@ (2)

696 65 1
                                    

°

Ketika bel istirahat banyak murid-murid yang membicarakan sesuatu, sepertinya ada topik yang hangat. Tapi Haechan tak terlalu mempedulikan itu, saat ini Haechan dan jaemin berada di meja kantin jadi mereka bisa mendengar dengan jelas pembicaraan mereka.

" Chan lu tau gak? "

Dan dari sinilah awal mula perghibahan.

" Apa? "

" Kakak kelas kita yang meninggal satu tahun lalu "

" Iya emang kenapa? "

" Katanya hari ini satu tahunnya "

" Oalah pantesan banyak yang ngomongin, sebaiknya kita kirim doa agar arwah kakak itu bisa tenang "

Jaemin mengangguk kecil

" Hmm masalahnya Chan, gue masih merasa janggal dengan kematian kakak itu "

" Aneh kenapa? "

" Matinya kan gak normal, ditemukan dalam keadaan yang benar-benar mengerikan "

Haechan bergidik ngeri mengingat kejadian itu. walau dia tak terlalu peduli dengan sekitar kali ini berbeda, Siapa sih yang belum tau kasus pembunuhan tiap tahunnya disekolah ini? Haechan benar-benar kagum dengan cara sekolah menyembunyikan kasus mengerikan ini.

Tiap tahun pasti ada kasus pembunuhan. cara matinya pun beragam dari yang dimutilasi, dipenggal, hingga dikasih racun. Banyak rumor yang beredar mereka meninggal akibat ulah arwah penasaran. Tapi dengan pemikiran realistis Haechan dia tidak percaya rumor itu secara mentah-mentah. Pasti ada alasan yang lebih masuk akal dari semua kejadian itu, dan mungkin saja itu hanya kebetulan kan?

Buktinya tahun ini mereka semua nampak baik-baik saja? Semoga.

" Hm terus? "

" Apa benar itu ulah arwah penasaran? "

" Nggak mungkin lah, secara kan mereka itu fana. Kepastiannya masih diragukan "

" Tapi kalo itu ulah pembunuh kok masih belum ada tersangka sampai tahun ini? Malah nutup kasus gitu aja? "

" Kemungkinan besar tersangka adalah orang dalam dan memiliki banyak uang untuk menyumpal mulut media maupun jurnalis "

" Tapi kok bisa beruntun tiap tahun gitu lo? Udah kayak pesugihan minta tumbalnya aja"

" Tidak ada yang tau kapan kita mati, murid disekolah kita juga banyak, ada cerita pula ditiap orangnya. buktinya lebih dari satu orang meninggal tiap tahun diluar kasus pembunuhan kayak kecelakaan atau sakit, bisa aja habis ini lu yang mati gara-gara ngehirup bau kematian dari WC laki-laki "

Jaemin berdecak sebal
" Anjing lu "

Haechan terkekeh
" Udah buruan makannya, ingat hukuman yang dikasih pak tael tadi buat bersihin WC "










Esok paginya Haechan berjalan dengan lesu ke sekolah, tak memperhatikan jaemin yang terus berkicau disampingnya.

Apakah pemuda ini tak pernah lelah mengucapkan kalimat-kalimat yang tak penting untuk diucapkan? Rasanya seperti pemborosan kalimat.

" Kentut tiga kali itu tandanya apa ya? "

Alih-alih menjawab pertanyaan jaemin Haechan mempercepat langkahnya meninggalkan jaemin dengan ke absurtannya, tidak ingin terpancing emosi. Sedangkan jaemin masih dibelakang dengan Dunia
yang diciptakannya sendiri.

Haechan membuka lokernya dengan kasar. Alisnya terangkat sebelah mendapati sesuatu yang nampak tak asing, Surat itu lagi. Apakah kemarin dia mengembalikan surat itu ke loker? Dia tak ingat sama sekali.

Penampilan surat yang Masih sama, amplop putih bersih dengan sticker hati merah marun di atasnya.

Apa kamu meragukan ku? Kenapa Aku menyukai mu? <3
~ someone

Apa itu pengakuan? Sangat sederhana tapi mampu membuat hati Haechan menghangat. Aneh sekali orang ini kenapa aku menyukai mu? Seolah-olah mengatakan hal yang aneh kalau orang menyukainya. Yah Haechan setuju sih, apa yang disukai orang itu dari dalam dirinya?

Melihat jaemin yang sebentar lagi mendekatinya Haechan buru-buru menyembunyikan surat itu kedalam tas. Tak berniat memberi tahu isinya kali ini.

" Ayo Chan " ajak jaemin.

" Oh iya ayo " kemudian mereka berjalan beriringan menuju kelas.

" Aduh Chan, lu masuk duluan deh tiba-tiba mules gue Gara-gara sarapan sari roti sama susu nih " tanpa menunggu jawaban jaemin sudah berlari ke kamar mandi, meninggalkan Haechan yang menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya.

Sesampainya dikelas Haechan dibuat bingung dengan keberadaan coklat batangan di mejanya dibungkus dengan apik dengan pita merah maroon sebagai pengikat.

Haechan mengedarkan pandangannya berharap melihat siapa yang meletakkan coklat itu. Dikelas masih ada tiga siswa mereka semua nampak tak mencurigakan.

Haechan melangkah mendekat dan menarik secarik sticky note diatas coklat itu.

Karena Kamu sangat manis seperti coklat ini <3
~ someone

Haechan tak bisa menyembunyikan senyumnya kali ini. selain pesan itu tindakan orang ini juga tak kalah manis.

" Felix lu tau siapa yang ngeletakin coklat ini disini? " Tanya Haechan ragu-ragu.

" Hm? Ga tau tadi Gue masuk coklatnya udah ada " jelas Felix tanpa mengalihkan atensi pada ponselnya.

Haechan menunduk kecewa, dia pikir akan mendapatkan petunjuk siapa dibalik pengirim surat ini. pernyata orang ini sangat berhati-hati dalam tindakannya.

Tapi Haechan tak mau ambil pusing, dia tak berniat untuk mencari tau siapa pelakunya, yang perlu dia lakukan hanya menghargainya saja.
















~TBC

Pendek-pendek dulu, biar hemat kata gue mah.

FOUND METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang