Selamat membaca
¤¤¤
Sekarang dion tengah ada di ruang tengah, dengan eros dan lidia di hadapannya, yg kini tengah menatap tajam dion.
Dion hanya menunduk, jangan salhkan dia salahkan saja hati dia.
"kenapa?" tanya lidia sambil menatap tajam dion.
"aku tadi ada urusan mendadak" jawab dion.
"angkat kepalamu papa" dengan sedikit nada penekanan di kata 'papa' .
Dion pun nurut2 saja.
"ke kamar" perintah lidia.
Sedangkan eros hanya diam, lalu dionpun beranjak pergi ke kamar.
Dan eros dengan cepat menarik rambut lidia gemas.
Si bodoh ini.
"apa yg kau lakukan!" dengan suara agak di pelankan lidia berusaha melepaskan jambakan di rambutnya.
"kauu, harusnya papa sekarang ada bersamaku"
"biar aku yg menghukumnya"
Lidia masih berusaha melepas jambakan itu, dan berhasil. Lalu...
Plak
Dengan tak berprasaan lidia menampar pipi eros dengan sedikit kencang.
Huhh untung aja dion gk denger.
"shh" bukannya menangis eros malah menyeringai.
Lalu mengusap sedikit darah yg ada di bibirnya lalu menyesapnya.
Asin dan manis, rasa yg pas dan sempurna.
"heh, denger kamu hanya bocah ingusan yg tak tau apa2" lalu dengan songongnya lidia berjalan menuju kamarnya.
Lalu raut muka erospun mendatar sedatar datarnya.
Dan erospun pergi menuju kamarnya.
Hahh, dia harus mencari kucing lagi untuk bersenang senang.
Ingin sekali eros membunuh mamanya itu.
•••
Sekarang ini dion tengah ada di kamar. Dion udah mandi btw, sekarang dia lagi pake baju piama yg agak kebesaran.
Itu membuat dion terlihat menggemaskan dan... Sexy.
Cklek
Pintu terbuka dan terlihatlah lidia dengan setelan piama sama dengan dion.
Lalu lidia terdiam di ambang pintu saat melihat penampilan dion.
Menggemaskan dan sexy, di saat bersamaan.
"lidia" lamunan lidia buyar saat dion memanggilnya.
"hm" lidia pun berjalan ke arah ranjang tanpa menghiraukan dion.
"lidia" lirih dion.
Dia tak suka di abaikan.
Tapi lidia tetap tak menghiraukan dion dan malah bermain ponsel.
Dan dion pun langsung memeluk lidia dari samping dan menangis.
Lidia yg merasakan pundaknya basah pun langsung menunduk dan melihat dion yg tengah menangis.
"eh, kok nangis" dengan sigap lidia memeluk dion dan mengangkat dion ke pangkuannya.
Dion itu meski laki tapi tubuhnya ringan, tapi dion masih punya 4 pack di perutnya agak samar tapi.
"hiks lidia" dion memeluk erat lidia.
"sttt, kenapa nangis hmm" lidia mengelus kepala dion.
"cengeng" ejek lidia dan itu berhasil membuat dion menghapus kasar air matanya.
"lidia hiks gak suka ya hiks sama dion hiks, karna cengeng hiks" dion langsung saja bangkit dari pangkuan lidia dan berlari keluar kanar.
Lidia tentu panik, bagaimana kalo baby dionnya terjatuh. Lantas lidia pun ikut menyusul dion.
Dion berlari dan diapun masuk ke kamar eros.
Entah kenapa tapi yg ada di pikirannya saat ini hanya lidia yg tak suka padanya.
Ceklek
Suara pintu berhasil mengundang atensi eros yg tengah bermain ponsel.
Dan eros melihat pemandangan yg indah.
Dimana papanya, yg ia cintai kini tengah berdiri di ambang pintu dengan bibir melengkung ke bawah, mata sembab, hidung merah dan pipinya juga memerah.
Dan apalagi baju papanya yg kebesaran membuatnya terlihat menggairahkan.
"why papa?" tanya eros, bukannya menjawab dion malah menutup pintu dan langsung menerjang badan kecil eros.
"hiks eros" eros tentu bingung tapi senang.
"kenapa hm?" tanya eros lembut.
"hiks mama benci hiks papa, mama gk suka hiks papa" setelah mendengar itu muka eros pun mendatar.
Hanya karna wanita itu papanya menangis.
Sialan.
Apakah harus sekarang dia membunuh wanita itu.
Menyebalkan.
¤¤¤
Tbc
Guys mungkin nanti gw akan loncat tahunnya supaya eros cepet gede gitu.
Gpp ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Crazy [END]
De Todotentang eros yg mencintai ayah kandungnya sendiri. atau lebih tepatnya obsesi. entah hanya dia yg tau. CERITANYA AGAK EKSTRIM DAN GAK MASUK AKAL YG GK SUKA JANGAN BACA CERITA BXB YG GK SUKA JANGAN BACA. NO PLAGIAT. ADA SEDIKIT ADEGAN KEKERASAN DAN 1...