lebih mencekam dari hari-hari biasanya. Ekspresi keruh diperlihatkan sang raja yang kini tengah menatap satu per satu wajah para abdi yang tertunduk di hadapannya.
Fugaku Uchiha, raja kedua dari Kerajaan Petir. Pria berusia paruh baya itu duduk di atas kursi singgasananya dengan baju kebesaran yang terlihat sangat mewah sekaligus penuh wibawa. Dibawah kepemimpinannya, Kerajaan Petir menjadi kerajaan paling makmur diantara kerajaan lain di Daratan Tengah, tapi hal itu masih tidak bisa membuatnya merasa puas.
Sang raja ingin menjadi seorang Kaisar. Seseorang yang berkuasa penuh atas semua tanah di Daratan Tengah sebelum melebarkan kekuasaannya ke wilayah daratan lain.
"Aku mendengar kabar jika raja baru Kerajaan Angin, meminang putri perdana menteri dari Kerajaan Api." Fugaku bergerak pelan di atas kursinya, sementara jari-jari panjang pria itu diketuk-ketukkan ke atas lengan kursi hingga menyebabkan suasana balairung terasa lebih mencekam. Bahkan embusan napas keras sang raja pun berhasil membuat was-was perasaan para abdinya saat ini.
"Apa kalian tahu apa artinya?" tanyanya bernada berat. Suasana hening balairung membuat hati raja tidak senang. Dengan penuh amarah pria itu melempar cawan tehnya yang kosong ke atas lantai hingga hancur berserakan.
Para abdi langsung jatuh berlutut. Tubuh mereka gemetar karena rasa takut.
"Kenapa tidak ada satu pun diantara kalian yang menjawab?" desisnya. "Apa kalian tuli?"
Suasana mencekam kembali menyelimuti balairung. Para abdi tidak ada yang berani membuka suara. Leher mereka menjadi taruhannya jika salah bicara saat raja tengah murka.
"Apa yang bisa kuharapkan dari kalian?" bentak Fugaku murka. "Sepuluh tahun lalu Kerajaan Api berhasil membuat kita rugi besar. Kerajaan kita kalah perang setelah mengeluarkan dana perang begitu tinggi, tapi hingga sekarang tidak ada satu pun diantara kalian yang bisa memberiku kemenangan?"
Setelah berdiam begitu lama, Itachi Uchiha akhirnya memberanikan diri untuk melangkah maju. Kemarahan sang ayah akan bertambah buruk jika tidak mendapat jawaban menyenangkan dari para abdinya.
"Ayahanda, mohon izin untuk bicara," pinta Itachi, menunduk dengan sikap memberi hormat.
Fugaku memicingkan mata sebelum memberi izin untuk putra sulungnya bicara.
Itachi memejamkan mata untuk waktu singkat, menguatkan hati. "Kita harus melenyapkan tunangan Raja Gaara, sebelum pernikahan itu terjadi," ucap Itachi. Suara tegasnya bergaung di dalam balairung membuat udara berat di dalam ruangan itu semakin pekat. Para abdi terdiam, bahkan untuk melepas napas pun mereka sangat takut.
"Tentu saja kita harus melenyapkan tunangan raja muda itu!" Fugaku berdesis, tatapan tajamnya menyapu wajah sang putra. "Kaupikir aku tidak memikirkan hal itu?" tanyanya membuat Itachi ber-kowtow di depan sang ayah.
"Ananda tidak berani!" jawab Itachi, terbata. "Yang ingin ananda sampaikan, pembunuhan tunangan Raja Gaara harus terlihat seperti direncanakan oleh petinggi Kerajaan Angin yang hamba dengar tidak menyukai pertunangan antara raja mereka dan putri Perdana Menteri Haruno. Dengan begitu, kita bisa mengadu domba dua kerajaan sekaligus dan mengambil keuntungan dari perpecahan mereka."
Fugaku memasang pose berpikir. Otak cerdasnya tengah berpikir saat ini. "Tidak akan mudah mengadu domba kedua kerajaan itu," ucapnya, mengusap janggut pendek miliknya yang mulai beruban di beberapa tempat. "Kerajaan Angin, terlebih Gaara pasti sudah melakukan antisipasi untuk melindungi tunangannya, selain itu aku dengar jika Tsunade memerintahkan jenderal muda terbaiknya untuk melindungi calon pengantin."
Itachi mengangkat wajah. Ekspresi keji yang diperlihatkan saat ini sangat mirip dengan sang ayah. Itachi memang tidak lebih banyak bicara jika dibandingkan dengan sang adik. Namun, semua pejabat dan anggota kerajaan tahu jika putra mahkota memiliki sifat mirip dengan raja mereka—keji, haus darah.
"Kita hancurkan terlebih dahulu jenderal muda itu," ucap Itachi, dingin. Sang ayah menaikkan satu alis tinggi mendengar penuturan sang putra mahkota. "Ananda dengar jenderal muda itu seorang wanita," lanjutnya masih dengan nada sama. "Buat dia jatuh cinta sedalam-dalamnya lalu hancurkan hatinya dengan begitu ananda yakin dia tidak akan bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Akan lebih baik jika wanita itu frustrasi dan mengakhiri hidupnya sendiri."
Penjelasan Itachi mengundang kekehan puas sang ayah. Dengan semangat Fugaku menganggukkan kepala. "Cerdas," pujinya membuat Itachi kembali ber-kowtow, berterima kasih. "Otakmu memang sangat cerdas, Putra Mahkota."
Raja menjeda, menimbang-nimbang hingga akhirnya sebuah keputusan meluncur dari mulutnya, "Aku akan mengirim adikmu untuk menghancurkan jenderal muda itu."
.
.
.
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Two Kingdoms - SasuFemNaru Fanfiction
ФанфикNaruto tidak pernah bermimpi dirinya akan dicintai atau mencintai. Namun, saat hatinya berlabuh, ia menambatkannya kepada Sasuke ... seorang pangeran dari kerajaan musuh. Keduanya ditakdirkan bertemu, jatuh cinta, tapi takdir lagi-lagi mempermainkan...