Flashback On
Seorang wanita setengah baya terlihat sedang menyapu sebuah taman. Setiap inci tanah disapunya, setiap daun lolos bahkan di tempat sulit sekalipun. Di belakang terdapat seorang pria yang umurnya hampir sama dengan si wanita yang mencabuti rumput.
Selesailah tugas mereka, Kartika dan Arya berdiri berdampingan menghadap hamparan taman luas belakang Kedaton Majapahit. Merasa sejuk mata memandang indahnya bunga dan hijaunya daun, mereka tersenyum.
Tiba-tiba saja mereka dibuat berlutut dengan kedatangan seseorang. Mereka mengaturkan sembah kepada seorang pria tua yang datang entah dari mana. Kedatangannya secara tiba-tiba membuat kedua orang tua itu bingung. Pasalnya bukan sembarang orang yang bahkan bisa mereka datangi. Begitu banyak pertanyaan yang hinggap di kepala keduanya.
"Ada apakah gerangan sehingga ndoro datang kemari menemui kami?" ucap Arya masih setia berlutut. Mereka tentu mengetahui siapa yang mereka tanyai. Ia adalah Sabdo Palon atau Ki Semar yang merupakan salah satu penasehat pribadi Maharaja mereka saat ini.
"Aku kemari untuk memberi kalian wangsit yang telah dititipkan Sang Hyang Wisesa kepadaku" ucap Ki Semar.
"Wangsit apa hingga membuat ndoro datang sendiri menemui kami?" kini Kartika yang berucap.
"Kalian mendapat berkah dari Sang Hyang Wisesa untuk menjaga titipannya, apa yang telah terjadi akan mengubah tatanan keraton ini. kesedihan yang dalam akan menyebabkan kerusakan bagi banyak pihak, sebab itu Sang Hyang Wisesa menitipkan Panglipur untuk kedaton ini" [Penghibur atau pembawa kebahagiaan] ucap Ki Semar masih dengan senyumnya yang teduh.
"Ampun Ndoro, Panglipur seperti apa sehingga ndoro datang menemui kami?" ucap Arya kembali. Ia merasa sangat bingung dengan keadaan ini.
"Akan datang sepasang Srikandi yang akan menjadi pembawa kebahagiaan bagi kedaton ini, itu yang menjadi titipan sang hyang kuasa untuk kalian, jagalah mereka, mereka yang akan menemani Baginda Prabu" ucap Ki Semar.
"Mereka telah datang, maka biarlah semesta membantu kalian untuk bertemu"
Arya dan Kartika saling memandang dalam sembahnya hormatnya, tak disangka saat mereka menghadap kembali orang tersebut sudah hilang.
Dilihatnya orang tersebut melewati candi bajang ratu. Tiba-tiba angin menerpa kencang membuat keduanya memalingkan wajah dan memejamkan mata.
Ketika mereka membuka mata, mereka terkejut dengan dua gadis di depan mereka. Dari mana kedua gadis itu, dari pakaian aneh apa yang mereka pakai. Apakah dua gadis ini yang dimaksud.
"Jagalah mereka" tiba-tiba kata itu terlintas di telinga Arya dan Kartika. Hal itulah yang membuat mereka yakin bahwa dua gadis ini merupakan sepasang Srikandi yang dimaksud orang itu.
Flasback Off
"Kalian siapa?" ucap Kartika sembari menopang Tara untuk berdiri
Dalam posisi berlindung mereka saling beradu mata, Tara pun bingung bagaimana bisa ia mengetahui bahasa jawa yang bukan seperti biasa ia dengar. Memang setiap hari ia mendengar bahasa krama halus dari simbahnya, tapi bahasa yang baru didengarnya berbeda.
Tara dan Ranti menurunkan tangan mereka. Dengan ragu Tara menerima uluran tangan itu lalu berdiri dan setelahnya menolong Ranti. "Maaf, kalian siapa ya?" ucap Ranti takut-takut.
Kartika tersenyum lembut. " Aku Kartika Sinumping dan ini suamiku Arya Ganong, siapa kalian dan dari mana kalian?"
"Maaf kami sekarang berada di mana?" kini Tara yang bertanya.
Otaknya masih mencerna apa yang terjadi, di mana ia sekarang, dan apa yang dilihatnya. Pakaian kuno yang dikenakan orang di depannya, keraton yang dilihatnya, serta bahasa aneh yang justru dimengerti olehnya. Ini masih membuatnya linglung.
![](https://img.wattpad.com/cover/333413643-288-k217486.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatukrama Amerta
أدب تاريخيTakdir yang membawa sepasang belahan jiwa kembali bersatu setelah pertemuan ratusan tahun membawa Tarashita melewati perjalanan waktu yang sangat panjang. Pertemuannya dengan sang maharaja Majapahit sebagai pelipur kesedihan pasca perang bubat. Per...