Bab 3. Gemuruh

634 114 5
                                    

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Pairing : SasuFemNaru

Rated : M

Warning : Gender switch, OC, OOC, typo (s)

Genre : Fantasy, romance, angst

Two Kingdoms

Bab 3. Gemuruh 

By : Fuyutsuki Hikari

.

.

.

Naruto termenung, memiringkan kepala dengan ekspresi ragu. Perlahan kepala wanita itu menunduk, menatap telapak tangan kanannya yang kini menggenggam sebuah permen. Mata wanita itu mengerjap, mulutnya sedikit terbuka. Naruto hendak bertanya, apa alasan Shisui memberinya permen?

Tepat saat mengangkat wajah, Sasuke menoleh hingga pandangan mereka bertemu. Kening pria itu ditekuk saat menatapnya. "Kenapa ekspresimu seperti itu? Apa kau tidak suka permen?"

Bingung, untuk alasan tidak jelas Naruto merasa bingung. Dengan linglung ia menggelengkan kepala, lalu membawa manisan permen itu ke dalam mulut.

Manis, rasanya sangat manis. Naruto jarang sekali membeli permen. Alasan wanita itu sederhana, ia merasa permen tidak sesuai dengan kesehariannya yang keras.

Gaun yang dikenakan saat ini terasa mengganggu. Naruto tidak bisa berjalan dengan bebas. Gerakannya terlihat sangat kaku, tapi kenapa Shisui tidak menatapnya dengan risih?

Saat di kamp prajurit, Naruto akan secara khusus mengenakan gaun setiap peringatan kematian orang tuanya, tapi walau dengan alasan khusus seperti itu pun dia tetap saja mendapat tanggapan beragam dari prajurit pria yang lain. Mereka mengatakan jika Naruto lebih cocok menggunakan baju zirah, atau pakaian pria dibandingkan mengenakan gaun. Ucapan itu akhirnya terhenti saat Naruto diangkat menjadi jenderal muda.

Naruto berjalan pelan, tatapan tajamnya tidak berhenti mengawasi Sakura dan Hinata yang berada beberapa meter di hadapannya. Kedua wanita itu terlihat berbincang akrab, sembari memilih perhiasan rambut.

Tanpa disadari, Naruto menyentuh sanggul rambutnya yang sederhana. Tidak ada perhiasan di sana. Rambutnya polos, seperti gadis desa miskin. Ah, kenapa sekarang ia merasa perlu mengenakan sebuah perhiasan di sana?

Naruto bahkan mulai merasa menyesal karena tidak memiliki lubang di kedua telinganya untuk menggantung anting cantik. Setidaknya orang tuanya bisa melihat putrinya mengenakan perhiasan lengkap satu tahun sekali, kan?

Saat kakinya menyamai langkah Sasuke, sebuah pertanyaan meluncur dari mulut Naruto. "Apa aku terlihat aneh?"

Sasuke melirik singkat. Kedua tangan pria itu berada di belakang punggung. "Aneh?" beonya.

Naruto mengangguk. Tangan kanannya kini sibuk menyelipkan anak rambut ke belakang telinga. "Aku pasti terlihat aneh dengan gaun ini," kekehnya, terdengar dipaksakan.

Saat keheningan menyergap, ujung mata Naruto melihat ekspresi serius Sasuke. "Apanya yang aneh?" Pria itu kembali bertanya. "Seorang wanita mengenakan gaun, anehnya dimana?"

Naruto menolehkan kepala dan menatap pria di sampingnya dengan ekspresi tidak terbaca.

"Jika aku mengenakan gaun, baru terlihat aneh," sambung Sasuke setelah terdiam beberapa saat. Perlahan tatapannya naik ke atas kepala Naruto. Sasuke seperti menahan napas saat menoleh ke arah pedagang perhiasan yang berada di seberang jalan.

Two Kingdoms - SasuFemNaru FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang