@ (3)

575 71 4
                                    

°

Lagi-lagi Haechan dibuat tersenyum didepan lokernya, Disana ada surat yang sudah tidak asing bagi Haechan ini surat kelima secara beruntun dari pengirim yang sama. Isinya tidak aneh-aneh Hanya pujian-pujian kecil pada umumnya seperti 'kamu begitu mengagumkan' 'kamu sangat menawan'. Tapi kata-kata sederhana seperti itu sudah cukup membuat Haechan merasa di akui dan dicintai sungguh.

Haechan segera mengelupas sticker hati tersebut dan kembali membacanya.

Matamu sangat cantik, aku harap bisa menatapnya secara langsung. Tapi aku orang yang pemalu xixixi <3
~ someone

Haechan lagi-lagi dibuat terkekeh oleh isi surat ini. Haechan jadi merasa bukan hanya dia satu-satunya orang pemalu di dunia ini. Ini adalah surat terpanjang dari yang kemarin. Rasanya cukup menyenangkan mendapatkan surat dengan tulisan random seperti ini.

Haechan meletakkan surat itu bersama dengan surat yang kemarin, Sepertinya dia tidak berniat untuk membuangnya.

Sepanjang koridor matanya terus memicing memperhatikan siswa-siswi yang sekiranya berlagak mencurigakan.

Tapi semuanya nampak biasa saja. Atau Haechan yang kurang peka?

Tiba-tiba dari arah berlawanan seseorang berlari tanpa memperhatikan sekitar sehingga menabrak Haechan hingga terhuyung.

" Ah bangsat ganggu aja lu!! " Sentak pemuda didepannya.

Haechan hanya menunduk tak berani menatap pemuda didepan yang bernama hyunjin itu.

Dia takut, hyunjin adalah siswa berandalan yang paling terkenal di sekolahnya karena anak kepala sekolah sendiri. kalau terlibat dengannya bisa-bisa hidupmu tak akan tenang.

" Maaf " cicit Haechan masih dengan menunduk. Haechan meminta maaf walaupun dia tau ini bukan salahnya.

" Maaf-maaf, kalo ada orang lagi buru-buru minggir dulu! "

Haechan mengangguk cepat, matanya sudah terpejam sedari tadi. Ah sial dia sangat benci menjadi pusat perhatian dalam keadaan memalukan seperti ini.

" Ck sialan lu " hyunjin menepis kasar tubuh Haechan hingga menabrak Mading dibelakangnya.

Setelah itu hyunjin kembali berlari meninggalkan Haechan yang masih terdiam di tempatnya.

Selain kutu buku dia juga pengecut. Mana ada orang yang mau dengannya, oh ayolah Haechan sadarlah mana ada orang yang menyukaimu.






" Pagi sat! "

Baru saja Haechan menginjakan kakinya kedalam kelas sudah disapa dengan ramah oleh makhluk na jaemin. Haechan jadi malu sendiri jadi pusat perhatian gara-gara jaemin.

Mungkin banyak orang yang bertanya-tanya bagaimana bisa persahabatan mereka sangat langgeng. Dilihat dari segi manapun mereka itu jelas berbeda.

Haechan yang tak terlalu peduli dengan sekitar dan lebih banyak diam, sedangkan jaemin orang yang berisik dan suka memancing keributan. Sangat kontras bukan?

Haechan tak mengindahkan sapaan jaemin langsung duduk di bangkunya
" Jaem ... "

" Oi? "

" Gue dapet surat lagi "

" iyakah? Kali ini dari siapa? "

" Masih sama kayak yang kemarin "

" Isinya apa kalo hari ini? "

" Cuma pujian biasa sih "

" Ooh "

" Kali ini lu yakin kalau surat ini dari orang iseng? "

" Ini udah yang kelima kali kan Chan? Kayaknya dia sungguh-sungguh deh "

Haechan mengangguk kemudian atensinya beralih kedepan saat seorang guru yang akan mengajar mulai masuk ke kelasnya.

Akhirnya mereka melakukan aktifitas selayaknya siswa sampai jam berganti. Haechan tak bisa fokus, seluruh jiwa dan pikiran Haechan sudah melayang entah kemana terus menerka-nerka siapa gerangan dibalik surat misterius itu. Ini sudah lama kenapa dia tak berani menunjukkan eksistensinya? Apa dia juga sebegitu pemalunya dengannya.

" Baik cukup untuk hari ini, kita lanjutkan materi berikutnya Minggu depan " ucap pak name tag Jaehyun. " Oiya Tugasnya nanti kumpulin ke Haechan ya, Haechan jangan lupa anterin ke meja bapak pas pulang ya "

" Baik pak " jawab mereka serempak. Tak lama setelah itu bel istirahat berbunyi. Sebagian sudah menghamburkan diri, sebagian mengerubungi meja Haechan untuk mengumpulkan tugas yang diberikan sebelumnya.

" Chan gue laper " keluh jaemin.

" Yaudah sana pergi ke kantin dulu aja, keburu rame entar "

" Terus lu? "

" Gue nyusul, setelah ini beres "

Jaemin mengangguk setelah itu langsung ngacir ke kantin. Karena sungguh perutnya tidak bisa ditoleran untuk kali ini.

Setelah dirasa semua sudah mengumpulkan tugas, Haechan kembali menghitung memastikan tidak ada yang tertinggal.

Tiba-tiba surat itu kembali terbesit di otaknya, siapa tau ada tulisan tangan murid di kelasnya yang mirip dengan tulisan di surat.

Tulisan tangan pada surat itu terbilang rapi dan bagus. Dengan segera Haechan mengecek satu persatu buku teman-temannya mencari yang mirip dengan gaya penulisan di surat.

Matanya berbinar saat menemukan tulisan tangan yang dia cari, tapi setelah itu timbul kerutan di dahinya.

Masalahnya adalah kenapa gaya penulisannya mirip punya jaemin?











~TBC

FOUND METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang