Chapter five

493 40 0
                                    

Jangan sampai lupa 🐥

.
.
.

Flashback

Selama sebulan ini Luna jarang pergi keluar rumah, dia bahkan lebih sering menghabiskan waktunya di dalam kamar.

Satu keluarganya sudah membujuk Luna untuk keluar mencari angin atau jalan-jalan tapi Luna tetap bebal.

"Luna ayo keluar makan dulu"

Tidak ada suara dari dalam kamarnya, seperti biasa maminya hanya akan menaruh nampan berisi makanan di depan kamar Luna.

Setiap malam Luna selalu menangis di kamar mandi, tidak ada yang tahu kecuali kakaknya.

Liam selalu mencari kesempatan untuk masuk ke dalam kamarnya hanya untuk menemaninya atau duduk diam di sana.

Dia sudah tidak tahan lagi dengan adiknya, dia bahkan mengancam akan memukuli Sean tapi Luna menahannya untuk tidak melakukan itu.

"Luna di bawah ada Amara, ayo turun" Wilona mengetuk pintu kamar Luna.

"Bilang saja aku sedang sakit, aku tidak ingin di jenguk siapa-siapa" kata Luna dari dalam.

Wilona menghela nafas, dia tahu putrinya tidak sedang baik-baik saja. Putrinya patah hati karena orang yang dia cintai menikah dengan sahabatnya sendiri.

Wanita paruh baya itu kemudian mengantarkan kembali Amara dan Sean keluar rumah.

"Maaf nak, Luna sedang sakit dan tidak ingin bertemu dengan siapapun"

"Enggak papa mami, titip salam aja ya buat Luna. Amara pamit dulu mi"

Amara menyalami Wilona begitu pula dengan Sean, mereka pun pergi meninggalkan rumah besar itu.

____
Luna sudah putus dengan Joshua sejak pernikahan Sean, dia tidak ingin lebih menyakiti pria baik itu.

Gadis itu menatap nanar mobil yang baru saja keluar dari rumahnya, bibirnya yang pucat bergetar. Dia kembali menangis.

Dia kira perasaannya akan hilang begitu saja ketika melihat Sean menikah, tapi ternyata dia salah. Dia malah masih mencintai Sean.

Berkali-kali dia mencoba untuk melupakan pria itu, tapi tetap saja tidak bisa.

Hingga suatu hari ketika dia mendengar kabar bahagia dari Amara, wanita itu mengandung anak Sean dan terlihat sangat bahagia.

Baru beberapa Minggu Luna keluar dari tempat persembunyiannya dan dia sudah di beri berita yang membuat hatinya kembali sakit.

Dia tahu cepat atau lambat mereka pasti akan memiliki anak, Luna sangat bahagia untuk mereka tapi di dalam hati kecilnya dia menyimpan banyak ke cemburuan dan kemarahan.

"Selamat Amara, selamat juga untukmu kak Sean. Semoga kalian bisa menjadi orang tua yang baik dan pasti anak kalian sangat cantik dan tampan" Luna dengan tulus mendoakan mereka.

Amara memeluk Luna erat, dia sudah menganggap Luna sebagai adiknya sendiri.

"Terima kasih Luna, oh iya selama ini Lo sakit apa? Kok enggak pernah cerita"

"Biasalah pasca lulus, gue bingung mau lanjut kemana. Tapi sekarang gue udah yakin mau lanjut kuliah" kata Luna bohong, beruntung sekali Amara tidak tahu jika dia sedang berbohong.

Amara dengan antusias bertanya "Emang mau kuliah kemana? Enggak jauh-jauh kan? Nanti kalo gue kangen gimana?"

"Rencananya gue mau kuliah di London, gue di terima di sana dari sebulan yang lalu Ra"

Second Wife 🔞 [Taennie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang