Sorry ya Author slow up😩
⚠️Typo bertebaran ⚠️
Sesampainya di depan pintu rumah sakit, bintang bisa melihat banyak orang orang berbadan besar nan tinggi itu berbaris dengan rapih menyambut lucian sembari menghadang reporter reporter yang memberontak ingin mendekati Dirinya maupun papa lucian.
"Jangan panik, papa ada di sini. Kapan pun kamu takut, pegang saja baju atau tangan papa." Amanat papa lucian kepada bintang, bintang pun mengangguk mengerti dan melanjutkan perjalanan nya bersama papa lucian menuju mobil hitam di depan sana yang sudah menantinya.
Suara ricuh dari para reporter terdengar sangat jelas di gendang telinga bintang, bintang yang panik langsung memegang lengan baju milik sang papa dengan agak erat.
'Tuan, apa benar pemuda di samping anda merupakan salah satu putra anda?'
'Tuan, mengapa anda menyembunyikan identitas semua keturunan anda?'
'Apa benar rumor yang mengatakan bahwa pemuda ini merupakan putra dari hubungan gelap anda?'
'Rumor mengatakan bahwa lelaki ini adalah babyboy anda.'
'Apa pemuda ini putra dari hubungan anda dengan Miss Gitome?'
Papa lucian menggantikan langkahnya dan menatap reporter reporter itu.
"Saya umumkan, pemuda ini Putra saya dan istri saya tercinta." Suara ricuh pun semakin keras dengan jepretan kamera yang semakin menggila, Setelah mengatakan itu. Papa lucian pun berjalan sambil memegang lembut pergelangan tangan bintang dan memasuki mobil yang sudah menanti mereka.
Bintang POV
Hari ini, aku akan bertemu dengan keluarga baruku, yang ntah bagaimana mereka akan memperlakukanku. Akankah mereka sama seperti manusia manusia biadab yang ku anggap sebagai keluarga itu? Atau malah sebaliknya.
Aku terus memandangi keluar kaca mobil dan memperhatikan setiap sudut dari kota ini.
"Ternyata aku masih ada di daerah Barat, apa orang itu masih ada di sini?" Gumamku pada diri sendiri sambil mengingat ngingat dia, ornag satu satunya yang menjagaku.
'aku harus menemukan orang itu dan berterimakasih secepatnya.' lanjutku dalam batin.
"Bintang." Panggil papa, aku pun menoleh ke arah papa.
"Hm?"
"Sebaiknya kamu tidur, perjalanan masih panjang. Membutuhkan waktu 2 jam untuk tiba di rumah barumu." Ucap papa sambil mengusap Surai hitamku (yang belum aku cuci selama berapa hari di rumah sakit) apa rambutku bau? Atau lengkeh, bagaimana ini.
Aku merasa sangat panik, akankah papa merasa jijik dengan diriku? Atau aknakah papa...memotong habis rambutku seperti yang di lakukan Bella dulu.
Aku langsung menggeleng dengan cepat untuk menjauhkan pikiran pikiran positif itu.
"Pfft, kamu ini sedang apa." Aku terdiam sejenak, melihat betapa damainya wajah papa di saat tersenyum.
Apa begini rasanya di perhatikan oleh sesosok ayah? Sungguh membuat hati menghangat. Aku ingin terus merasakannya.
"Ehm, tidak ada apa apa." Ucapku sambil tersenyum kecil.
"Tidurlah." Ucap papa dengan sangat lembut sambil mengelus rambutku, aku pun menyenderkan punggung di kursi mobil yang terasa empuk ini, mataku mulai terasa berat, suara dentuman musik yang terasa seperti lagu pengiring tidur pun membuat suasananya terasa sungguh menyenangkan...
Aku pun tertidur dengan pulas di kala itu, ntah berapa lama aku tertidur. Sekarang awan sudah berubah warna menjadi jingga yang bertanda sekarang sudah menjelang sore hari.
Aku meregangkan tubuhku yang terasa kaku, di saat aku menoleh ke arah kiri. Aku melihat papa yang sedang membaca sesuatu di tablet nya dengan serius, aku hanya diam sambil memainkan cincin pemberian orang itu.
Beberapa menit kemudian mobil pun berhenti tiba tiba, pintu mobil di buka dari luar, aku yang tak tahu apa apa hanya diam saja sambil memperhatikan papa yang keluar dari mobil, karena papa keluar dari mobil aku pun mengikutinya.
"SELAMAT DATANG TUAN BESAR." Sapa orang orang yang berjajar rapih di depan rumah yang sangat megah ini. Aku tersontak kaget karena suara kencang dari mereka.
"Pft..." Suara menahan tawa itu berasal dari belakang, saat ku lihat itu adalah papa...baruku, pipiku menjadi memerah malu.
"Kamu imut, seperti anak ayam ya." Ucap papa sambil mengelus rambutku.
Aku hanya terdiam sambil menatap rumah baruku dengan pipi merona, aku masih merasa malu karena di tertawa kan oleh papaku.
.
Aku melihat beberapa orang berdiri dengan rapi di depan pintu tanpa bergerak sedikit pun, bisa aku lihat seorang wanita cantik itu mengeluarkan aura yang sangat anggun, beberapa lelaki berwajah tampan di belakang wanita itu dan satu wanita yang terlihat sangat dewasa di bandingkan yang lainnya berdiri di tengah tengah para lelaki.
"Ayo, kenapa kamu melamun?" Tanya papa padaku, aku pun mengangguk dan berjalan agak di belakang tubuh papa dengan langkah yang agak pelan, kepalaku menunduk dengan tangan yang memainkan jari jari.
Bugh
"Eh..?" Aku mendongkak disaat merasa menabrak sesuatu.
"Kenapa kamu menunduk?" Tanya salah satu lelaki yang tadinya berdiri di belakang wanita cantik itu. Suaranya yang berat membuatku gugup, keringat dingin mulai bercucuran dari tubuhku. Kakiku melemah seakan aku melihat bayangan ayahku dahulu...
Kakiku tiba tiba mundur beberapa langkah ke belakang.
'aku tak mau bertemu lagi dengannya, pergi tolong pergi. Kumohon pergilah.' Gumamku terus menerus.
"Hei, tenanglah." Aku merasakan kehangatan dari tubuh seseorang, wangi darinya membuat ku tenang. Saat aku mendongkak dan melihat siapa yang memelukku, ternyata itu adalah wanita cantik yang berdiri di depan pintu tadi.
Aku tak tahu mengapa aku merasa seolah olah sangat merindukan rasa hangat ini, sungguh nyaman.
"Ayo kita masuk ke dalam." Ajak salah satu wanita lain dengan suaranya yang sedikit berat.
Kita semua masuk dengan diriku yang masih di rangkul oleh wanita cantik itu, wanita itu mendudukanku di sebuah sofa yang sangat empuk lebih empuk dari kursi di mobil tadi.
"Perkenalkan, sekarang kita adalah keluarga baru mu." Ucap wanita cantik itu.
"Dan aku adalah Mama barumu." Lanjutnya dengan senyum cantik.
To Be Continued...

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm A Villain
RandomMenjadi seorang lelaki bukanlah impian Bintang, Bintang hanyalah seorang gadis yang menemukan sebuah buku dengan tulisan 'Bulan Destiny', dan buku itu lah yang menjadi penyebab mengapa dirinya di perlakukan layaknya hewan. Dirinya hanya tokoh antag...