Tarashita Nareswara merupakan mahasiswa sebuah kampus terkenal di Jogjakarta. Saat ini ia baru sajak selesai melakukan ujian akhir semesternya. Ia masih berada di kelas pasca ujian terakhirnya bersama sahabatnya.
"Akhirnya kelar juga ujian dunia ini, capek poll otakku" ucap Ranti Nayanika sahabat Tara.
Mereka bertemu saat pertama kali masuk kelas kuliah dan ternyata mereka juga berada dalam satu klub olahraga.
"Aku butuh healling nih" ucap Ranti sembari meletakkan kepala di atas meja.
"Wes toh, nanti kita healling kok, sekarang cari pelampiasan dulu, tak tunggu di lapangan yo Ran"
Sambil berjalan dengan menenteng tas kuliahnya maya pergi ke lapangan untuk bermain panahan.
-----
Panahan merupakan salah satu hobi serta keunggulan kedua sahabat itu. Hal ini membawa Tara dan Ranti hingga menjuarai turnamen panahan tingkat nasional. Bahkan seluruh penjuru kampus menjuluki mereka sepasang Srikandi.
"Edan kamu Ra, baru juga tak tinggal makan bentar udah berapa point sempurna itu yang kamu dapet, emang kalo pendekar mah udah beda ya ilmunya" canda Ranti yang mulai mengambil anak panahnya dan membidik target.
"Heh mulutmu, kamu tuh merendah untuk meroket ya, orang kamu aja itu langsung kena target sempurna" Tara terkekeh membalas ucapan ranti.
"Itu loh aku bawain minum, kamu habis ujian ndak minum atau makan dulu Ra, otakmu itu loh butuh bahan bakar" ucap Ranti santai sambil terus membidik target.
"Tau aja toh kalo aku haus, gomawo Ranti" ucap Tara sambil menurunkan panah dan berjalan menuju bangku di pinggiran lapangan.
"Healling yuk, kemana gitu, mumpung abis ini libur semester loh. Habis liburan itu BEM sibuk banget Ra, apalagi bakal ada seminar internasional, persiapannya ndak main-main loh" ucap ranti dengan yang masih sama dan beberapa detik kemudian anak panah melesat dengan sempurna pada target.
Tara dan Ranti merupakan anggota BEM kampus, kegiatan mereka yang sangat sibuk cukup menguras tenaga dan pikiran. Jujur saja bila dipikir benar kata Ranti, ia mungkin membutuhkan sedikit liburan sebelum kembali melakukan kegiatannya yang terbilang sibuk. Sambil meminum air mineral dingin yang dibawakan ranti, ia masih berpikir.
Tak sadar Ranti sudah duduk disamping-nya. "Gimana Ra? Apa kamu ikut aku aja, liburan ke mojokerto sekalian main ke rumahku. Nanti tak kenalin mas-ku deh, dia ganteng loh Ra" goda Ranti dengan senyum jahilnya. Tara memutar bola matanya malas jika sudah membahas lelaki.
Menurut Tara cukup Mbah Kakung dan Papanya saja sudah cukup baginya. Ia tidak terlalu memusingkan soal hubungan berpacaran ataupun mengincar lelaki mana-pun.
"Kayaknya mending kamu dulu yang jomblo sejati deh, nanti tak pikirin dulu yo" balas Tara dengan tak kalah jahilnya.
"Halah wes angel, kamu ini selalu aja gitu soal cowok, coba gitu buka mata, cowok di kampus ini juga ganteng-ganteng manis-manis loh, apalagi ketua klub olahraga yang deketin kamu itu, udah item manis, tinggi, badannya tegap, hidungnya mancung, kurang opo sih Ra dia itu, bisa-bisanya matamu merem liat cowok semanis itu" ucap Ranti sambil memegang dadanya dengan kedua tengan dan menutup mata membayangkan wajah manis sosok miko sang ketua klub olahraga.
"Dih. Apa sih Ran, nek kamu seneng buat kamu saja, aku sih emoh sama cowok yang suka tebar pesona sama cewek begitu, ih geli aku bayanginnya" ucap Tara dengan muka geli
Sebenarnya Tara merupakan gadis yang ceria dan ramah, namun jika menyangkut soal Jatmiko itu dia akan dengan senang hati menghujatnya. Hal ini disebabkan karena suatu kejadian yang membuat Tara benar-benar malu ketika menonton pertandingan futsal, itu juga yang membuatnya menjadi memiliki beberapa musuh dari penggemar Jatmiko.
"Bener ya buat aku, awas kalo kamu iri" Ranti menahan senyum setengah menggoda pada Tara.
"Ogah aku, tidak sudi punya cowok genit kayak dia, makan hati nanti" ucap Tara dengan ekspresi yang muak.
Siang ini mereka berdua habiskan di lapangan sambil bermain panahan dan bercanda satu sama lain.
-----
Tak sadar mereka menghabiskan waktu untuk memanah hingga jam menunjukkan puku 5 sore, sudah waktunya Tara menjemput Mbah Putrinya. Ia selalu mengantar-jemput Simbah Putrinya itu setiap berangkat dan pulang dari keraton. Sudah berulang kali Lastri melarang cucunya itu untuk mengantar-jemputnya karena ia merasa masih mampu untuk pergi menggunakan sepeda Ontel miliknya ataupun berjalan kaki namun Tara memaksa dengan alasan tidak tega.
Berbeda halnya dengan Mbah Kakungnya itu, beliau memang tidak mau diantar-jemput cucunya. Ia memang sangat suka jika berangkat dan pulang menggunakan sepeda ontel kesayangannya itu. Jadi Tara tidak bisa memaksa Mbah Kakungnya itu.
"Gendeng, udah jam 5 aku mau balik dulu, mau jemput mbah putri, aku duluan ya ran" Tara menepuk jidatnya lalu dengan cepat berlari meninggalkan ranti yang melongo dibuatnya karena meninggalkan alat panahan begitu saja.
"Woy alat panah kamu mbok tinggal ra" teriak ranti kencang.
Dari kejauhan Tara hanya tersenyum dan berkata "Nitip yo"
Pada akhirnya dia lagi yang harus membereskan alat panahan Tara, ya walaupaun pagi harinya pasti akan diganti dengan seblak favorit Ranti sih. Setelahnya Ranti juga ikut pulang karena hari sudah mulai petang.
-----
Tarashita Nareswara
Cast : Davika Hoorne
Ranti Nayanika
Cast : Bella Ranee Campen
-----
Pict : Pinterest
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatukrama Amerta
Tiểu thuyết Lịch sửTakdir yang membawa sepasang belahan jiwa kembali bersatu setelah pertemuan ratusan tahun membawa Tarashita melewati perjalanan waktu yang sangat panjang. Pertemuannya dengan sang maharaja Majapahit sebagai pelipur kesedihan pasca perang bubat. Per...