Maaf untuk kesalahan penulisan. Vote dan komen juseyo. Makasih.. 🤗 Ankaa : Felix Aiyaz : Hyunjin Juan : Jisung Candra : Changbin
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌟Ankaa🌟
Seorang remaja berparas manis sedang menunggu seseorang tiba di taman belakang sekolah. Setiap detiknya nampak berharga di sela waktu menunggu. Sesekali mengecek jam di tangan kirinya, Ankaa tak sabar untuk bertemu. Jam menunjukkan pukul 15.45. Sesuai kesepakatan, dia akan bertemu seseorang itu di jam 15.30. Namun sepertinya yang ditunggu sedikit terlambat.
Duduk di kursi gazebo, kakinya tak henti bergoyang seraya celingukan ke kanan dan ke kiri. Walaupun aksesoris di tubuhnya terlihat nyentrik, seperti saat ini dia memakai jam tangan emas besar, cincin emas serta gelang rantai yang juga berwarna emas. Tapi sayang sekali, wajah keturunan Mamanya itu melenyapkan kesan sangar yang dibuatnya.
"Ankaa?." panggil seseorang suara dalam di belakangnya.
"Iya.." sontak tubuhnya bertolak ke belakang dengan tersenyum. Ankaa sudah senang karena yang ditunggu pun akhirnya tiba.
Mata mereka beradu, sejenak terlepas lalu bertemu lagi. Ankaa terdiam karena sosok di depannya bukanlah orang yang membuat janji dengannya. Orang itu adalah ketua futsal di sekolahnya. Terkenal dengan wajah tampan namun datar dan pandangan menusuknya. Ankaa merasa bulu kuduknya berdiri karena takut.
Entahlah dia sedikit takut bertemu dengan orang ini di waktu ini.
"Tadi Candra nitipin sapu tangan ini ke saya. Dia minta tolong saya untuk berikan ini ke kamu." tanpa ekspresi dilontarkan laki-laki itu. Apalagi kalau berbicara selalu dengan bahasa formal.
"Eh-iya makasih.." jawab si manis gagap.
"Jangan lupa dicuci dulu. Kadang Candra suka naruh sembarangan." peringat laki-laki itu saat menyerahkan sapu tangan tanpa wadah itu.
"Oke. Makasih ya."
Tak lagi membuka suara, laki-laki itu beranjak pergi dari sana menyudahi urusannya.
Ankaa mematung di tempat. Masih memandangi punggung tegap itu sampai menghilang dari lokasi taman.
"Haduh gimana ini.." ucapnya memegangi kepala.
Ankaa berjalan terhuyung menuju parkiran sekolah. Disana Juan sudah menunggu lengkap dengan helmnya, duduk di motor.
"Gimana?."
Ankaa mendesah "apanya yang gimana?."
"Ya sapu tangannya lah." dengusnya pada sang kembaran.
"Udah ni.." Ankaa mengangkat sapu tangan yang sedari tadi tak disimpannya.
"Sukurlah. Lesu amat kenapa si?." Juan kebingungan dengan ekspresib yang dibuat oleh adik kembarannya.