Guru guru sedang mengadakan acara di ruang kepala sekolah. Tadinya dia mau ngikutin Kiri ke perpustakaan yang ditempelin sama si Ao'nung tiap harinya, tapi ternyata Kiri ga ngebolehin, jadinya dia jalan jalan sendiri.
Ia duduk di pinggir lapang, sesekali sambil mengingat kejadian disini bulan lalu, pipinya lebam satu minggu sesudah ditonjok si orgil Ao'nung. Sereyka belum juga masuk sekolah. Sekarang nomornya malah tidak aktif, ia tak pernah membalas chatnya atau pun Kiri.
Neteyam menengadah dan memejamkan matanya. Tiba tiba,
pluk!
Kotoran burung dari atas pohon menempel di celana seragamnya. Sungguh Neteyam tidak bisa jika melihat hal yang kotor disekitarnya.
"SHIT! OH NO MAMA" histerisnya.
Ia sudah setengah mati agar tidak membuka celana demi harga dirinya, tapi dia gapunya tisu buat ngelapnya. Sungguh malang nasib Neteyam, sudah diusir Kiri sekarang malah kejatuhan kotoran.
Dia ngegerak gerakin kakinya kenceng banget supaya jatoh, malah kaki dia yang kebas.
"ah! jangan sekarang please god please please aaa" sambil megangin kakinya.
Ada yang menghampirinya. Neteyam yang tengah tiduran di kursi, sadar akan kedatangan perempuan itu, dia Tsireya.
"kenapa lo kejang kejang woy anak sebelah! " tanya Tsireya dengan permen ditangannya.
"gue gada kejang kejang" kata Neteyam sambil mendudukkan badannya.
"yeu gue kira, tau gitu gausah lari lari" Tsireya ngegaplok kakinya yang lagi kesemutan.
"MONYET! "teriaknya. Tsireya kaget, " dih masih mending juga gue mau nolongin lo dasar bocah ingusan, udahlah! " Tsireya hendak pergi dari sana.
"eh eh gagitu! hey! " Neteyam berusaha membuatnya agar tetap berada disana "tolong!!! tolonggg!! " serunya.
"ck! apalagi sih berisik banget! " ucap Tsireya kesal.
"lo punya tisu? "
"buat apaan? "
"ini" tunjuk Neteyam pada kotoran dicelananya tanpa meliriknya. Tsireya melihat apa yang ditunjuk Neteyam, "ppfftt lo histeris gara gara itu doang?! "
Tsireya ngetawain Neteyam, ngeliat telinganya yang memerah.
"PLEASE TELINGA LO KENAPA TIBA TIBA MERAH GITU WOY HAHAHA"
Neteyam cepat cepat menutup telinga dengan kedua tangannya. Sungguh ia ingin menghilang dari hadapan perempuan ini, andai saja kakinya tidak kesemutan mungkin sudah berlari ke Kiri untuk mengadu atau pergi ke kamar mandi cuman buat ambil tisu toilet.
"punya ngga si? jangan ngetawain doang dong "
Tsireya mengeluarkan sapu tangan dari saku roknya, masih sambil terkekeh kemudian mendekat kearah Neteyam, "nih"
Neteyam mengambilnya, kemudian hendak membersihkannya dengan pandangan yang tak tertuju pada celananya.
Tsireya terkekeh, dia pikir hanya teman semasa kecilnya yang tak suka hal hal kotor, ternyata banyak orang sepertinya disini.
"lo mau ngelap apaan? kena aja ngga daritadi" ucapnya.
Neteyam heran, "masa? perasaan udah kena kok" Tsireya mendekat ke arahnya, ia mengambil alih lap ditangan Neteyam. Tsireya sedikit membungkukkan badannya, dan membersihkan kotoran itu.
Neteyam menoleh, menatap mata perempuan yang ada didepannya. Matanya indah seperti lautan.
Telinganya terasa semakin panas. Ditambah detak jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia harus menahan nafas pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE ; Avatar the way of water 2
Fiksi Penggemar'ur eyes, stole all my words away. ' - net