Tiga

927 84 2
                                    

Typo diman mana

Enjoy


























"Selamat tinggal dunia, aku harap tuhan bisa membiarkanku masuk ke dalam surga ya..PFT" Tawa bintang pecah dengan air matanya yang mengalir.

[HALO!]

Bintang terkejut dengan suara aneh yang muncul dari kepalanya, apa itu setan? Apa penghuni gedung tua ini? Mungkin suara itu hanya ilusi saja, Dirinya seakan tak peduli dengan hal itu hampir melangkah maju ke depan. Helaan nafas panjang keluar dari mulutnya

.

[APA ANDA MENGABAIKAN SAYA?]

"Siapa?" Tanya bintang.

[AKU ADALAH SISTEM YANG DI KIRIM DEWA UNTUK MENOLONG MANUSIA MALANG INI]

"Terlambat."

[DEWA BISA MENGABULKAN SEMUA YANG KAMU MAU.]

Hening. . . tak ada jawaban apa pun dari bintang hingga beberapa menit ke depan.

"Apa pun?" Ucap bintang tiba tiba.

[IYA APA PUN, TAPI DEWA HANYA AKAN MENGABUKAN 1 PERMOHONANMU]

"Baik, aku harap permohonanku menjadi tak terbatas." Ucap bintang santai.

[KALAU INI, TAK BISA..]

"Tak berguna." Sindir bintang.

[SUDAH DI BERI KESEMPATAN MALAH TAK TAHU DIRI.] Sindir sang sistem.

"Kabulkan permohonan yang paling sering aku minta."

_______________________ ....._____________________

Data Permohonan:

"Aku harap bisa bebas walau dengan rupa yang berbeda." 342.144.000 permohonan.

"Semoga aku cepat mati." 329.012.003 permohonan.

"Aku harap aku bisa bahagia." 311.345.871 permohonan.

"Aku harap mereka memperdulikan ku." 305.824.000 Permohonan.

"Aku harap aku bisa bebas dari rumah ini." 300.122.631 Permohonan.

_______________________ ....._____________________

[ADA JUTAAN PERMOHONAN YANG ANDA UCAPKAN SELAMA ANDA HIDUP]

[KLIK SALAH SATU PERMOHONAN UNTUK PENGABULAN PERMOHONAN]

Bintang meng klik permohonan ke dua, tapi lengannya malah menekan permohonan di urutan ke satu.

"SIAL!" Teriak bintang frustasi sambil mengacak ngacak rambutnya, tiba tiba pandangannya mulai mengabur, bahkan dia tak bisa menyeimbangkan tubuhnya, tapi cahaya cahaya itu malah mendekati dirinya. Seakan dia adalah light spot yang seharusnya di tempati oleh bulan sang kembaran.

Mata bintang tertutup rapat, hanya kegelapan yang bisa dia lihat, seperti tempat dimana dia di cambuk setiap hari. . . Tetesan air hujan yang deras terus menerus mengenai kulit bintang seakan air itu mencoba membangunkan dirinya dengan cara menggelitiki dirinya.

.

Bintang POV.

Setelah cahaya cahaya itu mendatangiku, aku seakan terdesot ke ruangan hampa tanpa oksigen yang bisa membuat siapa pun sesak.  Arawahku seakan tertarik kuat untuk memasuki tubuhku kembali. . . Di saat aku membuka mata,

Hal pertama yang bisa aku cium adalah bau obat obatan yang menyengat, seharusnya aku mati?! Kenapa aku malah ada di tempat dengan bau obat obatan ini.

'Apa aku di culik bandar obat obatan? Apa aku di jadikan kelinci percobaan, tu- ah. Tuhan tak akan mendengarkan ucapanku, sia sia aku berdoa dan memohon kepada - Nya.'

Cklek

"Astaga." Ucap seorang wanita cantik dengan seragam yang pernah aku lihat di internet.

'seorang suster.' batinku.

Wanita itu berlari keluar ruangan dan kembali dengan lelaki berjas putih, aku tahu bahwa orang ini adalah dokter. Tapi aku tak tahu dimana diriku berada, apa rumah sakit? Mana mungkin keluarga sialan itu mau membawaku ke tempat mahal ini.

"Selamat siang, bagaimana keadaan anda?" Tanya dokter itu padaku.

"Baik." Ucapku dengan suara serak, apa selama itu aku tertidur hingga suaraku berubah dan terasa sakit saat berbicara?.

"Baiklah, biar saya periksa anda terlebih dahulu." Ucap sang dokter sambil memasang stetoskop nya.

"Hmm, semuanya ternyata sehat. Apa ada bagian yang sakit." Tanya sang dokter lagi.

"Tidak." Ucapku lagi.

"Baiklah, suster Sisi tolong panggil wali pasien." Ucap dokter itu pada sang suster.

"Baik dokter." Suster itu meninggalkan ruangan dan berjalan ntah pergi kemana.

'apa keluargaku akan menjenguk diriku? Sungguh mustahil.'

"Apa ada sesuatu yang bisa saya bantu?" Ucap sang dokter ramah.

"Air." Dokter itu pun segera mengambil air dan memberikannya kepadaku, aku meminum air itu perlahan agar merasakan sensasi segar dari air yang melewati kerongkonganku.

Cklek.

Pandanganku pun mulai terkunci melihat lelaki berbadan besar dan gagah itu memasuki ruangan dimana diriku berada.

'Siapa dia' batinku

"Selamat siang Tuan Lucian." Sapa sang dokter pad alelaki berbadan gagah.

"Hm." Balas lelaki itu.

"Siapa." Tanyaku penasaran.

Bintang POV end







































TBC

Thx for reading

I'm A VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang