1.4

43 2 0
                                    

"gimana si? lo kata bisa ambil peran ini, mau mau an, udah dua minggu dari pas dikasih dialognya, eh malah seenaknya gini, mana dialog lo tadi aja dibantu oliv lagi, " ucap Kiri yang udah kepalang kesel sama Hesua yang ga lancar lancar bawain teks bagiannya.

"ya gue udah ngapalin, tetep aja susah, gue ga cocok sama genre nya! " Hesua nyentak.

"lah kan dari awal udah diomongin, lo juga setuju, pikun lo hesua? "

"eh jangan sembarangan ngatain gue kayak gitu! apa apaan lo?! "

Mereka jadinya malah debat, sama sama emosi. "huh tolong lah tenang dikit. " batin Neteyam.

Ao'nung dan Neteyam memisahkan keduanya yang pengen ngejambak satu sama lain keliatan dari muka muka mereka berdua.

"gabisa diberesin pake kepala dingin? " tanya Pio, ga ada jawaban dari yang lain.

"move. " ucap Kiri mendorong tubuh Neteyam dengan lengannya.

"come on guys, kita butuh solusi bukan ngabisin waktu buat debat kayak gini, " ucap Neteyam sambil menaikkan alis terus natap satu satu anggotanya.

Ao'nung menghela nafas, "hesua kalo emang lo masih kekeh pengen dapet peran itu, lo harus bener bener kejar dari sekarang, kita gapunya waktu lagi, "

"gimana kalo tukar peran aja? " Rapa ngajuin idenya.

"emang bakalan bisa? " tanya Kiri. Sereyka nyaut, "bisa bisa aja kayaknya, Ki. "

"yaudah lah, gue ambil perannya dia, lo ambil peran gue, " ucap Hesua sambil nunjuk Sereyka.

"gimana ser? lo mau? " tanya Neteyam.

Sereyka membaca beberapa bagian Hesua, "boleh, ga terlalu susah diinget juga gue rasa, "

Semuanya menghela nafas lega, untungnya Sereyka punya otak encer, jadi gampang gampang aja buat dia.

"so, sereyka dan hesua tuker peran ya, good luck! " ucap Neteyam diakhir.

Semuanya bubar, sebelum Neteyam balik kebangkunya sendiri, ia menahan tubuh dengan lengannya disisi meja Sereyka,

"lo mau belajar dialognya ga? "

"ayoo, bisa bantuin ga teyam? "

"boleh banget, let's go. "

Neteyam dan Sereyka pergi menuju ke bangku lapangan yang berada di bawah sana. Sereyka sambil terus membaca teksnya, Neteyam sibuk memperhatikan orang orang yang tengah bermain basket di lapang dari tangga yang ia turuni sekarang.

Mereka sudah duduk disalah satu kursi, "udah tau bagian lo? " tanya Neteyam.

"eum, udah kayaknya, "

"nyoba? "

"sure! " antusiasnya Sereyka. "okay, gue duluan berarti ya? " tanya Neteyam lagi. Sereyka ngangguk, laki laki dengan paras manis ini, memegang telapak tangannya. Waktu serasa berhenti, seakan hembusan angin menerpa tubuh Sereyka, matanya terbelalak.

"ah sorry sorry, gini kan awalnya ya? "

Sereyka kembali dari keterkejutannya, "ah iya.."

"okay, ehm ehm, "

Mereka memulainya dengan serius, tapi ya ga serius serius banget sih soalnya nginget kalo ini ada komedi nya.

"kamu itu diibaratkan upil dan aku adalah kelingkingnya, kamu tau kenapa? " Neteyam mulai bagiannya, "karena aku akan mencari kamu sampai dapat, "

"ah bisa aja.. " Sereyka terkekeh, terus raut wajahnya berubah drastis, dia ngerutin dahi, ".. bentar kamu samain aku sama upil ha?! "

"eh ga gitu, maksud aku kan kamu bagian dari diri aku gitu loh.. "

HOPE ; Avatar the way of water 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang