@ (7)

552 64 0
                                    

°

Setelah kejadian semalam Haechan menceritakan semuanya kepada Jeno. Mulai dari surat yang tiba-tiba muncul hingga mulainya teror.

Paginya Haechan mengajak Jeno untuk memeriksa jendela kamarnya. Dan bum sticker hatinya ada, coklat berserakan juga ada. Semua nyata.

" Boleh liat suratnya gak? "

" Ini " Haechan memberikan suratnya " sebagian sticky note "

Jeno mangguk-mangguk sembari mengamati surat satu-persatu.

" Ewhhh kalau gue jadi lu udah muntah dapet pesan kek gini, bucin bangeettttt " sungut Jeno.

" Bilang aja lu iri "

" Iri? No dude, kita beda kasta " ujar Jeno bangga, Haechan mengendikan bahu tak acuh.

" Ngomong-ngomong lu yakin besok mau cek foto lu yang dikelas gue? "

" Yakin lah kenapa enggak? "

" Entar lu tambah takut "

" Udah terlanjur sekalian aja "

" Oke " Jeno merunduk melihat ponselnya " gue udah disuruh pulang nih sama mami, lu mau ikut sarapan dirumah gue gak? " Haechan menggeleng.

" Yaudah gue pulang dulu ya " Jeno mengusak Surai Haechan. Jangan salah paham Haechan sudah menganggap Jeno sebagai kakak walau mereka hanya berselisih beberapa bulan.

Setelah memastikan Jeno pulang Haechan langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur, energinya terkuras habis hanya karena takut.

Pikirannya menerawang kejadian tadi malam, semalam orang itu berpakaian serba hitam memakai topi dan masker sehingga Haechan tak bisa melihat wajah orang itu.

bagaimana orang itu tau rumahnya? Dia tak ingat pernah berbagi alamat kepada orang lain. Apakah dia salah satu orang yang dikenalinya?

Tangannya meraih benda pipih yang tergeletak disampingnya, kemudian membaca notifikasi dari na jaemin.

NaJaem🤡
Chan besok gue ga sekolah.
Titip absen ya.

Loh kenapa jaem?

Nenek sakit, nanti Gaada yang ngurus.

Oh oke
07.00




Seperti yang dijanjikan Jeno untuk mengantar Haechan ke kelasnya untuk memeriksa foto yang dia ceritakan kemarin.

" Aduh Jen ini terlalu pagi ga sih buat berangkat sekolah "
muka Haechan sudah masam karena sebal. Bukan apa dia jadi trauma sendiri buat berangkat pagi gara-gara mimpi kemarin.

" Ssst gue lagi ngehindari sesuatu "

" Apaan? "

" LEE JENO "

Langkah keduanya terhenti ketika mendengar teriakkan yang memekikkan telinga.

Pak jaehyun dengan wajah garangnya menghampiri Jeno kemudian menjewernya.

" Adududududuh ampun paaaak "

" Kamu kemarin yang mecahin kaca iyakan? "

" Aduuuh itu cuma salah paham pak "

" Jelasin dikantor sekarang! "

Sebelum menggeret Jeno, pak jaehyun sempatkan dulu untuk tersenyum manis kearah Haechan yang sedari tadi diam saja. Haechan hanya balas tersenyum kikuk.

Dih giliran sama Haechan senyam senyum ga jelas, cibir Jeno dalam hati.

Jeno memberi isyarat ke Haechan untuk duluan, Haechan mengangguk kemudian berjalan berlawanan dengan Jeno.

FOUND METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang