JATI DIRI RAMA

548 6 0
                                    

    ***
   
    Ternyata ada hal mendesak yang mengharuskan Papinya Rama menghubunginya tengah malam. Rama yang selama ini terlalu santai di rumah dengan kemewahan yang di sediakan oleh kedua orang tuanya kini harus memimpin sebuah perusahaan besar milik orang tuanya yang berada di kota tempat Ia tinggal. Rama kebingungan harus mengiyakan atau tidak perintah dari Papinya tersebut. Dan pada akhirnya, Rama memutuskan untuk mengambil tanggung jawab itu. Besok pagi adalah hari pertama Rama masuk kantor dan dengan jabatan CEO di perusahaan itu. Papinya Rama tak memberikan alasan mengapa tiba-tiba Rama yang harus mengambil alih perusahaan itu. Karna sebelumnya, CEO di perusahaan itu adalah adik Papinya Rama, Om Johan. Rama tak sempat menanyakan hal itu kepada Papinya karna setelah Rama mengiyakan perintah itu, Papinya langsung menutup sambungan telfon.
   
    Siska yang daritadi memperhatikan percakapan Rama di telpon dan melihat Rama yang tampak kebingungan langsung menanyakan hal apa yang sebenarnya terjadi.
   
    "Ada apa Rama? Kok Papi kamu telfon tengah malam begini?" tanya Siska sambil menatap wajah Rama.
    "Pokoknya susah banget di jelasin, aku juga bingung kenapa Papi mendadak ngehubungin aku"
    "Papa nyuruh aku jadi CEO di perusahaan dia yang ada di sini. Aku sebenarnya juga gak percaya bisa atau gak ngurusin perusahaan segede itu" jawab Rama sambil memegang kedua kepalanya karna masih sangat tidak menyangka hal itu terjadi.
    "Wih kereeen, mulai malam ini aku panggil kamu Pak CEO ya. Hahaha" Siska mulai ngecengin Rama dan berharap Rama bisa memulai tugasnya dengan baik.
    "Apasih kamu, Rama aja Rama, jangan berlebihan gituuu"
    "Siap pak!" Siska masih saja ngecengin Rama yang tampak kesal itu.
    "Iyadahh terserah" Rama pasrah
    "Trus kapan kamu mulai kerja?"
    "Besok pagi.." dengan wajah murung, Rama menjawab pertanyaan Siska
    "Hahh? Gilaaakk, cepet banget!! Dari anak rumahan langsung jadi CEO. Pakaian kamu malam ini udah cocok banget, sangat mewakili"
    "Ini bukan mewakili, ini karna ulah kamu!" Rama langsung mencubit pipi Siska dengan kedua tangannya.
    "Aakkhh, sakittt!! Pelan-pelan dong!!" dengan wajah cemberut dan sambil memegang kedua pipinya Siska menatap sinis ke arah Rama.
    "Yaudah maaf-maaf, sini aku obatin" Rama mendekat ke hadapan Siska dan memegang kedua pipinya. Mereka berdua kembali bertatap-tatapan setelah
    Rama yang pertama tadi di kacaukan oleh bunyi telpon masuk.
   
    Dengan lembutnya Rama mengecup bibir mungil merah muda milik Siska. Dan Siska membalasnya dengan kecupan manis, mereka berdua pun akhirnya saling berciuman dan sesekali lidah mereka bersentuhan. Mereka saling bertukar saliva malam itu. Sangat intim ciuman malam itu. Setelah beberapa menit mereka saling bertukar saliva.
   
    "Kamar aja yuk, takut di liat Mamah" pinta Siska
   
    Mereka berdua pun menuju kamar Siska yang berada di lantai atas. Setelah masuk dan memastikan pintu kamar terkunci, Rama langsung melumat bibir mungil merah muda itu dengan nafsu yang membara.
   
    Rama melepaskan baju mini yang sejak tadi menutupi tubuh indah itu. Siska pun melepaskan kemeja dan seluruh pakaian yang menutupi tubuh tinggi tegap Rama itu. Bibir Rama turun ke arah lekukan leher Siska yang membuat nafsu Siska semakin memuncak.
   
    "Aakkhh.." desah Siska
   
    Seluruh tubuh Siska di kuasai Rama malam itu, semakin lama lidah berbisa itu melumat "Choco Chips" milik Siska yang membuat Siska menjerit pelan
   
    "Aaakkhh Rama, terusin sayang" desah Siska
    "Sshhhh, Hmmpppp"
   
    Tangan Rama pun mulai memasuki daerah sensitif Siska. Siska menggelinjang keenakan di saat jari-jari Rama menggelitik daerah sensitifnya itu.
   
    "Oooughhh, Ahhhh, Ramaaa.. pleasee" desahan Siska semakin membuat Rama terangsang dan membuat pusaka milik Rama mengeras.
   
    Rama membaringkan Siska dengan posisi telentang dan membuka kedua paha Siska. Rama langsung mengeluarkan skill yang telah ia pelajari selama ini.
   
    OH MY LICK!
   
    Rama langsung mendekat ke arah gundukan mungil berwarna merah tersebut dan langsung melahapnya seperti orang kelaparan. Siska yang sedari tadi sudah termakan oleh nafsu, kini kian melayang. Lidah Rama yang liar itu langsung menggelitiki area sensitif berwarna merah muda itu. Tubuh Siska langsung mengejang.
   
    "Aaakkhhhh.." rintih Siska
    "Ugghhhh, Ramaa.."
   
    Jari-jemari Rama mengiringi gerakan lidahnya dan memasukkan ke dalam tubuh Siska yang sedari tadi mengeluarkan cairan bening beraroma khas tersebut. Rintihan Siska begitu nyaring malam itu, dengan keadaan malam yang sunyi sepi, membuat rintihan itu terdengar sampai ke telinga Laura. Kamar Laura yang bersebelahan itu membuat suara-suara aneh itu terdengar oleh Laura. Laura mendekatkan telinganya ke arah dinding dan tampak seperti tertarik untuk mendengarkan suara itu sampai selesai.
   
    "Aku masukin ya.."
    "Heee..eghh.."
   
    Begitu buasnya pusaka milik Rama menerobos masuk pertahanan Siska yang mungil itu. Si mungil merah muda itu pun terlihat penuh dengan pusaka milik Rama yang super besar.
   
    "Aakkhh, sakitt.." rintih Siska pelan.
    "Aaakkhhh.. Ramaa"
   
    Rama memperlambat ritmenya setelah tau Siska menahan pedih akibat amukan pusakanya itu. Setelah Siska tampak lebih menikmati, Rama mulai menaikkan temponya dan membuat si mungil itu tak berkutik.
   
    Mendengar permainan Rama yang semakin panas, nafsu Laura tiba-tiba terpancing dan menyentuh area sensitif miliknya. Ternyata Laura yang tampak 'innocent' itu ternyata menyimpan sebuah rahasia yang tak banyak orang tau. Seiring Rama dan Siska yang semakin dekat mencapai puncaknya, Laura pun semakin cepat menggerakkan kedua tangannya memainkan area sensitifnya.
   
    "Aaahhh, ssshh, Ramaa, enak bangett" desah Siska
    "Aaahhh, iya sayang. Punya kamu juga enakkk.." balas Rama
    "Ramaaa, aku hampir keluaaarr.."
    "Aku jugaaa.. aakkhhh" Rama semakin mempercepat ritmenya.
    "Aahh, ahhh, ahhh, aku keluaarrr Rammm.. hmmpp" Siska teriak dan tubuhnya seakan menggigil melepaskan seluruh kenikmatan itu. Rama langsung melepaskan pusakanya dan mengarahkan ke bukit kembar milik Siska.
   
    "Aaaakkkkhhhh.." rintih Rama
   
    Seluruh cairan kental berwarna putih milik Rama keluar dan membasahi kedua bukit kembar merah muda itu dan tetesan cairan itu juga jatuh di wajah Siska. Siska langsung menyapu dengan jarinya dan membersihkan dengan lidahnya.
   
    "Puass bangett akuuu Rama."
    "Aku juga Sis. Enak bangett!!"
    "Tapi jaga rahasia ini ya! Jangan sampai siapapun tau!" pinta Siska yang masih dengan keadaan telentang tanpa sehelai kain pun menutupi tubuh mungil nan indahnya itu.
    "Tenang aja, aku jaga baik-baik kok" sambil mencubit pipi Siska, Rama langsung berdiri dan memakai pakaiannya.
    "Ramaa, pedihhh.." Siska dengan wajah manjanya mengatakan si mungil merah muda miliknya terasa pedih.
    "Aahh maaf ya Sis, kegedean ya?"
    "Iyaaa, gede banget. Tapi enak. Hehehe" dengan nada manjanya Siska berkata kepada Rama yang sedang sibuk memakai pakaiannya yang ribet itu.
   
    Laura ternyata sampai pada puncaknya malam itu, tangan Laura pun basah terkena cairan yang keluar dari tubuhnya. Laura langsung menjauh dari arah dinding. Rahasia mereka sekarang sudah bukan milik berdua. Tapi juga milik Laura. Hmm.
   
    ***
    Tante Mia dan Siska sudah di jelajahi oleh Rama. Akankah Laura juga akan bernasib sama? Atau malah Rama akan menerima akibat dari perbuatannya itu?
   
   
 

Oh My Lick! (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang