Bab 11. Rencana

311 65 1
                                    

Guys, yang mau beli pdf Two Kingdoms masih bisa yak.

Harga 35rb. Jumlah wods lebih dari 45K.

Hehehehe ....

Happy reading!

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Pairing : SasuFemNaru

Rated : M

Warning : Gender switch, OC, OOC, typo (s)

Genre : Fantasy, romance, angst

Two Kingdoms

Bab 11. Rencana

By : Fuyutsuki Hikari

.

.

.

"Yang Mulia, pasukan Kerajaan Petir masih belum bergerak." Seorang prajurit datang melapor, siang ini. Mendengar laporan itu, Gaara pun mengernyit. Sebenarnya apa yang direncanakan oleh Sasuke? Ia bertanya di dalam hati.

Di sisi lain, Kankuro dan Temari pun ikut berpikir. Di dalam tenda militer milik raja, terdapat juga Shikamaru yang baru saja datang pagi tadi. Setelah mendapat laporan jika Kerajaan Angin diserang, Tsunade memerintahkannya untuk pergi membantu Gaara. Shikamaru mungkin hanya seorang diri, tapi otak cerdasnya sebanding dengan lima orang jenderal penyusun taktik perang.

"Sudah waktunya aku menjalankan rencana."

Perhatian semua orang di dalam tenda segera beralih kepada Gaara. Raja muda itu terlihat sangat serius. Pandangannya tertuju ke peta wilayah Kerajaan Angin saat ini. Menggertakkan gigi, Gaara mengepalkan tangan, kuat. Perlahan ia mendongakkan kepala hingga pandangannya bersirobok dengan Temari. "Kau akan menyamar menjadi Naruto. Kita akan menyerang perkemahan musuh."

"Yang Mulia, apa maksud Anda?" Shikamaru memberanikan diri untuk bertanya. Sebesar apa kepercayaan diri yang dimiliki oleh Gaara hingga berani menyerang perkemahan Sasuke secara langsung?

Tidak cepat mendapat jawaban, Shikamaru mengalihkan pandangannya kepada Temari. Terlihat jelas jika pria itu memperlihatkan ekspresi penuh rasa ingin tahu. Selain itu, kenapa Temari harus menyamar menjadi Naruto? Apa titik lemah Sasuke adalah Naruto?

Terkekeh pelan, Gaara menatap Shikamaru dengan ekspresi merendahkan. "Kau pasti sudah mendengar penyebab permaisuriku nyaris tewas saat perjalanan menuju ke kerajaanku, bukan?"

Shikamaru hanya mengangguk kecil. Dia memang mendengar jika Naruto mengizinkan rombongan msuuh untuk mengikutinya. Alasannya klise, Naruto menyukai pemimpin rombongan musuh. Namun, sampai detik ini Shikamaru tidak mempercayai berita itu.

Mereka sudah saling mengenal selama belasan tahun. Beberapa kali berperang bersama karenanya Shikamaru tidak bisa percaya jika Naruto mempertaruhkan keselamatan semua orang karena perasaan romantisnya.

Bukan, Naruto bukan wanita dengan pikiran sempit seperti itu. Naruto yang dikenalnya merupakan sosok tangguh yang tidak segan mengorbankan nyawa demi negara dan rakyat.

"Aku yakin kau pasti tidak percaya jika Naruto bersedia mengorbankan keselamatan rombongannya hanya demi seorang pria." Gaara sengaja menggantung ucapannya. Ekspresi datar Shikamaru berbanding terbalik dengan isi hati pria itu yang sangat kesal mendengar tuduhan Gaara terhadap Naruto. "Pria yang disukai oleh Naruto tidak lain adalah Pangeran Sasuke," sambungnya setelah menjeda beberapa saat.

Shikamaru menatap Temari dan Gaara bergantian. "Pangeran Sasuke?" tanyanya. Terselip nada tidak percaya dalam suara Shikamaru saat bertanya. "Bagaimana bisa?"

"Kau bertanya bagaimana bisa?"

Mendengar kekesalan Gaara, Kankuro memilih untuk membalikkan badan. Ia berjalan ke sisi kiri tenda dan membuka sebuah perkamen untuk dibacanya.

"Tentu saja bisa," sambung Gaara. "Raja Fugaku tidak akan rela jika aku menikah dengan anggota bangsawan Kerajaan Api. Dia pasti berpikir jika aku bersedia membantu kerajaan kalian untuk berperang melawannya." Gaara mengangkat kedua tangannya tinggi dan lanjut bicara, "Namun, siapa yang menyangka jika Sasuke memilih membalaskan dendamnya kepadaku terlebih dahulu." Gaara tertawa keras. Mengibaskan ujung lengan bersulam benang emasnya, ekspresi wajah sang raja berubah masam.

"Hebat sekali bukan, seorang Naruto berhasil membuat Pangeran Sasuke bertekuk lutut bahkan mengobarkan peperangan untuknya." Jelas sekali jika Gaara tengah mengejek saat ini. "Wanita sialan itu membuatku jengkel bahkan setelah kematiannya."

Shikamaru bergerak maju. Telinganya sudah sangat pnas mendengar hinaan demi hinaan yang dilontarkan Gaara kepada Naruto. "Wanita yang Anda hina itu merupakan jenderal terbaik kerajaan kami," ucapnya berusaha menekan emosinya walau masih terlihat jelas. "Kita masih belum tahu kebenaran dibalik desas-desus yang beredar—"

"Jadi kau ingin mengatakan jika permaisuriku berbohong?" potong Gaara. Keduanya bediri begitu dekat, memperlihatkan aura permusuhan pekat hingga udara di dalam tenda terasa sangat berat.

Shikamaru pasti akan menolak pergi membantu Gaara jika tahu akan mendengar kalimat penuh penghinaan terhadap Naruto dari mulut pria ini.

"Kenapa kalian malah bertengkar?" Temari berusaha melerai ketegangan diantara keduanya. Ditatapnya Shikamaru dan Gaara bergantian. Satu tangan wanita itu menarik pelan ujung lengan pakaian Shikamaru. Temari menatap sang jenderal muda dari Kerajaan Api itu dengan ekspresi memohon. Pertumpahan darah bisa terjadi jika dirinya tidak menghentikan pertengkaran ini. "Saat ini kita memiliki musuh sama untuk dihadapi."

Temari menjeda untuk menarik napas dalam. Hatinya sedikit tenang saat ketegangan Gaara dan Shikamaru mulai menguap walau hanya sedikit. Tatapan wanita itu kini tertuju kepada Gaara. "Jadi kau ingin aku menyamar sebagai Jenderal Naruto?" tanyanya. "Aku harus dengar alasanmu terlebih dahulu sebelum menyetujuinya."

Gaara menyempitkan mata. "Aku rajamu, tentu saja kau harus mematuhi perintahku!"

Tertawa renyah, Temari mengangkat satu alisnya tinggi sebelum berkata, "Selain seorang raja, kau juga kakakku. Aku harus tahu alasan saudaraku hingga berani mengambil resiko untuk mengorbankan nyawaku." Temari sedikit mencondongkan tubuhnya saat lanjut bicara. "Setidaknya jika nanti aku mati pun, aku tidak akan menjadi roh penasaran apabila kau memberitahuku alasannya."

"Aku tidak akan mengirimmu ke tempat itu jika tidak yakin akan keberhasilan rencanaku," tutur Gaara. Sikap dan nada bicaranya dipenuhi oleh kepercayaan diri tinggi. Ia membawa kedua tangannya ke belakang punggung. Baju zirah merahnya terlihat berat saat Gaara bergerak.

Keheningan meraja untuk beberapa saat. Kankuro menoleh, terlihat tertarik. Ia meletakkan buku bacaannya ke atas rak lalu berjalan mendekat.

"Saat melihatmu, Sasuke pasti berpikir jika Naruto masih hidup." Gaara berjalan mendekat ke meja tempat diletakkannya peta wilayah Kerajaan Angin. "Dia pasti akan lengah untuk waktu singkat dan saat itu tugasmu adalah membunuhnya. Bunuh dia saat kesempatan itu datang!"

Temari tidak langsung menjawab. ia masih belum yakin walau pada akhirnya menganggukkan kepala. "Hamba menerima perintah," ucapnya kemudian.

.

.

.

TBC

Two Kingdoms - SasuFemNaru FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang