Hallo 👋🏻
Selamat Datang Di cerita ini
Semoga saja saya bisa selesai menulis cerita ini dengan baik.
Maaf bila ada kesalahan atau hal yang gak masuk akal karena saya masih pemula dan belajar untuk menulis.TERIMAKASIH
__
"Saya harap Mimpi kita semua menjadi salah satu semangat untuk kita tetap senantiasa melangkah, menempuh, menerima semua lelah sakit dan tangis. Percayalah dengan kita punya Allah serta keyakinan kita semua bisa melewatinya dengan baik. Kita harus percaya bahwa dalam setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Terimakasih."Nabila menyelesaikan pidato singkat nya, dengan diiringi tepuk tangan semua orang yang menghadiri acara wisuda. Gadis itu menuruni tangga dengan hati-hati kemudian berhamburan kepelukan kedua orang tuanya. Dari tempat duduknya ibu dan ayah menatapnya bangga selama dirinya berpidato.
Ayah mencium kening Nabila sayang.
"Bila sayang ayah, Ibu. Terimakasih banyak sudah mau merawat Bila, mau sekolahin bila, Terimakasih untuk selalu mendukung bila."
"Itu sudah kewajiban kami sebagai orang tua nak." Ibunya berucap lembut sambil kembali memeluk Nabila. Sedangkan Ayah hanya mengangguk membenarkan ucapan Ibu.
Nabila tau Ayah sedang menahan tangis terbukti dari matanya yang berkaca-kaca.
"Bila juga mau di peluk Ayah lagi."
"Terimakasih. Nabila sudah membanggakan kami." Ucap Ayah di balik pelukan mereka.
🌎
"Ayo poto dulu, udah sedih-sedih bahagianya. Duh, Ibu gak sabar upload poto di sosial media. Anak Ibu sudah jadi sarjana." Ucap Ibunya dengan Antusias.
Nabila tertawa begitupun Ayahnya.
Dulu ketika Nabila berumur 7 tahun ia hanyalah seorang anak jalanan. Orang tuanya sudah meninggal. Bapak mengalami tabrak lari satu tahun lalu ketika sedang mengojek. 10 bulan kemudian Ibunya mengalami struk dan menyusul Bapak. Nabila tinggal sendiri di rumah peninggalan kedua orang tuanya.
Nabila ingat waktu itu dia tertidur karena kelelahan di depan toko roti milik Ibu angkat nya sekarang. Namanya Ibu Andin. Entah kenapa waktu itu Ibu Andin menangis tatkala melihat Nabila. Hingga Nabila kebingungan dan ikut menangis juga.
"Kamu kedinginan gak? Mau makan apa?" Bu Andin bertanya dengan nada khawatir. Nabila hanya menggelengkan kepalanya sambil terus menangis. Bu Andin memeluk Nabila dan menenangkan nya.
"Nama kamu siapa nak?" Tanya Bu Andin ketika tangis nya mulai reda.
"Nabila." Ucap Nabila pelan.
"Mau ikut ibu nggak?" Tanya bu Andin.
Saat itu Nabila dapat melihat sosok seorang Ibu dalam diri Bu Andin. Ibu yang selama ini ia rindukan. Dan entah kenapa Nabila mengangguk begitu saja.
"Makan yang banyak ya."
"Bajunya di pake ya. Ibu belikan buat kamu."
"Rumah kamu di mana, mau ibu antar pulang?" Nabila lagi-lagi mengangguk dan memberi tahu alamat rumahnya."Kamu tinggal sama siapa?" Tanya bu Andin ketika melihat Rumah Nabila sepi tidak berpenghuni.
"Sendiri."
"Orang tua kamu kemana?"
"Ibu sama bapak meninggal."
Bu Andin tertegun mendengar nya. Air matanya lagi lagi keluar tanpa diminta. Dan buru-buru memeluk Nabila kembali.
"Kamu tinggal sendiri?"
Nabila mengangguk.
"Mau pulang ke rumah ibu nggak?"
"Boleh?" Tanyanya.
"Ayo. Tinggal di rumah ibu ya."
Nabila bersyukur bisa bertemu Ibu Andin dan Ayah Rahman lalu menjadi bagian keluarga ini. Ibu dan Ayah tidak di karuniai seorang Anak, dan karena itu mereka senang sekali di pertemukan dengan Nabila kecil waktu itu.
🌎
Andin Nadila Putri (Nama IG Ibu Andin)
post a picture"Selamat Malam sahabat semuanya. Putri saya udah jadi sarjana nich. Nabila udah besar aja hehe. Saya senang sekali. Karena itu saya mau rayain kelulusan Putri saya tercinta dengan mengadakan diskon 50% di toko roti Adila Bakery jangan lupa mampir yaa. Diskon hanya pada hari besok saja. Alamatnya ada di bio saya. Terimakasih sahabat."
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCEPT THE FACT
Espiritual*Maaf kalo ada typo!! "Kita sebagai manusia bisa menyusun rencana sedemikian rapih, berjuang sebagai mana kita bisa. Tetapi, kita tidak bisa menghindar sebagai mana takdir yang sudah Allah tetapkan kepada kita." Nabila Aswah Putri punya mimpi ingin...