Sudah 100 tahun lamanya wabah penyakit ini sudah tidak terdengar lagi dari permukaan bumi semua orang sudah mengangganya hilang dan lenyap tetapi tepat pada hari ini wabah itu kembali melanda wilayah bagian timur yang menular lebih cepat dari penyakit biasa. Orang-orang bisa tertular melalui kelenjar keringat dan juga dari udara saat orang sedang bersim, walau obat sudah di temukan tetapi jumlahnya tidak banyak jika ada yang paling di utaman mereka yang mempunyai kekuasaan dan kebanyakan dari mereka juga menimbun semua obat di dalam gudang khusus untuk penyimpanan jangka waktu lama. Sekarang tugas Renon dan Ron sangat banyak selain menyembuhkan penduduk mereka juga harus menangkap pelaku penimbunan obat.
Perjalanan jauh sudah di tempu selama 2 hari Renon dan yang lain sudah sampai di tujuan, saat pertama kali melihat suasana sangat kacau seperti kota mati yang ada di zaman zombi. Yang terlihat oleh mata sangat menakutkan dan menyasat hati bagaimana tidak kondisi mereka lebih buruk dari yang dikira, wajah pujat dengan tulang rusuk terlihat, tatapan kosong, jalanpun sudah sulit untuk tetap tegap. Tak tahan melihat pemandangan ini Renon dibuat emosi dan geram jika bisa ia ingin mencabik-cabik orang yang sudah tega melantarkan penduduk dengan cara yang keji.
"Tuan banyak mayat berserakan apa kita harus menguburnya sekarang?" tanya salah satu prajurit Renon.
"Iya, kita harus bagi beberapa tim kau urus untuk bagian penguburan dan jangan hanya di kubur lebih baik di bakar agar virus di dalam mereka benar-benar mati, dan cari tempat yang jauh dari pemukiman," perintah Renon dengan tegas.
"Baik Tuan," hormat sang prajurit dan langsung pergi menuju timnya.
"Tuan, tampaknya mereka tak mau mendapat bantuan dari kita bila di lihat mereka mempunyai trauma yang cukup parah, sulit untuk kita membujuknya," jelas salah satu wanita dari tim medis.
Ron dan Renon terlihat berpikir keras untuk membujuk mereka tapi beli ada ide yang bagus untuk di lakukan, dari kejauhan ada seorang anak kecil menghampiri mereka dengan tertatih-tatih sambil meminta pertolongan "Aku mohon tolong ibu saya siapapun aku mohon," dengan mata yang berlinangan air mata.
"Biarkan kami membantumu," ucap Ron dengan senyumannya.
"Ka kalian siapa?"
"Kami tim bantuan yang akan menyembuhkan penyakit semua yang ada di sini jadi tenang saja, ibumu pasti akan kembali sehat," terang Ron dengan menyajarkan tingginya dengan anak itu. Mata anak itu mulai memancarkan harapan membuat Ron dan yang lain bisa bernapas sedikit legah. Akhirnya mereka menuju ke tempat ibu dari anak itu berada.
"Ohok ohok ohok to tolong," ucap wanita itu dengan suara purau.
"Tolong ambilkan lap untuk membersihkan darah di mulutnya."
"Renon, hati-hati jika kau terkena kau juga bisa tertular," kata Ron menahan tangan kanan sahabatnya itu.
"Tenang saja aku sudah di beri sihir kekebalan jadi penyakit ini tidak akan menular padaku. Tim medis mohon bantuannya."
"Baik Tuan!" ucap beberapa tenaga medis yang ada di dekat Renon. Dengan sigap salah satu dari mereka langsung mengulurkan tangan dan keluarlah sihir berwarna putih yang menembus tubuh si wanita yang sudah sekarat itu, perlahan wajah pucat mulai membaik pendarahan mulai berhenti cahaya matanyapun sudah kembali seperti semula walau kesadarannya masih belum pulih. Saat tim medis membantu wanita dan anak itu yang lain pun ikut takjup dengan apa yang mereka lihat barusan dan meminta para tim medis membantu yang lain. Senyuman mereka kembali setelah murung karena di tolak mentah-mentah dan hari itu menjadi hari yang panjang.
Para tim bergantian untuk merawat pasien agar tenaga mereka tidak terkuras habis, karena jika menunggu bantuan yang lain butuh waktu 3 hari. Bagi yang sudah bekerja mereka boleh beristirahat di hutan dan berburu secara diam-diam agar penduduk tidak ketakutan dengan wujud asli mereka. Catatan wilayah timur ini adalah bagian dari keluarga vampir sama seperti Ron tetapi pemimpin mereka memang di kenal serakah dan hanya mementingkan dirinya saja setelah ini Ron akan menegur mereka.
"Sedang apa kau duduk di sini?" tanya Ron menghampiri Renon yang sedang istirahat di atas tebing yang tingginya sekitar 5 meter.
"Istirahat sambil mengawasi semua dari sini," jawabnya santai.
"Kalau masih mengawasi bukan istirahat namanya," celetuk Ron yang membuat Renon tersenyum.
"Tidurlah walau hanya sebentar aku yang akan mengawasi."
"Walau aku tertidur pikiranku masih terus berkelana dan telinga ini masih terus mendengar," menunjuk telinganya.
"Yaaah walau kau kepala suku kau juga mahluk hidup yang butuh tidur, pejamkan matamu sebelum aku memukulmu," ancam Ron setengah bercanda.
"Iya iya, aku tidur bangunkan aku kalau ada masalah," merebahkan tubuhnya di atas rerumputan di bawah pohon yang rindang.
"Iya dasar menyusahkan," menghelas napas kasar. Mata Ron melirik ke sebelahnya dalam hitungan detik tampaknya Renon sudah tertidur pulas senyuman laki-laki berambut panjang sebahu dengan kemeja putihnya tampak sangat legah sudah 4 hari lamanya mereka di sini dan Renon baru tertidur sekarang. Selama itu dia mengotot meminta Ron untuk tidur dan membohonginya kalau dia akan menyusul nyatanya dia masih terus bekerja tanpa henti jika Natal tau ia pasti di marahi habis-habisan. Baru saja memandang langit ada seorang prajurit mengirim telepati yang membuat Ron langsung bergegas pergi meninggalkan Renon yang masih tertidur pulas seperti bayi.
"Tunggulah di sini anak manis papa akan segera kembali," bisik Ron langsung berubah menjadi kelelawar dan terbang menjauh. Setelah beberapa jam Renon pun terbangun dari tidurnya ia kebingungan saat melihat di sebelahnya Ron sudah tidak ada.
"Dasar Ron, kau membiarkan aku tidur lama sedangkan kau kabur begitu saja awas saja nanti," baru saja menggerutu si Ron pun datang dengan mengendap-endap seperti anak kecil yang takut ketahuan sehabis mengambil permen tanpa izin, Renonpun langsung membuang muka.
"Ooooh anak manis sudah bangun rupanya maaf ya tadi papa pergi tidak bilang-bilang," mencoba untuk merayu Renon yang sudah menatapnya tajam.
"Pergi kemana saja kau?" ucapnya dingin.
"Tadi ada sedikit masalah di sana tapi semua sudah ku atasi, dan aku sudah mendapat informasi soal keberadaan orang itu," tiba-tiba raut wajahnya berubah serius di akhir kalimat.
"Lalu kapan kita akan melabrak mereka?"
"Kita tak bisa secara blak-blakan menghajar mereka terlalu berisiko jadi kita akan menggunakan cara lain."
"Lalu cara seperti apa yang kau maksud itu Tuan vampir?" menyilangkan kedua tangan di dada.
"Karena tim medis sudah selesai bekerja dan sudah ada yang menggantikan mereka. Jadi kau suruh mereka pulang dan sisakan beberapa saja untuk membantu kita, aku pun juga demikian," jelas Ron serius.
"Lalu setelah itu?"
"Setelah itu kita merencanakan tahap selanjutnya secara diam-diam." Wajah Ron sudah burubah lebih menakutkan matanya seperti mengeluarkan cahaya kematian itu tandanya mereka tak akan bisa lari kemana-mana Renon pun ikut tersenyum melihat sahabatnya ini.
**
Di tempat Natal dan Mila –
"Ya ampun aku merasa tidak enak," kata Mila sambil memegang kepalanya.
"Ada apa, kau sakit?" tanya Natal panik.
"Bukan, aku merasa akan ada pertumpahan darah."
"A apa?!"
makasih yang udah baca sampe sini dan kasih vote, semoga betah ya. jangan lupa share ya semua buat yang baru baja jangan lupa votenya makasih banyak love you
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Different World [Revisi]
Hayran KurguPada awalnya kedua klan srigala dan vampir saling hidup damai tapi berubah menjadi mencekam, perang terus terjadi tanpa ada kata 'Damai' korban berjatuhan tanpa henti kesedihan merengut semua, dendam belum terbalas akan kah ada kata 'Damai' di kemud...