0.7

130 25 7
                                    


Neytiri datang dengan nampan dan beberapa obat diatasnya. Neteyam masih dengan histerisnya. Dokter dan beberapa suster sudah ada disebelah ranjang Neteyam.

Ia segera menyimpan nampan diatas meja televisi. Menghampiri asal suara histetis itu.

"kenapa hey hey.. " tanyanya mengelus surai Neteyam, yang sedang histeris.

Pipi Neteyam sudah dibasahi oleh air mata, "kaki neyam, ma.. sakit banget.."

Neytiri lantas menatap luka di kaki Neteyam. Dokter tengah mengeceknya sekarang.

"tenang ya.. tenang"

Kaki Neteyam hanya diraba oleh dokter, "ARRGHHHH" teriaknya kesakitan, nafasnya memburu, keringatnya bercucuran.

Neytiri menelpon Jake yang untungnya langsung diangkat, "sepuluh menit aku disana" ucap Jake sebelum menutup telponnya.

Seorang suster berlari keluar tergesa gesa untuk mengambil injeksi dan cairannya atas perintah dokter disana.

Jake datang tepat sepuluh menit, dengan dasi acak acakannya ia menghampiri Neytiri, "what happened? " tanyanya memegang bahu sang istri untuk memastikan keadaan.

"tadi pas aku beres ngambil obat dari apotek, neteyam udah teriak teriak. kakinya.. sakit lagi" ucapannya memelan. Pandangan Jake dan Neytiri kini tertuju pada Neteyam yang sedang ditangani, ia mendapat suntikkan di bagian kakinya.

Dokter mendekat kearah Neytiri dan Jake, "anak saya gapapa? " tanya Neytiri.

"kondisinya ga parah, sebentar lagi obat dikakinya bakal bereaksi, tenang saja bu" jelasnya.

"tapi luka jahitannya udah lama, kenapa bisa sakit lagi? " tanya Jake.

"mungkin disekitaran lukanya ke bentur sesuatu pak atau semacamnya, jadi si lukanya terasa sakit lagi meskipun operasinya sudah lama. kalau gitu saya permisi, selamat siang pak bu mari" ucap dokter itu terus pergi, perawat disana pun ikut keluar setelah membenarkan cairan infusan milik Neteyam.

Neteyam masih mengerang, obatnya belum bekerja sepenuhnya. Jake lantas mendekat ke ranjang, mencoba menenangkan, "hey boy, calm down.. "

"uh my son.." lirih Neytiri.

Perlahan lahan Neteyam berhenti menggerang, nafasnya masih tersenggal senggal, bius tersebut bekerja. Jake menghela nafas lega. Neytiri mengelap keringatnya dengan beberapa lembar tisu.

"ma, maaf neyam jadi beban kalian.."








𓃹










Sereyka dan Tyas tengah ada di ruang konseling sekolah. Banyak hal yang ditanyakan Tyas padanya. Mulai dari kamu kemana aja, alasan ga pergi sekolah, dan hal lainnya.

"sereyka berhubung pak kepala sekolah ngebebasin kamu, kamu boleh ke kelas sekarang, tapi inget lain kali jangan diulangin lagi" ucap Tyas yang beranjak dari duduknya.

Sereyka menatap kosong, "ini bukan karena ayah aku kan? " ucapannya membuat Tyas menunda langkahnya.

"kamu ketinggalan pelajaran. " Tyas meninggalkannya disana.

Sereyka menunduk, helaan nafasnya berat. Ia memutuskan keluar dari tempat itu. Kakinya melangkah menuju rooftop, dimana ia bisa menghirup udara segar kota yang pengap ini.

Ia membuka pintu, tidak ada siapa-siapa disini hanya dirinya dan burung yang berterbangan kesana kemari. Lantai, ayunan, kursi dan meja disusun dari material kayu.

HOPE ; Avatar the way of water 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang