Bab 12. Tipu Muslihat

286 64 1
                                    

Guys, yang mau beli pdf Two Kingdoms masih bisa yak.

Harga promo 35rb. Jumlah wods lebih dari 60K. 

Happy reading!

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Pairing : SasuFemNaru

Rated : M

Warning : Gender switch, OC, OOC, typo (s)

Genre : Fantasy, romance, angst

Two Kingdoms

Bab 12. Tipu Muslihat

By : Fuyutsuki Hikari

.

.

.

Naruto menatap hasil pekerjaannya, sore ini. Menepuk-nepukkan telapak tangan yang berdebu, wanita itu menyeringai sangat lebar. Ia menatap berkeliling. Seharusnya sejak lama ia memasang perangkap seperti ini, pikirnya.

Di sisi kanan perkarangan, sudah dipagari pagar bambu setinggi dua meter. Pintu halaman pun dilengkapi kuci kayu sehingga akan sulit untuk diterobos masuk. Walau tidak cukup puas, Naruto bersyukur bisa menyelesaikan pekerjaannya selama setengah hari. Besok dia harus kembali naik ke atas gunung untuk berburu. Mereka harus memiliki persediaan makanan untuk bertahan.

"Nona Naruto?" Panggilan keras seorang pria terdengar dari luar pintu gerbang bambu. Naruto menaikkan kepalanya dan mengernyit. Setelah meletakkan perkakas di dalam kotak kayu lapuk, Naruto bergegar untuk membuka pintu pagar.

"Nona Naruto?" Seorang pria paruh baya berdiri dengan sikap memohon di depan pintu. Tubuhnya tinggi kurus. Pakaian yang ia kenakan terlihat sangat lusuh. "Nona, tolong keluarga kami!" Paman Nii berlutut di hadapan Naruto hingga membuat wanita itu kaget bukan kepalang. Ia menolak saat Naruto memintanya untuk berdiri. "Aku tidak akan berdiri jika kau tidak bersedia membantu keluarga kami."

Naruto jadi serba salah. Dirinya terlihat gelisah. Melihat seorang paruh baya berlutut di hadapannya benar-benar membuatnya tidak enak hati. "Paman Nii, Anda tidak boleh bersikap seperti ini. Aku akan membantumu jika bisa membantu. Sekarang berdiri dan katakan apa yang harus aku bantu?" tanyanya. Nada bicara Naruto terdengar sangat lembut dan penuh pengertian saat bertanya.

Tuan Nii perlahan berdiri. Wajahnya basah oleh air mata. Ia mengusap kedua pipinya dengan telapak tangan. Napas pria paruh baya itu terdengar berat saat menjelaskan dengan terbata-bata. "Putra semata wayangku ditangkap oleh pasukan musuh."

Mulut Naruto terbuka lebar mendengar penuturan Tuan Nii. Pria itu masih berusaha menghapus air matanya dengan telapak tangan kasarnya. Jika putra Tuan Nii ditangkap oleh pasukan musuh, maka apa yang bisa dibantu oleh Naruto?

"Aku dan istriku menunggu selama lima belas tahun hingga akhirnya para dewa memberi kami anak seorang putra. Dia satu-satunya anak kami. Istriku bahkan nyaris kehilangan nyawa saat mengandung dan melahirkannya. Sekarang mereka menangkap putra semata wayangku dan mengancam akan membunuhnya jika aku tidak bersedia memberikan sepuluh ekor kambing untuk mereka. Darimana aku bisa mendapatkans sepuluh ekor kambing?"

Naruto menoleh ke arah belakang. Mereka memiliki enam ekor kambing. "Tuan Nii, Anda ingin meminta kambing milik nenekku?"

Tuan Nii menggoyangkan kedua telapak tangannya di depan wajah dengan gerakan cepat. "Aku bukan ingin memintanya hanya meminjam," terangnya. "Dalam beberapa tahun aku pasti mengembalikan semua kambing milik nenekmu."

Two Kingdoms - SasuFemNaru FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang