0.5

154 25 7
                                    

"gue ba-li-kan" eja Tsireya.

Neteyam tidak jadi memasukkan makanan kedalam mulutnya, ia mengerutkan dahinya, "what are u talking about? "

"yea what do you think? about me getting back with him" kata Tsireya. Telinga Neteyam memerah, ini hal yang tak diinginkannya untuk dilihat kembali oleh Tsireya.

"that's bullshit."

"neyam i need u" jawabnya.

Neteyam tak habis pikir dengan pemikiran Tsireya, suasana hening beberapa saat. Entah karena Neteyam hanya berdiam diri, atau Tsireya fokus mengacak makanan yang hanya ia santap satu suap daritadi.

"lo ga sadar? "

Tsireya menggeleng, "no no gue sepenuhnya sadar kok"

Helaan nafas laki laki ini terdengar oleh Tsireya, ia memejamkan matanya. Kacau.

"tsireya, am i important to u? "

"yes.. don't ask again"

Ia membalas tatapan Tsireya, menatap dalam mata perempuan didepannya.

"gue turutin kemauan lo tsireya. "

Tsireya menyimpulkan senyumnya, dia meraih tangan Neteyam yang berada di atas meja, "thanks neyam"

Neteyam membalas genggaman tangannya, laki laki itu menarik sudut bibirnya, senyumannya menciptakan suasana yang menenangkan bagi hati Tsireya.

Kiri, Lo'ak dan Tuk datang. Mereka saling melepas genggamannya, keduanya saling membuang muka. Neteyam berdiri, dia ngelambaiin tangannya ke arah pintu.

"sorry sorry lebih setengah jam, soalnya Tuk gamau pula-" ucapan Kiri terpotong, kedua alisnya disatukan.

"tsireya? " tanya Kiri.

"eum hi.." sapa Tsireya.

"kenapa disini? "

Tsireya tersenyum canggung, "ah itu tadi ga sengaja ketemu Neteyam disini"

Neteyam mengangguki perkataannya. Tsireya bangkit dari kursinya.

"gue udah beres kok, duluan ya" Tsireya berjalan menuju pintu.

Neteyam menahan lengannya setelah melihat ke arah luar cafe, ia melihat Fadriu disana. "lo ga bilang dia yang jemput? "

"why not?"

"oh iya silahkan, be careful sama pa-car lo"

Tsireya menatap Neteyam "cuman beberapa hari, don't be jealous of him" bisiknya, Neteyam mengangkat alisnya. Tsireya memutuskan untuk keluar cafe dan menemui mantan- ah pacarnya.

Neteyam mengintip dari balik sofa yang agak tinggi tempatnya duduk tadi. Tetep aja kesal, telinganya masih memerah. Adik adiknya jadi ikutan ngintip dari sana.

"kasian banget, nt bos" ucap Kiri berbisik.

"diem" kata Neteyam.

Dirinya baru sadar ada yang ngomong barusan. Dia nengok kanan kiri ternyata ketiga adiknya ngikutin dia ngeliatin Tsireya yang naik ke atas motor Fadriu.

"kalian ngapain? "

"tuh tuh ngeliatin orang pacaran haha, serasi ya" ledek Lo'ak.

"apaan kaga kaga, yang gitu dibilang cocok" Neteyam menyangkal. Kiri dan Lo'ak saling bertapapan, terus ngetawain Neteyam. Yang tua jadinya awkward sendiri.

"abang, kakak cantik tadi pacar abang ya? " celetuk Tuk. Neteyam kaget, suasana makin ruwet. Dia ngalihin pertanyaan Tuk, "tuk beli permen kapas dimana? "

HOPE ; Avatar the way of water 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang