KETULUSAN X KESEMPATAN

519 6 3
                                    

      Kini, hubungan Siska dan Alex di ambang kehancuran, Rama sudah mengetahui siapa Alex dan masih mencari cara untuk memberi tau Siska tentang yang sebenarnya. Rama berusaha sebisa mungkin untuk menyembunyikan rahasia itu. Ia tak mau orang yang di cintainya di cap sebagai 'pelakor' oleh Mia, sekretarisnya. Ia berusaha menutupi semuanya dari Mia.
     
      ***
      Tiba saatnya Rama dan seluruh karyawannya untuk makan siang bersama di kantin yang ada di perusahaan itu.
      "Halo, Mia? Yuk turun ke bawah.." ucap Rama yang menelfon Mia.
     
      Rama pun turun ke bawah bersama Mia dan seluruh karyawannya. Rama duduk berdua dengan Mia dan melanjutkan pembicaraannya yang belum selesai di ruang meeting tadi.
      "Gimana Mia? Sudah enakan?" tanya Rama
      "Sudah Mas. Sudah mulai tenang dan membiasakan diri.." balas Mia
      "Iya, saya harap ini semua gak berpengaruh sama kerjaan kamu ya! Walau saya tau ini memang sulit untuk di jalani.." tambah Rama
      "Baik Mas, saya usahakan akan bekerja dengan baik. Tapi.."
      "Tapi apa Mia?"
      "Tapi saya bingung, saya udah beberapa hari ini gak pulang kerumah, saya nginep di apartemennya Alissa.." jelas Mia
      "Kenapa kamu gak pulang?"
      "Saya gak bisa Mas, setiap pulang ke rumah saya selalu nangis dan gak bisa tidur memikirkan suami saya yang gak pulang-pulang kerumah, tiap malam saya menunggu kedatangannya, tapi gak juga pulang.." wajah Mia terlihat sedih.
      "Berarti Alissa tau masalah yang lagi kamu hadapi?"
      "Tau Mas, saya selalu cerita sama Alissa.."
      "Baik, kalau kamu memang gak ada tempat buat pulang, kamu boleh nginep di rumah saya..."
      "Tapi Mas, nanti kalau karyawan yang lain tau gimana?"
      "Kamu tenang aja, itu biar saya yang urus.."
     
      Mia belum memberi kepastian apakah Ia mau mengikuti saran dari Rama atau tidak. Rama juga tidak memaksakan Mia harus ikut bersamanya. Setelah selesai makan siang, Rama berencana untuk pulang kerumah.
     
      "Mia, abis ini saya mau pulang dulu, kamu mau ikut?" tanya Rama
      "Hmm gimana ya. Tapi barang-barang saya di apartemen Alissa Mas."
      "Barang-barang apa?"
      "Pakaian aja sih.."
      "Yaudah gak usah di ambil, sebelum pulang, kita belanja dulu kebutuhan kamu.."
      "Jangan Mas, saya gak mau ngerepotin Mas Rama.."
      "Gapapa, saya gak mau ngeliat kamu begini. Kamu harus semangat lagi.."
      "Hmm, baik Mas. Saya ikut.."
     
      Mia akhirnya menuruti ajakan Rama untuk ke rumahnya. Sebelum pulang, mereka berbelanja kebutuhan Mia. Tibalah mereka di suatu toko khusus wanita, Rama mempersilahkan Mia untuk membeli apa saja yang di butuhkannya.
      "Mia, kamu beli apa aja yang kamu butuhkan, gak usah mikirin berapa biayanya. Semua biar saya yang bayar.." ucap Rama kepada Mia
      "Tapi Mas, saya gak enak. Baru juga beberapa hari kita kenal, kok Mas udah sebaik ini sama saya?" balas Mia
      "Gapapa, ini semua buat kebaikan kamu dan kerjaan kamu. Jangan menolak.." tambah Rama
      "Baik Mas.." Mia hanya bisa mengangguk.
     
      Mereka berdua berjalan masuk menuju toko itu dan Rama melihat Mia membeli semua kebutuhannya. Mulai dari atas sampai bawah, karna saat ini, tak sehelai pun pakaian yang di bawa Mia. Mia sesekali melirik ke arah Rama ketika Ia memegang pakaian yang di pilihnya, Rama mempersilahkan Mia untuk memilih apapun yang di inginkannya. Ketika selesai membeli beberapa pakaian, mulai dari pakaian sehari-hari dan juga pakaian dalam, Mia dan Rama menuju kasir, walau tak banyak yang di beli Mia, tapi harganya lumayan juga. Mia tampak panik melihat harga-harga pakaian yang di belinya di layar monitor kasir. Ketika semuanya selesai di hitung, Rama mengeluarkan kartu ATM nya untuk membayar. Tak sepatah kata pun keluar dari mulut Mia, karna dia takut Rama komplain membayar pakaiannya yang cukup mahal itu.
      "Mas, segitu banyak gapapa?" tanya Mia panik.
      "Gapapa kok, dikit itu." balas Rama
      "Potong gaji saya aja mas."
      "Eh, saya gak bisa motong-motong gaji karyawan seenaknya, kan ini juga saya yang nyuruh.."
     
      Setelah membawa lima kantong belanja yang lumayan besar, mereka masuk ke mobil dan menuju ke rumah Rama. Rama langsung masuk ke rumahnya dan melihat ke arah Mia yang sedari tadi melihat sekeliling rumahnya yang mewah itu.
      "Kenapa Mia?"
      "Gak Mas, rumahnya gede banget!"
      "Ini hanya titipan Mia."
      "Saya pengen punya rumah sebagus ini."
      "Yah ini kan kamu bakal tinggal di rumah ini, anggap aja rumah sendiri.."
      "Yah gak bisa gitu lah Mas, ini kan rumah Mas.."
      "Ehh santai, kamu boleh ngapain aja di rumah ini. Anggap rumah sendiri ya!"
     
      Mereka berdua pun keluar dari mobil dan Rama membawakan kantong belanja Mia, Rama menunjukkan kamar Mia yang ada di lantai bawah. Mia masih memperhatikan sekeliling rumah Rama yang sangat memanjakan matanya.
      "Mia? Udah deh liat-liatnya. Ini nanti kamu juga bosen ngeliatnya tiap hari.."
      "Hehe kagum aja Mas.."
      "Ini ya, kamu bisa tidur disini.." sambil membuka pintu kamar di lantai bawah, Rama mempersilahkan Mia untuk masuk.
      "Baik Mas, makasih ya.."
      "Iyaa Mia, setelah ini, jangan sungkan mau ngapain aja, mau masak pun boleh, semuanya udah ada di rumah ini, kalau ada yang kurang, kasi tau aja, saya ke atas dulu ya, ngantuk." ucap Rama
      "Baik Mas, sekali lagi terimakasih.."
     
      Hari itu, mereka berdua masih seperti Bos dan seorang sekretaris. Mia masih sungkan untuk melakukan hal yang berlebihan, dia hanya berdiam diri di kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya. Rama pun tampaknya masih biasa-biasa saja terhadap Mia. Sampai pada suatu malam, Rama keluar dari kamarnya untuk makan malam. Melihat ruang bawah yang begitu sepi, Rama mencoba mengetuk kamar Mia dan mengajaknya makan malam.
     
      "Mia? Miaa?!!.." panggil Rama
     
      Tak lama kemudian Mia membuka pintu kamarnya. Rama kembali terpesona melihat seorang wanita yang sudah menjadi istri orang lain berpakaian minim di hadapannya. Mia hanya menggunakan celana 'pop' pendek dan baju tidur lengan pendek yang di belinya tadi siang. Lekuk tubuh Mia terlihat sangat jelas oleh mata nakal seorang Rama. Tapi Rama masih menjaga hubungan baiknya kepada Mia.
     
      'Memang bodoh si Alex, istri secantik ini di sia-siain'
     
      "Iya Mas, ada apa?" Tanya Mia
      "Kamu udah makan? Makan yuk. Saya laper.."
      "Belum, yaudah. Mas mau makan apa? Biar saya masakin." tambah Mia
      "Apa aja, yang penting enak.."
     
      Mereka berdua berjalan ke arah dapur dan Rama duduk di kursi meja makan, Mia tampak membuka kulkas dan melihat stok makanan yang ada di sana. Mia pun langsung memilih Ayam dan sayur-sayuran untuk jadi menu malam itu. Rama tak berhenti memperhatikan Mia yang sedang masak itu dari belakang, benar-benar body yang sempurna bagi Rama, walaupun body Siska dan Tante Mia tak kalah bagusnya.
     
      "Eh aku baru sadar nama mereka sama.." ucap Rama dalam hati
     
      Mia sesekali melirik ke arah Rama yang sedang duduk menunggunya selesai masak dengan senyuman-senyuman kecil di wajahnya yang menandakan bahwa perlahan ia sudah bisa tersenyum lagi, Rama pun membalas senyum itu. Setelah Mia selesai masak, Mia menyajikan makanan itu di meja makan, betapa bergejolaknya nafsu Rama melihat belahan bukit kembar milik Mia yang sedang berpantulan di hadapannya. Tapi Rama berusaha mengarahkan pandangannya ke arah yang lain. Rama hanya bisa menelan salivanya melihat pemandangan penambah nafsu makan itu. Mereka makan berdua dan sesekali bercanda hal-hal kecil. Rama tampak menikmati masakan Mia yang sudah lama sekali tak ia rasakan di sajikan makanan seperti itu.
      "Masakan kamu enak juga ya Mia.."
      "Hmm iya Mas makasih, saya sering masak kalau di rumah.."
      "Emang bodoh laki-laki yang ninggalin perempuan kayak kamu.." sesal Rama mengingat Ia tau kejadian yang sebenarnya.
      "Yah itu udah resiko dalam pernikahan Mas..." balas Mia dengan ikhlas.
      "Yaudah maaf ya. Setelah makan, kamu mau ke kamar lagi atau kemana?"
      "Gak tau sih Mas mau ngapain.."
      "Nonton aja yuk. Bosen di kamar terus.." ajak Rama
      "Boleh Mas, saya suka film horror.." balas Mia
      "Wahh, ekstrim juga ya selera kamu.."
      "Gak kok Mas, film horor memang enaknya nonton berdua, biar kalau takut bisaa.." Mia tak melanjutkan omongannya.
      "Bisa apa Mia?" tanya Rama penasaran.
      "Gak Mas, gak jadi.."
      "Baiklah"
     
      Setelah makan, Rama menyalakan televisi di ruang tamu nya dan mencari film yang di sukai Mia. Karena tak tau film apa yang ingin di tonton oleh Mia, Rama langsung memberikan remote TV itu kepada Mia.
      "Nih Mia, cari sendiri.."
      "Baik Mas, mau yang horror biasa atau yang ada adegan percintaannya?" tanya Mia
     
      Rama terkejut mendengar pertanyaan Mia yang blak-blakan tersebut. Di dalam pikiran Rama, bahaya nih kalau sampai suatu hal terjadi akibat nonton film yang ada adegan panasnya. Mengingat, awal Ia begituan sama Siska dari nonton film juga.
     
      "Bebas, kamu pilih aja Mia.."
     
      Setelah Mia memilih film yang ada di layar televisi. Mereka berdua pun duduk di sofa dan menyaksikan film yang sedang tayang. Mia yang duduk agak berjarak dari Rama pun membuat suasana agak canggung.
      "Mia, sini deketan, jangan jauh-jauh.." pinta Rama
      "Gak Mas, disini aja. Gak enak saya.." balas Mia
     
      Tiba-tiba suara film itu menampilkan adegan yang menyeramkan, hal itu mengejutkan Mia karena suara film tersebut yang tiba-tiba nyaring dan Mia reflek dan langsung melompat ke pangkuan Rama. Melihat Mia yang ketakutan di atas pangkuannya, Rama terdiam.
      "Aduuuh, maaf Mas, saya kaget" Mia meminta maaf kepada Rama dengan nafas yang masih tak beraturan.
      "Kan saya udah bilang dari tadi, ngeyel sih.."
      "Iyaa Mas, sekali lagi saya minta maaf.."
     
      Setelah beberapa jam mereka nonton film horror itu, akhirnya mereka ngantuk dan Rama mengajak Mia untuk tidur. Tapi di kamar masing-masing. Rama masuk ke kamarnya dan masing terbayang-bayang momen Mia di pangkuannya. Rama masih menahan dirinya untuk tak berbuat sembarangan kepada Mia agar Mia tetap nyaman berada di rumahnya.
     
      ***
      Nah loh, kira-kira bagaimana kisah selanjutnya antara Rama, Siska, Tante Mia dan Mia? Siapa yang akan di pilih Rama di antara wanita-wanita itu? Dan bagaimana akhir cerita cinta Alex dan Siska?
     
      Jangan lupa follow dan vote ya!
   
 

Oh My Lick! (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang