Satu

1.4K 94 15
                                    

Hi, ini cerita gabut saya

Mungkin agak aneh but i like the Storyline.

jadi enjoy.
























Bintang POV

Di sore hari yang terkesan sangat dingin dan menyeramkan, dimana aku tengah berdiri di ujung pembatas roof top bangunan tua. Aku sudah menyerah dengan kehidupan ini, keluargaku yang tak pernah sedikit pun memperdulikan diriku hanya karena fisik.

Semua cacian dan siksaan yang mereka berikan sungguh membuat harapanku pupus, aku tak pernah mengharapkan kasih sayang mereka. Aku hanya berharap mereka sedikit perduli dengan diriku, apa aku terlalu jelek untuk mendapatkan hal itu?

Apa karena aku terlahir dengan wajah yang buruk rupa mereka memperlakukan diriku seperti ini. Aku terus menerus berdoa agar Tuhan mengabulkan doaku, namun semuanya sia sia. Tuhan bahkan tidak mau mendengar perkataan dan ucapanku.

Menyedihkan..

Aku bisa merasakan betapa derasnya hujan dari atas roof top ini, jika aku melangkah satu kali lagi. Tubuhku akan hancur, mungkin kepalaku akan terbelah dua, awalnya aku tak mau melakukan hal ini.

Karena aku mau merasakan betapa indahnya surga itu...

Aku sudah muak dengan semua penderitaan yang aku alami, semoga aku bisa mati secepat. . .

Namaku bintang, aku hanyalah gadis biasa dengan kehidupan yang tak biasa. Terlahir dari kalangan orang kaya namun tak pernah bahagia.

Bintang POV end

Flash back

12 tahun yang lalu

Bintang kecil tengah berlari mencari keberadaan sang ayah dengan selembar kertas di genggaman lengan kecilnya, dia terlihat sangat antusia sambil terus menerus bertanya kepada para maid dimana keberadaan ayahnya walau pun tak mendapat respon apa pun.

Saat manik birunya melihat sang ayah yang tengah memunggunginya, dia langsung berlari dan memeluk kaki ayahnya tercinta. Hal itu membuat sang ayah naik darah karena terkejut, putranya hampir saya terjatuh dari gendongannya.

"DASAR ANAK SIALAN! BAGAIMANA JIKA PUTRAKU TERJATUH." Bentak sang ayah sambil menendang tubuh kecil bintang.

"Hiks, maap ya-yayah hiks. Inta enda ce-cengaja hiks." Ucap bintang sesegukan.

"Sudah berapa kali saya suruh kamu untuk memanggilku tuan! Jangan panggil aku dengan sebutan menjijikan itu." Ucap sang ayah dengan nada dingin.

"Hiks, maapkan inta tu-tuan hiks." Ucap bintang sambil menunduk.

"Hiks, Yayah. Ulan tatut, tenapa Yayah malah malah hiks hiks." Tangin anak kecil yang terlihat seumuran dengan bintang.

"Shuss, maafkan ayah ya baby. Ayah tidak sengaja bertemu dengan hama." Ucap sang ayah sambil menatap bintang kecil dengan pandangan jijik.

"Hiks, huum. Yayah Ulan au cucu, laca tobeli." Ucap bulan, lelaki kecil di gendongan ayah bintang.

"Baiklah sayang, ayah akan meminta ibumu untuk membuat susu rasa strawberry." Ucap sang ayah sambil mengecup sayang wajah bulan.

Bintang yang melihat hal itu terus menangis sambil meremas kuat dadanya yang terasa berdenyut sakit, sesak rasanya saat melihat perbedaan perlakuan sang ayah terhadap dirinya dan bulan.

"Enyahlah dari hadapanku hama." Ucap sang ayah sambil menendang tubuh mungil bintang sehingga terbentur dengan meja di dekat mereka.

"AKH! Ya-yayah hiks, tenapa Yayah jaat cama inta hiks. Ca-cakit hiks huhuhu hiks hiks." Tangis bintang pilu, namun bukannya merasa bersalah sang ayah malah tersenyum.

"Seharusnya aku membunuhmu saja dari dulu, dasar wanita tak berguna." Ucap sang ayah.

"Yayah, emunuh itu apa?" Tanya bulan polos.

"Bukan apa apa baby, jangan pedulikan hal itu hm?" Ucap sang ayah dengan lengannya mengacak ngacak Surai hitam milik bulan.

Satu tahun kemudian setelah kejadian.

BUGH

"DASAR ANAK TAK TAHU DIRI HIKS, BAGAIMANA DIRIMU BIS AMELUKAI PERMATAKU HIKS? DASAR MONSTER!" Teriak sang ibu setelah memukul keras kepala bintang dengan raket tenis.

Sekarang keadaannya dimana semua anggota keluarga bintang tengah berkumpul bersama, mereka merayakan hari ulang tahun bulan...dan bintang sambil bermain tenis bersama.

Di saat bintang tengah mengambil air minum, bulan berlarian bersama sepupunya Bella wanita berusia 15 tahun. Bulan berlari tanpa melihat jalan, dia hanya tertawa senang sambil memekik kecil.

Orang orang menatap dirinya gemas, namun saat orang orang melihat bintang. Mereka malah melihatnya jijik, tubuh kecil bintang terpental di saat bulan menabrak dirinya dengan kencang, sedangkan bulan hanya terjatuh ke lantai.

Semua orang di sana langsung mengerumuni bulan karena khawatir, mereka melihat sikut bulan sedikit mengeluarkan darah. Sedangkan bintang sudah terbatuk batuk dengan darah yang mengalir dari mulutnya akibat benturan kuat.

Sang ibu langsung berjalan dengan langkah tergesa gesa, bintang kira ibunya khawatir terhadap dirinya.

"I-ibu punggung inta ca-cakit hiks." Adu bintang kepada sang ibu.

BUGH

"DASAR ANAK TAK TAHU DIRI HIKS, BAGAIMANA DIRIMU BIS AMELUKAI PERMATAKU HIKS? DASAR MONSTER!" Teriak sang ibu setelah memukul keras kepala bintang dengan raket tenis.

Darah segar itu mengalir di dekat mata bintang, perih rasanya perih sekali.

"HUAAA! DA-DALAH HIKS HUAAA, ULAN NDAK CUKA DA-" Bulan pingsan saat melihat darah segar itu mengalir dari dekat mata bintang sang ayah yang geram langsung menarik paksa tubuh kecil bintang menuju ruangan gelap dan sumpek.

"Aku harap kamu mati di sini." Itu lah yang di ucapkan sang ayah saat meninggalkan dirinya di dalam ruangan itu.

"YAYAH! HIKS HIKS." Teriak histeris bintang. . .

























TBC

Thanks yang udah baca sampai akhir ^^

Kl jelek ceritanya saya hanya bisa mengucap maaf karena saya hanyalah seorang amatir yang belajar menulis cerita sendiri tanpa mengetahui unsur atau persyaratan persyaratan untuk menulis.

I'm A VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang