SEBELUMNYA MAAF JIKA ADA KESALAHAN KATA ATAUPUN HAL YANG GAK MUNGKIN TERJADI DALAM CERITA. INI HANYA FIKSI!!!
SELAMAT MEMBACA 🫶🏻
__Waktu sudah magrib Adam baru saja selesai shalat magrib dan kembali ke gazebo. Suasan gazebo sudah sedikit renggang karena sebagian orang sudah di jemput keluarga nya. Adam duduk di tempat nya yang dari sore dia duduki ada Kai yang menemani nya. Pemuda yang banyak membantunya dalam menghadapi pesawat hari ini. Laki-laki itu membawa satu kotak makanan dan juga air mineral untuk Adam, akan tetapi hanya air mineral yang adam sentuh karena dia tidak berselera untuk makan.
"Luar biasa captain, hari ini adalah pengalaman luar biasa bagi saya selama 24 tahun hidup."
Adam tersenyum tipis. "Maaf."
"Nggak usah minta maaf. Saya malah mau bilang Makasih, saya terinspirasi banyak dari mu captain. Captain adalah pilot yang luar biasa hebat."
Lagi Adam mendapat ucapan itu, tetapi dia tidak merasa tersanjung. "Terimakasih, kelak kamu juga akan menjadi captain yang luar biasa bisa lebih hebat dari saya."
"Aamiin." Kai mengaminkan. Setelah itu tidak ada yang berbicara diantara mereka, sebelum Kai melirik makanan yang di bawanya. Kai tau kejadian hari ini membuat Adam trauma sama sepertinya. Sedari tadi kaki-laki di sampingnya hanya menatap lurus kedepan entah apa yang sedang dipikirkan Adam.
"Captain sebaiknya makan dulu sedari sore captain belum makan, atau captain bisa pesan penginapan untuk istirahat sekarang sudah hampir malam," ucap Kai memecahkan keheningan malam.
Adam menggeleng. "Saya mau disini, keluarga saya sedang dalam perjalanan untuk menjemput. Saya takut ketika mereka datang saya nggak ada. Saya sudah membuat mereka khawatir dan saya nggak mau membuat mereka lebih khawatir lagi."
"Baik saya temani kalo gitu."
"Kamu tau waktu pagi itu istri saya menangis ingin ikut bersama saya, saya nggak sadar kalo itu adalah sebuah tanda kalo kejadian ini akan terjadi. Pagi itu dia nggak rela kalo saya tinggal." Betapa Adam merasa bersalah, betapa Adam merasa prustasi bagaimana kalo seandainya dia tidak disini melainkan di tengah laut dan menjadi korban hilang dengan ratusan penumpang lain. Tetapi itu tidak terjadi dan Adam masih di beri kesempatan untuk bertemu lagi dengan istrinya, Adam masih diberi kesempatan untuk mewujudkan mimpi Nabila yang Adam temukan dalam diarynya. Adam masih di beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan nya bahwa Adam sangat mencintai Nabila.
"Saya bingung mau bilang nasihat apa." Jujur Kai pemuda itu terkekeh malu. Dia tidak tau perasaan Adam dia juga tidak mengerti dengan kesedihan Adam karena Kai tidak pernah merasakan bagaimana rasanya ditunggu keluarga dirumah.
"Saya gak apa-apa, saya cukup senang kamu mau nemenin saya disini. Ngomong-ngomong keluarga kamu tidak menjemput?" Tanya Adam.
Kai menggeleng.🌎
Mama menghampiri Nabila, membawa Nabila untuk berdiri menghadapnya. Di usapnya pipi Nabila yang basah itu dengan lembut. "Gak apa-apa pelan-pelan, ada apa? " tanya Mama menanti jawaban Nabila.
"Mas Adam.." Mama menahan nafas seakan takut kabar yang akan di sampaikan Nabila adalah kabar buruk. "Mas Adam, dia baik-baik aja."
Tepat setelah Nabila menyampaikan itu, berita di TV memberitahukan keadaan pesawat beserta para penumpang di Pantai selatan.
"Mah ayo jemput mas Adam."
Perjalanan dari Jakarta ke pantai selatan cukup menyita waktu, 8 jam perjalanan Nabila hanya duduk di dalam mobil yang ditumpanginya. Duduk dengan keadaan cemas, bahkan ketika mobil berhenti di tempat shalat Nabila tidak ingin lama-lama berdiam diri. Dia takut suaminya terlalu lama menunggu. Mama, Papah juga menurut saja karena mereka sama cemasnya dengan Nabila.
Suasana pantai yang ramai membuat pantai itu lebih hidup dan tidak menyeremkan. Apalagi hari ini ada kejadian yang menggegerkan di pantai itu. Nabila menginjakkan kaki di pasir putih, angin pantai yang cukup kencang membuat tubuh nya menggigil. Nabila memasukan kedua tangannya ke dalam lengan hoodie milik Adam yang kebesaran di tubuhnya.
Pandangannya mengedar mencari sosok suaminya. Ketika pandangannya sudah menemukan sosok Adam tanpa pikir panjang Nabila berlari menghampirinya. Meninggalkan mertuanya yang tersenyum lega melihat putranya baik-baik saja meski penampilannya sangat kacau.
"Maaas," panggil Nabila.
Adam tertegun. Dia mengerjap dari lamunannya seakan memastikan bahwa sosok didepannya adalah orang yang ditunggunya sedari tadi. Satu isakan lolos dari bibir Nabila yang mampu menyadarkan Adam dan laki-laki itu langsung menarik Nabila kedalam dekapannya. Menghirup aroma yang selalu dia rindukan. Adam mengeratkan pelukannya takut kalo sosok didepannya hanya sebuah ilusi. "Saya ngak apa-apa, saya baik-baik aja Nabila."
Nabila semakin menangis tatkala merasakan Adam juga menangis di bahunya."Kamu hebat, kamu selamat mas. Kamu luar biasa." Nabila mengusap usap punggung Adam membalas pelukan suaminya.
Cukup lama mereka berpelukan dalam diam, sebelum Adam melepaskan diri terlebih dahulu. Ditatapnya wajah Nabila yang memerah. Kelopak Matanya yang sipit itu terlihat membengkak, hidungnya memerah. Entah seberapa lama gadis didepannya menangis.
Adam menangkup pipi Nabila, mengusap pipinya yang basah karena air mata menggunakan ibu jarinya kemudian Adam tersenyum lembut. "Kamu jangan khawatir lagi ya, saya disini gak apa-apa."
Nabila mengangguk menikmati momen menatap wajah suaminya tanpa gengsi seperti dulu. Sampai-sampai Nabila tidak sadar kalo saja Adam tidak membenarkan rambutnya yang berantakan dan memakaikan tudung hoodienya ke kepala Nabila menalikan talinya di bawah dagu Nabila agar hoodie itu tidak terlepas. Nabila lupa tidak menggunakan hijabnya.
"Maaf." Lirih Nabila.
Adam hanya tersenyum lembut dan kembali menarik Nabila kedalam pelukannya.__
Kobisa pesawatnya selamat padahal kan mesin nya mati dan jatuh? beswatnya gak mati ya Kai panik jadi bilang gitu, ini kasusnya mendarat darurat kaerna cuaca buruk.Pernah baca kasus pesawat yang mendarat di sungai solo belum? nah kurang lebih pesawat Adam juga gitu ya kasusnya. Bedanya ini di pantai. Kenapa kok di pantai? balik lagi ini fiksi yaa, hnm trus rumah ku deket pantai dan daratan nya luass banget terus aku kepikiran kenapa gk di situ aja mendaratnya soalnya disini juga gak pernah ada pesawat lewat. Ini seperti ini suasana pantai nya
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCEPT THE FACT
Spiritual*Maaf kalo ada typo!! "Kita sebagai manusia bisa menyusun rencana sedemikian rapih, berjuang sebagai mana kita bisa. Tetapi, kita tidak bisa menghindar sebagai mana takdir yang sudah Allah tetapkan kepada kita." Nabila Aswah Putri punya mimpi ingin...