"woi anak baru sini lo" panggil Ao'nung pada Neteyam.
Neteyam cuman melirik dengan ujung matanya, lalu memutuskan untuk mengabaikannya. Ia membuka buku referensi yang dipinjamnya dari perpustakaan sekolah.
"sombong amat bang" Ao'nung nyamperin mejanya. "yakin gamau join? hi cantik" nyapa Kiri, yang disapa tetiba pengen muntah seketika 'ih apaansi jamet' dalam hati Kiri.
"gue sibuk"
"lo kira gue bodo? " sinis Ao'nung
Neteyam menepis tangan Ao'nung dari mejanya, lalu mengelapnya, "duh meja gue kotor kan jadinya"
Ao'nung tersenyum kecut, "bener bener lo, ngajak gelut hah? " ia menarik lengan kemeja seragamnya sampe sikut.
"ao'nung, stop bikin ulah" ucap Sereyka, "jangan ganggu, balik ke temen temen lo deh"
"ngatur, siapa lo? bukan Tsireya juga haha "
"lucu lo, gue masih sama kakak lo. dan lo ga berhak buat ngomong gitu ke gue"
"yayaya bodoamat" Ao'nung mutusin buat pergi dari kelas. Kiri dan Neteyam saling bertatapan, ekspresi mereka saling menanyakan keadaan, Neteyam ngangkat bahunya sambil menggeleng.
"eh sorry ya, duh jadi suram gini suasananya haha" Sereyka berusaha memecah keheningan.
"ngga kok, adek kakak udah biasa" Neteyam menyimpulkan senyumnya agar Sereyka tidak merasa bersalah pada mereka, lagian salah Neteyam juga mancing emosi saudaranya.
"eh omong omong dia kan adek kalian, tapi kok bisa seangkatan? beda berapa bulan emang? " tanya Kiri.
"kita beda setahun. pas smpnya dia masuk kelas akselerasi. jadi bisa seangkatan aku sama Tsireya sekarang" jelas Sereyka. Neteyam ikut menguping. Mendengar nama yang barusan di sebut, rasa ada yang mengganjal di hatinya.
"njrit pinter berarti dia? " lanjut Kiri.
"iya dia emang pinter, bisa dibilang semua soal pun dia punya jawabannya"
"tapi kenapa kelakuannya gitu? "
Sereyka menggeleng, "gue gatau, tapi Tsireya tau"
𓃱
Pukul menunjukkan jam sepuluh, sudah waktunya untuk beristirahat. Neteyam dengan segala kesiapannya menuju alam mimpi pun memejamkan mata.
Di tengah tidurnya yang lelap. Dini hari, tiba tiba seseorang berteriak, membuatnya terbangun. Ia bergegas berlari keluar kamar, tau siapa pemilik jeritan tersebut.
"hey, hey Kiri wake up" Neteyam mengguncangkan tubuh Kiri. Seluruh penghuninya menghampiri Kiri terkecuali Tuk yang masih tertidur, biasanya Jake yang menangani ini. Sayangnya, Jake harus lembur malam ini.
"hah hah hah.. " nafasnya tersenggal senggal, keringat bercucuran dari dahinya, membasahi seluruh muka.
"just breathe.. all be nice.. "
Neteyam mengusap bahu Kiri dengan lembut, "mimpi buruk lagi ya? " pertanyaa Neteyam hanya dibalas tundukan darinya.
"i'm sorry, udah ngelakuin hal ini lagi" ungkap Kiri.
"it's fine, Kiri, it's okay.. " Neytiri merengkuh tubuh Kiri, membawanya kedekapan hangat.
𓃹
Sekarang adalah waktunya Kiri untuk kembali berkonsultasi dengan psikolognya. Neteyam selalu mengantar saudarinya ini ke rumah sakit.
"bang neyamm, " Tuk berlari kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE ; Avatar the way of water 2
Fanfiction'ur eyes, stole all my words away. ' - net