Chapter seven 🔒

597 39 0
                                    

Hari ini entah bagaimana Luna akan bertemu dengan Amara, mereka sudah janjian sejak kemarin.

Wanita itu menghubungi nya sejak pertama kali dia menginjakkan kakinya di sini.

Siang hari, tepat di waktu yang di janjikan. Luna datang ke sebuah cafe di tengah kota sendirian, dia mengemudi kan mobil nya sendiri.

Cafe itu terlihat sangat luas dan nyaman dan Luna sangat menyukai aroma khas cafe itu.

Dia mencari Amara di setiap sudut, dan menemukan wanita itu bersama dengan anak kecil di pangkuannya.

Amara masih sangat cantik, dia menjadi lebih anggun di banding 4 tahun yang lalu. Tapi wajahnya terlihat lebih pucat.

Luna segera melangkahkan kakinya mendekati Amara, dia memeluk wanita beranak satu itu dengan erat.

"Aku sangat merindukanmu Amara" setetes air mata mengalir dari mata indahnya.

Amara ikut terisak di dalam pelukan Luna, dia sudah lama sekali menunggu sahabatnya itu. Dia bahkan merasa menyesal karena tidak bersama Luna.

"Aku juga merindukanmu Lun"

Luna melepaskan pelukannya dan matanya beralih ke anak kecil tampan yang ada di pangkuan Amara.

"Dan ini pasti Alexius? Tampan sekali anakmu Ra"

Luna dengan antusias melihat anak kecil itu, di perkirakan usia bocah tampan itu sekitar 4 tahun-an.

"Ya, dia anak baptis mu, kau ingin menggendongnya?"

Sontak saja Luna mengiyakan, Luna sangat menyukai anak kecil terlebih anaknya Amara yang sangat tampan itu.

Luna mengambil bocah itu dan menggendongnya, sementara bocah itu tampak tenang di gendongan Luna bahkan dia merasa nyaman.

"Uwahh.. Mi...mi Mami datang" bocah kecil itu berbicara padanya.

"Dia sudah bisa bicara?"

"Ya sejak setahun yang lalu, dia juga sangat pintar. Dia selalu menanyakan dirimu" kata Amara

Hati Luna berdesir, dia memeluk erat bocah kecil itu.

"Hay Alex, kau sudah makan?"

"Thudah tadi sama mama" Luna merasa gemas mendengar suara cadel anak itu.

Gadi itu lalu duduk sambil memangku Alex di pahanya.

"Sudah lama ya kita tidak bertemu, kamu makin cantik aja Lun"

"Ya, kau pun sama Amara. Tapi kenapa wajahmu pucat? Apa kau sakit? Mana suamimu?" tanya Luna beruntun.

"Ya selama 4 tahun ini banyak hal terjadi, aku sakit setelah melahirkan Alex"

"Sakit apa? Kenapa tidak berobat?"

"Sudah 3 tahun aku dan kak Sean mencoba berbagai pengobatan tapi penyakit ku tidak sembuh dan bahkan semakin parah. Itu sebabnya aku ingin meminta tolong padamu"

Wajah Luna sendu, dia tidak menyangka Amara memiliki penyakit yang tidak bisa di sembuhkan.

Luna terisak, dia tidak tahu apapun tentang Amara. Dia seharusnya berada di samping Amara dulu, tapi rasa cemburu dan sakit hatinya tidak bisa dipungkiri bahwa dia membutuhkan waktu untuk sendiri.

Amara ikut menangis, dia menggenggam tangan Luna.

"Mimi dan mama kenapa menangis? Hiks aku jadi sedih" anak kecil itu ikut menangis seperti terikat dengan mereka.

.
.
.
Bisa di baca juga di KBM App -> Dinahyun_
Karyakarsa : Dinahyunn
.
.
.

Second Wife 🔞 [Taennie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang