Setelah pertemuan pertamanya dengan Siska. Rama lalu meningkatkan pelajarannya ketingkat yang lebih tinggi. Rama mempelajari sex education dan dimana letak titik kepuasan wanita. Tapi Rama belum sama sekali percaya diri dengan apa yang di pelajarinya. Setiap bertemu Siska, apa yang ia pelajari seakan-akan menghilang begitu saja. Memang pesona Siska membuat laki-laki lupa akan segalanya. Melihat tubuhnya yang mulus, seksi dan body seperti "gitar spanyol" itu membuat para lelaki tak bisa berpaling pada keindahan itu.
***
Tiba suatu saat, Rama berencana untuk bertemu Siska. Rama memutuskan untuk memberi Siska kejutan seperti apa yang di lakukan Siska waktu itu. Rama langsung menuju rumah Siska. Tak lupa Rama memakai parfum andalannya. Aroma maskulin itu akan membuat wanita yang mencium wanginya seakan terhipnotis dan melayang-layang ke langit ke tujuh.
Sampailah Rama di depan pintu rumah Siska. Rama memencet bel rumah Siska
"Eh Rama? Rama kan?" ternyata yang membuka pintu adalah Tante Mia yang sedang menggunakan handuk.
Betapa kagetnya Rama melihat tubuh wanita yang terbilang tak muda lagi itu di depan matanya. Dari atas sampai kebawah Rama memperhatikan keindahan tubuh Tante Mia yang tak jauh bedanya dari Siska. Tapi bagian dada Tante Mia agak sedikit besar daripada Siska.
"Eh iya tante maaf, Siska nya ada? tanya Rama gugup dan mencuri-curi pandangannya ke arah belahan bukit kembar itu.
"Aduh Ram, Siska baru aja pergi sama Alex"
"Yaahh, aku telat dong"
"Iyaa nih Ram, katanya dia nginep di rumah Alex"
"Yaudah deh Tan, aku pulang aja, besok malem aja aku kesini"
"Eh gapapa Ram disini aja dulu, ayo masuk" Tante Mia langsung menawarkan Rama untuk masuk kerumahnya.
"Aduh aku ga enak Tante"
"Ah gapapa kok Ram, anggap aja rumah sendiri, duduk dulu ya, maaf nih Tante abis mandi, kirain Tante tadi Siska yang pulang, rupanya kamu, duduk dulu yaa"
"Hmm, iyadeh tante"
Sembari menunggu Tante Mia berpakaian, Rama pun memperhatikan sekitar ruangan tempat ia bersandar. Begitu banyak foto Tante Mia dan Siska terpampang di dinding ruangan itu. Rama juga curi-curi pandang kearah Tante Mia yang berjalan menuju kamarnya.
Sekitar 10 menit Rama menunggu. Tante Mia pun keluar dari kamarnya.
"Mau minum apa Rama? Teh apa Kopi? tanya Tante Mia
"Gausah repot-repot Tante, air putih aja cukup"
"Tante buatin kopi ya!"
"Iyaa deh Tante, boleh" jawab Rama dengan menganggukkan kepalanya
Sambil membawa dua gelas kopi, Tante Mia duduk di hadapan Rama dengan kimono yang berbahan tipis dan berwarna putih. Tante Mia tak menutupi bukit kembar itu dengan bungkusnya. Ramapun sesekali melirik kebagian dada Tante Mia tanpa berkedip.
"Silakan diminum kopinya"
"Eh iya Tan, makasih ya" Rama sambil menyeruput kopinya dan pandangan Rama masih fokus kearah bukit kembar milik Tante Mia
"Tante gak nyangka loh kamu kesini"
"Iya nih Tante, kemarin aku gak sengaja jogging sama Siska, trus Siska bilang, kalo kamu bosen dirumah, kamu kesini aja" imbuh Rama.
"Oh gituu, parah tu anak, dia yang nyuruh kamu kesini, malah dia yang gak ada"
"Eh iya gapapa kok Tan, salah aku juga kesini gak ngabarin dia dulu"
Sambil ngobrol dan minum kopi. Naluri lelaki Rama seakan-akan bergejolak naik. Obrolan Rama pun semakin lama memancing Tante Mia untuk berbicara hal-hal sensitif.
"Oh iya Tan, kalo Siska nginep di rumah Alex, Tante sendiri dong dirumah?" tanya Rama sambil mengerutkan keningnya.
"Iya Tante sendiri di rumah. Udah biasa kok. Udah gak ada yang dikhawatirin lagi. Siska juga udah gede. Udah bisa jaga diri"
"Oh gitu ya Tan, emangnya Tante ga marah ya Siska nginep di rumah Alex? Kan mereka belum nikah?"
"Tante udah gak mikirin hal begituan lagi Ram. Semenjak pernikahan Tante hancur, Tante cuma mikir kebahagiaan Siska aja. Kalo dilarang, takutnya dia nekat trus gamau pulang lagi kerumah ini"
'Senekat itu ya? Pantesan aja main nyosor aja kerumah' kata-kata yang terlintas di pikiran Rama.
"Kalo Siska gak pulang ke rumah. Aku aja yang kerumah Tante, hehehe" pembicaraan Rama mulai tak sopan.
"Ada-ada aja kamu Ram. Ngawur ahh" Tante Mia tersenyum kecil dan mencubit pipi Rama
"Eh Tan" Rama menggosok pelan pipinya.
"Aduh, maaf ya Ram, sakit ya?" tangan Tante Mia memegang pipi Rama.
Rama pun langsung menggenggam tangan Tante Mia. Mereka berdua saling bertatapan. Rama langsung melepaskan tangan Tante Mia dari pipinya dengan lembut.
"Ga kok Tan, aku becanda aja" sambil tertawa kecil Rama menjawab pertanyaan Tante Mia
"Ah kamu Ram, buat Tante takut aja"
***
Malam pun semakin larut. Berulang kali Rama melirik ke arah jam dinding di ruangan itu.
"Tante, udah malem nih, gaenak sama tetangga, aku pulang aja ya??"
"Ah tetangga disini mana peduli siang malam, santai aja lah Ram, temenin Tante ngobrol sampe tante ngantuk ya"
Ajakan ngobrol Tante Mia pun di iyakan oleh Rama. Mereka mengobrol hal-hal biasa sampai hal yang jauh dari obrolan antara pemuda dan wanita yang usianya tak muda lagi. Tante Mia tampak asik dengan bahan candaan Rama dan Tante Mia pun membalas obrolan itu dengan leluasa. Karna selama ini, Rama sudah belajar semua itu. Berharap di praktekin sama Siska. Eh malah sama mamanya. Antara rejeki nomplok atau malapetaka.
***
Tengah asik ngobrol. Tiba-tiba tangan Tante Mia sudah berada di pangkal paha Rama. Dan terus merangsek naik keatas sampai hampir mendekati pusaka milik Rama. Rama diam tercengang melihat yang di lakukan Tante Mia kepadanya. Jantung Rama seakan mau copot. Tante Mia ngedeketin Rama dan memberi Rama bisikkan kecil.
"Ram, ke kamar yuk" dengan suara yang lembut Tante Mia mengajak Rama untuk ke kamarnya...
Bersambung...
***
Apa yang akan terjadi antara mereka berdua? Akankah hal yang menyenangkan atau hanya jebakan saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Lick! (21+)
RomanceRama, seorang pemuda berusia 25 tahun memiliki tinggi 170cm dan bentuk badan standar anak gym. Ia menghabiskan waktu dirumah untuk berolahraga, main game dan mengintip seorang wanita pujaan hatinya di balik jendela kamarnya. Papi Mami nya sudah satu...
