Alur di chapter ini kupercepat. 2 setengah bulan sudah Ankaa dipublish. Terima kasih sudah memberi vote dan komen. Ankaa resmi tamat di chapter ini.
Komen apa aja terserah tentang cerita ini.
Selamat membaca Happy Reading 🤗 Maaf untuk kesalahan penulisan
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌟Kisah Kita🌟
Merayakan kelulusan bersama setelah wisuda, Aiyaz secara resmi mengatakan pada seluruh teman seangkatan bahwa Ankaa adalah pasangannya. Tak ada yang menyangka, karena selama ini Ankaa dan Aiyaz tak pernah terlihat dekat kecuali di saat terakhir menuju Ujian Nasional.
Teman sekelas Aiyaz sebenarnya sudah curiga dengan status mereka berdua tapi lagi-lagi karena sedang sibuk dengan pertaruhan nilai masing-masing, mereka pun mengabaikannya. Memakai toga dan berfoto bersama ketika keluarga sudah berkumpul. Aiyaz dan Ankaa nampak mesra karena pemuda jangkung itu mengecup pipi sang istri di salah satu fotonya.
Pendidikan SMA baru selesai mereka arungi lanjut ke jenjang Universitas. Mereka memilih Universitas yang sama namun beda fakultas. Aiyaz mengambil kedokteran dan sang istri memilih ilmu ekonomi. Perut besar berisi janin berumur 7 bulan itu tak mengurangi kegesitan Ankaa dalam menempuh kuliah. Remaja manis itu mengeluarkan banyak aura positif semenjak kehamilannya di trimester ke tiga.
Duduk di lobi fakultas setelah menyelesaikan kuliah di jam terakhir, Ankaa terlihat membaca ulang catatan perkuliahan untuk ujian besok pagi. Sembari menunggu perkuliahan suaminya selesai, Ankaa mencari menu masakan untuk makan malam.
Pesan masuk membuat Ankaa mengakhiri kegiatan. Lalu segera memasukkan tabsnya ke dalam tas. Suaminya sudah berada di parkiran mobil dia merentangkan tangan untuk menyambut istrinya.
Berpelukan dengan mesra, keduanya tertawa ketika kini pelukan mereka terhalang perut Ankaa yang membesar. Aiyaz merunduk untuk mengecup perut istrinya. Membuka pintu mobil untuk istrinya, Aiyaz menjaga agar kepala istrinya tak terbentur mobil.
Mereka mengunjungi restoran untuk makan malam. Aiyaz memesan masakan yang sekiranya baik untuk istrinya. Lalu membahas tentang persiapan kelahiran anak mereka nanti di akhir bulan Desember.
Malam semakin pekat sehingga keduanya segera pulang. Setelah mandi, Ankaa memakai kaos kebesaran dan berhenti di depan kaca memperhatikan bentuk perutnya yang amat bulat. Bulat dan tak nampak terlalu besar seperti kebanyakan orang hamil lainnya. Mungkin karena tubuhnya yang kecil.
Sang suami baru saja keluar dari kamar mandi. Dengan rambut basah yang masih dikeringkan dengan handuk. Ankaa datang menghampiri, mengambil hairdryer lalu membantu suaminya mengeringkan rambut. Duduk di kursi rias saat Ankaa berdiri sambil mengeringkan rambut, tangan Aiyaz ditempatkan di perut istrinya.
Mengusap searah jarum jam perut yang sudah memberikan sinyak gerakan dari janin berumur 7 bulan. Tendangan terasa dikulit perut itu, membuat Aiyaz semangat untuk menyapa calon anaknya. Dia menyingkap kaos Ankaa keatas lalu mengecup perut istrinya yang mengecap jejak janin yang terus bergerak.