🌟 10 My Star

824 97 25
                                    

Habis chapter ini baru aku reveal ya
Setelah 20 vote aku up lagi

Seperti keterangannya Ankaa aku buat short story, diperkirakan bulan ini atau bulan depan tamat.

Happy Reading 🤗

Maaf untuk kesalahan penulisan

Maaf untuk kesalahan penulisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌟My Star🌟

"Ini betul?." tanya Ankaa yang baru selesai mengerjakan soal evaluasi materi yang diajarkan malam ini.

"Saya periksa dulu ya." kak Bagas meraih lembar kerja yang diisi Ankaa lalu memeriksa jawaban itu teliti.

Bagas, mahasiswa tingkat akhir yang membuka usaha les privat. Sebenarnya Bagas adalah anak kolega bisnis dari Papanya Ankaa. Sebelumnya ternyata mereka juga sudah beberapa kali bertemu dan berbincang. Hanya saja Papanya tak mengatakan kalau yang jadi tutor mereka itu adalah Bagas.

Bagas memiliki aura yang dewasa, tenang dan pintar. Bahasanya pun terdengar sangat sopan sehingga Ankaa nyaman belajar bersamanya. Tapi mungkin saja Bagas yang tidak nyaman dengan kelakuan anak muda seperti si kembar yang bar-bar.

Bagas mengangguk dua kali lalu memberi nilai pada jawaban di kertas itu. Ada satu soal yang salah dan dia pun menjelaskan lagi cara pengerjaannya pada Ankaa. Dia mengangguk paham pada penjelasan Bagas yang mudah dimengerti.

Bagas sudah menyelesaikan privatnya pukul 8 malam ini. Dia berpamitan pada Juan, Ankaa dan Mama si kembar.

"Kak Bagas, nggak makan dulu?." tawar Ankaa pada Bagas. Dia mengantarkan Bagas sampai ke depan rumah.

"Masak apa An?." tanya Bagas yang sudah memasang sepatu karena rumah Ankaa disediakan sandal di dalam rumah.

"Nasi goreng kimchi. Ayo makan."

"Kalau dibungkusin boleh ga? Soalnya habis ini masih ada les privat lagi." pintanya dengan ekspresi sedikit tidak enak hati.

"Boleh.., bentar ya." Ankaa bertolak ke dapur untuk membungkuskan nasi goreng.

Dia kembali dengan membawakan paper bag berisi nasi goreng dan cemilan lainnya. "Niih kak. Dimakan dulu sebelum ngajar lagi."

"Makasih ya An.., maaf merepotkan" dia menepuk pundak Ankaa dan tersenyum ramah.

"Sama-sama. Hati-hati loh."

"Siap. Pamit ya." Bagas mengendarai mobilnya menjauh dari rumah mewah itu.

Ankaa kembali ke kamarnya berniat untuk membersihkan wajah. Dia kaget waktu Mamanya sudah duduk di meja belajar sambil mengamati hasil privatnya tadi.

"Dek, kamu belum bilang Mama loh kenapa masuk IPS padahal kamu bisa di IPA?." Mamanya sempat bingung, anak bungsunya itu sebenarnya pintar dan sangat mampu di kelas IPA tapi ternyata malah memilih masuk IPS di kelas 2.

Ankaa ☆ HyunLixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang