"Iya aku baik-baik saj ..." mata Emor terbelalak melihat siapa yang sedang bersamanya sekarang.
Pupil mata berwarna orange diamond milik Emor bergetar, tidak di sangka kalau arwah Terison mendatanginya di tengah keheningan malam di mana semua orang sedang terlelap tidur. Tak ada yang bisa mengira kalau orang yang sudah di anggap mati kembali lagi dengan wujud transparan, senyuman khas Terison membuat Emor percaya kalau dia benar musuhnya itu. Emor mendekat ke arah jendela sampai jarak mereka cukup dekat.
"Kau kaget melihatku bukan? Aku harap kau tidak bersembunyi karena takut seperti anak kucing," canda Terison.
"Walau kau menjadi arwah masih bisa bercanda rupanya. Mau apa kau mendatangiku, ingin datang ke mimpiku hingga membuatku tersiksa tak bisa tidur begitu?" tanya Emor menyelidik.
"Tidak, aku ke sini untuk menyampaikan sesuatu karena aku tak bisa lama-lama."
"Langsung saja ke intinya," menyilangkan kedua tangan di depan dada.
"Sebelumnya aku ingin meminta maaf, walau ini terlambat aku menyadari keangkuhan dan keegoisanku selama ini. Aku akui kau pria terkuat yang pernah aku temui, pasti berat bukan menanggung beban ini sendirian?"
"Yaaah aku tak bisa berbohong soal itu tapi masih banyak yang membantuku jadi itu mengurangi bebanku."
"Syukurlah kalau begitu, jadilah raja yang bijak sana dan murah hati dan aku ingin memberimu ini," Terison memberikan sebuah batu Kristal yang di dalamnya terdapat kekuatan besar ia tidak menjelaskan dari mana asalnya, ia hanya ingin meminta Emor mengembalikan kekuatan yang memudar milik Ron dengan memasukan Kristal ini ke tubuhnya.
"Aku harus kembali dan menanggung hukumanku di sana, jangan beri tahu kalau itu dariku bilang saja kalau itu kau temukan ditempat aku mati. Ini perjumpaan terakhir kita jaga dirimu baik-baik dan sampai jumpa adikku." Dalam sekian detik tubuh Terison menjadi bulatan cahaya kecil lalu pergi keluar jendela menuju atas langit. Emor megenggam erat Kristal itu dengan perasaan bahagia.
"Dasar menyebalkan kenapa baru sekarang kau mengatakannya," menatap gugusan bintang yang bertabur indah pada malam itu tak bisa di pungkiri kalau Emor akan merindukannya.
**
Di kamar saat ini Mila masih menemani suaminya bersama Yeji tatapan mereka masih belum berubah dari kemarin, wajah yang kehilangan semangat dan senyuman dalam sekejap membuat Natal ikut sedih. Sebelumnya ia terus berusaha untuk menyembuhkan dan mengembalikan energy milik Ron secara bertahap namun belum cukup untuk membuatnya kembali sadar sedangkan Denon ia sudah sadar dua hari yang lalu tapi tidak ingat apa yang terjadi. Mengeluarkan kekuatan dewa pelindung sangat beresiko baginya bisa saja ia kehilangan nyawa bila tidak berhati-hati untungnya dia masih selamat.
"Ibu kapan ayah akan bangun?" Yeji menatap Mila dengan menarik roknya.
"Dia akan segera bangun ibu yakin, ajaklah ayah berbicara dia pasti akan bangun," Mila mengusap pipi anaknya dengan lembut.
"A...ayah, hari ini aku berlatih dengan giat bersama ibu biar nanti saat ayah bangun aku bisa menunjukkannya jadi cepatlah bangun, aku kangen ayah," tubuh mungil Yeji memeluk Ron dengan sayang membuat Mila meneteskan air mata.
Tok tok tok!
"Iya sihlakan masuk."
"Nona saya kemari menyampaikan laporan soal cara pengembalikan kekuatan tuan Ron Dealtar," ucap Yohan.
"Iya, bagaimana perkembangannya apa sudah menemukan caranya?"
"Dari informasi yang saya dapat kemungkinan kita perlu waktu 4 bulan untuk mengembalikan kekuatannya seperti semula."
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Different World [Revisi]
FanfictionPada awalnya kedua klan srigala dan vampir saling hidup damai tapi berubah menjadi mencekam, perang terus terjadi tanpa ada kata 'Damai' korban berjatuhan tanpa henti kesedihan merengut semua, dendam belum terbalas akan kah ada kata 'Damai' di kemud...