@ (6)

556 69 1
                                    

°

Haechan mengernyit kala sekolah masih sepi hanya ada dia seorang, saking sepinya mirip bangunan yang sudah terbengkalai.

Langit terlihat kelabu, sang fajar juga enggan menampakkan dirinya. Menambah nuansa horor sekolahnya.

Lagi-lagi Haechan tak ingin ambil pusing dengan langkah lebar berjalan kearah lokernya, dia ingin memeriksa apakah pengirim surat misterius membalas suratnya? Ketika loker sudah terbuka Haechan sudah disambut dengan sebucket mawar merah dan tak lupa amplop putih dengan sticker hati merah marun sebagai perekat.

Senyum Haechan langsung mengembang, dengan segera dia mengelupas sticker itu. Kali ini apa yang
Di tuliskan si pengirim? Apa dia akan segera memberi tahu identitasnya? Haechan jadi tak sabar untuk membacanya.

Kamu sangat manis seperti coklat yang kuberikan, bagaimana bisa tuhan menciptakan makhluk semanis kamu? Tapi untuk apa kalau bukan buat ku?
:( Dan darahmu aku bertaruh darahmu beraroma seperti mawar merah yang kuberikan. bolehkah aku memilikinya?xixixi<3

~ MCMXCIX

Haechan mengerjapkan matanya bingung. Bukannya mendapatkan balasan Haechan malah mendapat surat seperti itu. Awal isi suratnya memang manis tapi kenapa bagian belakangnya harus seperti itu? Bikin Haechan takut saja.

Ada sesuatu yang menarik perhatian Haechan, ujung surat bertanda huruf acak yang tidak biasa. Apa itu sebuah clue tentang siapa dirinya?

Dengan ragu Haechan menyimpan Suratnya, dan mulai berjalan ke kelasnya. Belum sampai kelas Haechan berbelok ke kamar mandi untuk memperbaiki penampilannya.

Matanya memicing melihat sticker hati merah marun yang menempel di wastafel dan kaca. bagaimana bisa sampai sini? Apakah si pengirim baru saja memasuki kamar mandi?

Haechan mengendikan bahunya tak peduli kemudian kembali fokus menyisir Surai coklatnya.

Tiba-tiba dari pantulan cermin Haechan melihat sekelebat bayangan hitam dibelakang melewatinya begitu cepat, Haechan Langsung menoleh kebelakang namun tak mendapati apa-apa.

Entah kenapa perasaan Haechan jadi tidak enak dan merasa was-was sendiri. Atmosfer di kamar mandi tiba-tiba berubah begitu suram dan mencekam. Haechan memeluk tubuhnya sendiri Ketika merasa bulu kuduknya merinding.

Ketika atensinya kembali kecermin, Haechan dikagetkan dengan wajah hancur dari pantulan cermin.

" AAAAAAAAA " Haechan memekik berlari tertatih keluar kamar mandi.

Di sepanjang koridor Haechan tak menemukan satupun manusia. Sial kenapa sekolah masih sepi sih? Kemana Haechan harus melarikan diri?

jantungnya terpacu dengan cepat, dadanya naik turun mengikuti temponya, Matanya terus bergerak gelisah kesana kemari, keringat dingin juga mulai membasahi pelipisnya.

Oh jadi ini yang dinamakan takut? Haechan tidak suka sensasinya.

Sial kenapa dalam keadaan seperti ini ada orang yang menaruh pot ditengah jalan? Mengakibatkan Haechan terjatuh.

Kepalanya bergetar ketakutan saat menoleh kebelakang. Disana ada sosok mengerikan yang sebagian wajahnya hancur seperti habis terseret sampai kulitnya mengelupas menampilkan dalamnya, Bajunya lusuh dan compang camping.

Oh dan bagian yang paling mengerikan adalah dia membawa kapak.

Sosok itu mulai mendekati Haechan dengan langkah gontai menyeringai kearahnya.

Tubuh Haechan terstun, benar-benar diam ditempatinya. Rasanya kakinya terasa berat dan kaku tak bisa digerakkan. Jangankan bergerak bernafas saja Haechan tak mampu.

Sosok itu mulai mengangkat kapak kearahnya. Haechan hanya mampu menangis dan memekik tertahan.




















Jam dua dini hari Haechan terbangun dari tidurnya dengan keringat dingin yang membanjiri dan nafas yang tersengal-sengal.

Matanya bergerak gelisah kesana kemari penuh sorot ketakutan.

Setelah memastikan semua baik-baik saja Haechan menarik nafas panjang untuk menetralisir ketakutannya.

Oh... hanya mimpi. Dirasa mulai tenang tangan Haechan terulur untuk mengambil ponsel di atas nakas. Menampilkan fotonya waktu kecil bersama dua orang dewasa dan angka besar yang menunjukkan jam dua pagi.

" Sialan " umpat Haechan.

Kalau sudah seperti ini mana bisa dia tidur lagi?

Dukk

Haechan menoleh cepat kearah sumber suara. Asalnya dari arah jendela, Apa-apaan barusan itu? Apa ada orang yang mengetuknya diluar sana? Sangat tidak mungkin karena dia ada di lantai dua.

Dukk

Suara itu lagi, Haechan tipe orang yang selalu positif thinking. dia akan memikirkan segala cara untuk menangkal emosi negatif. Tapi kali ini berbeda Haechan tak mampu berpikir apa-apa, dia sudah terlanjur takut akibat mimpinya barusan.

Dukk

ayolah Haechan baru saja mendapatkan mimpi buruk, sekarang sudah harus ditakutin lagi. Nafas Haechan tercekat, tangannya menggulir kontak mencari nama seseorang untuk dihubungi.

Jeno.

Percobaan pertama panggilan tidak terangkat, Haechan terus melakukannya berulang kali sampai Jeno mengangkat.

Tutt tutt
Panggilannya terputus!?!?!?

Dukk

Oh tuhan baru kali ini Haechan merasakan takut luar biasa. Tapi setidaknya biarkan dia tau apa yang ada dibalik jendela dengan begitu mungkin perasaannya bisa sedikit lega.

Dengan langkah yang super hati-hati Haechan mulai mendekati jendela, membuka sedikit gordennya agar bisa mengintip.

Haechan membolakan matanya sempurna, jantungnya bahkan sempat berhenti berdetak. ada tiga hal yang membuat Haechan terkejut.

Pertama ada banyak sticker hati merah marun di luar jendelanya, kedua suara itu berasal dari batang coklat yang sengaja dilempar ke kacanya. Ketiga sosok yang melempar batang coklat barusan melambai kearahnya.

Haechan membeku ditempatnya terlalu syok dengan keadaan. Kakinya juga terasa kaku untuk meninggalkan tempat.

Hingga dering telpon diranjang berhasil menyadarkannya.

Haechan menyambar ponselnya kemudian bergegas ke kamar orang tuanya di lantai bawah, intinya dia menghindari sosok itu!

Selama perjalanan ke lantai bawah Haechan mengangkat panggilan ponsel yang masuk, rupanya dari mama Jeno. Kenapa mama Jeno menelpon?

" Halo..." Cicit Haechan karena dia masih ketakutan.

" Halo Chan? Lu gapapa? "

" Jeno? "

" Iya ini gue, tadi pas lu telpon tiba-tiba ponsel gue lag makanya pake ponsel mami. Lu telpon jam segini bikin gue khawatir. Ada apa Chan? Lu gapapa? Kok lu kayak orang ketakutan gitu? "

Haechan tak mengindahkan semua pertanyaan beruntun Jeno
" Jeno ... takut " bisik Haechan parau.






























~TBC

widiiih udah masuk arc horor aja nih.. wkwkwk.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya biar makin rajin update.

FOUND METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang