Selamat Membaca
Jangan Lupa bintangnya di pencet⚠️___
Adam dan Nabila sudah sampai di toko penjual ikan yang lumayan rami. Saking senangnya Nabila bejalan mendahului Adam, ia merasa terpesona dengan ikan-ikan yang banyak dan warna-warni itu. Mereka sangat lucu."Mas Adam cantik banget ikannya warna-warni," Ucapan Nabila Antusias, matanya berbinar melihat ikan hias di dalam aquarium besar, "Aku mau beli ini yang biru, ini juga yang ada ungunya, ini. Yaampum Mau beli semuanya."
"Kebanyakan, aquarium di rumah gak akan muat kalo beli semua." Ucap Adam tidak setuju.
"Ihh, tapi bingung pilih ya mana? 20 aja deh yaa?"
"Kurangin?"
"15?"
"5 aja." Ucap Adam final. Membuat Nabila cemberut.
Adam memanggil salah satu karyawan di toko itu, dan meminta memisahkan 5 ikan pilihan Nabila. Untuk di belinya.
Nabila ingin membantah, tetapi melihat muka Adam yang sedari tadi datar membuatnya sungkan untuk merayu agar membeli 20 ikan.
"Jangan beli ikan ini semuanya, pilih ikan yang lain."
Nabila yang tadinya murung karena hanya boleh membeli 5 ikan saja, kini kembali antusias ketika Adam membolehkan membeli ikan lain.
"Boleh?" Tanyanya memastikan.
"Kalo gak boleh ngapain saya aja kamu ke sini."
"Kalo gitu ayo ke sana mas. Aku mau beli ikan koki." Nabila menarik ujung baju Adam mengajaknya ke tempat ikan koki.
Adam yang merasakan ujung bajunya ditarik menahan diri untuk tidak ikut berjalan. Merasa Adam tidak ikut berjalan, Nabila berbalik dan menatapnya bingung.Adam hanya menatap Nabila datar. Dan tatapan itu membuat Nabila sadar kemudian melepaskan cekalannya dari kaos yang di pakai Adam.
"Aduh, maaf mas." Nabila mengusap ujung baju Adam yang ternyata mengusut akibat tarikannya.
Adam yang melihat perlakuan itu menggenggam tangan Nabila, kemudian menautkan jari panjang nya pada jari kecil milik Nabila. "Ayo."
Nabila melotot kaget atas perlakuan itu. Dia tidak menyangka Adam akan menggandeng tangan nya. Nabila berusaha untuk tidak gugup. Padahal jantungnya sudah berdetak tidak normal. Menyebalkan, kok bisa laki-laki dengan ekspresi datar itu membuatnya berdebar tiba-tiba.
"3 ikan aja." Ucap Adam. Mereka sudah di depan aquarium yang berisi ikan koki yang lucu-lucu.
"Iya." Ucap Nabila tanpa protes padahal ia ingin membeli banyak. Tetapi ia gugup Tangan nya masih di gandeng Adam. Sehingga tidak ada keberanian untuk protes.
"Pilih, mau yang mana?"
"Mas Adam aja deh yang pilih."
Adam menatap Nabila heran. Padahal tadi dirinya yang bersemangat kenapa jadi pendiam gitu. "Yasudah." Ucapnya tidak berlama lama ia memanggil salah satu pekerja di toko ikan itu dan memintanya untuk membungkus 3 ikan koki.
🌏🌏🌏
Nabila duduk dengan tidak tentang, memperhatikan Adam yang akan mencoba masakan yang dibuat Nabila sore tadi untuk pertama kalinya. Dirinya terlalu takut kalau kalau masakannya tidak sesuai selera Adam.
Suapan pertama sudah masuk ke mulut Adam, hal itu tidak lepas dari perhatian Nabila.
"Apa?" Tanya Adam, lantaran Nabila terus melihat nya tanpa memulai memakan bagiannya.
"Masakan Aku nggak buruk kan?"
Adam menggeleng dan kembali melanjutkan makannya. Nabila menghela napas lega dan memulai memakan makanannya.
"Mas Adam suka makanan apa? Lain kali Aku mau coba masakin."
"Gak tau. Saya gak pernah pilih-pilih makanan."
"Masa sih? Mas Adam suka sup? Atau Nasi kuning?"
Adam yang sudah selesai makan memperhatikan Nabila lekat. "Apa aja saya suka. Apalagi yang masak istri saya."
Lagi-lagi tanpa bisa di tahan, pipi Nabila kembali memanas bahkan disaat dirinya belum selesai Makan.
Nabila buru buru mengambil air di depannya dan langsung diminum dalam sekali tegukan. Menyebalkan, tapi Nabila senang.
"Mas Adam sudah selesai kan? Sana istirahat aja."
"Kamu ngusir saya?"
"Eh- ng-gak." Nabila terbata ketika Adam kembali menatapnya datar. "Maksud Aku, mas Adam pasti capek belum istirahat."
"Nggak, saya gak capek."
"Bohong, pasti capek sana istirahat Mas."
Nabila mulai membereskan meja makan dan Adam masih duduk di kursinya.
"Saya bilang saya nggak capek."
"Ya sudah terserah."
"Malahan saya senang."
Masih diposisi yang sama, Nabila menatap Adam heran.
"Saya senang istri saya udah bisa masak."
"Mas Adam stop." Nabila mengeram, debaran jantung nya sudah menggila akibat ucapan Adam, yang entah di sadari atau tidak olehnya. Bisakah Adam stop bilang istri saya? Nabila malu denga itu.
"Lah, stop apa? Dari tadi saya nggak ngapa-ngapain."
"Dasar mas Adam nyebelin." Setelah mengatakan itu Nabila meninggalkan Adam begitu saja. Membiarkan Adam yang membereskan meja Makan.
Adam terkekeh pelan, melihat pipi istri nya yang memerah dengan tangan yang bergetar membuat Adam ingin terus berbicara, apalagi ketika Nabila menahan senyum membuat bibirnya berkedut. Melihat hal itu ada sebuah kesenangan sendiri baginya. Karena hanya seperti ini dia bisa mendekati Nabila, Adam tidak tau bagai mana caranya agar Nabila bisa menerimanya sama seperti dirinya yang sudah menerima Nabila.
___
IKan Ikan dalam akuarium punya Nabila
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCEPT THE FACT
Spiritual*Maaf kalo ada typo!! "Kita sebagai manusia bisa menyusun rencana sedemikian rapih, berjuang sebagai mana kita bisa. Tetapi, kita tidak bisa menghindar sebagai mana takdir yang sudah Allah tetapkan kepada kita." Nabila Aswah Putri punya mimpi ingin...