Pada sebuah ruangan yang luas di mana banyak pasien sakit berada dengan bermacam-macam keluhan dan setiap orang dipisah sesuai dengan penyakita yang diderita mereka. Khusus untuk luka serius atau penyakit serius ada tempat khusus yang di setrilkan layaknya rumah sakit di jaman modern namun bedanya di sini semua menggunakan sihir khusus berwarna biru pastel nan lembut mengelilingi tempat berbentuk persegi yang transparan dengan lambang Moonlit Clifft di bagian atap. Perawat dan tabib mengenakan baju khusus yang di rancang oleh perancang andalan mereka dengan berwarna hijau daun yang menutupi dari atas kepala sampai mata kaki mirip dengan jubah namun bahanya lebih ringan.
Saat ini Hyunjin dan Jake sedang di tangani oleh para tenaga medis termasuk Natal yang ikut mengawasi seluruh perosesnya. Perihatin adalah kata yang tepat untuk mengambarkan perasaan Natal saat melihat kondisi Jake dengan wajahnya yang sudah pucat fasih hampir seperti mayat, dia melihat jelas bagaimana racun itu bekerja pada tubuh guru kesayangan anaknya ini. Sihir hitam itu seperti menyerap hampir seluruh energi Jake, untungnya dia punya daya tahan yang kuat akan racun jadi reaksinya masih bisa ditangani. Untuk penyembuhan Jake memerlukan waktu yang cukup lama untuk sembuh total dan perlu pengecekan secara berkala setiap hari jadi untuk sementara dia tidak akan ditugakan dan mengajar Hyunjin.
"Tuan Hyunjin apa anda sudah merasa baikan?" tanya seorang tabib laki-laki muda berambut biru langit yang bernama Hilow.
"Iya aku sudah merasa baikan tapi kenapa badanku masih lemas?" tanyanya sambil berbaring dengan sihir berbentuk spiral memutari tubuhnya.
"Itu karena energi anda terkuras banyak saat bertarung dan itu wajar bagi seumuran anda, tapi tenang saja sepiral ini akan mengembalikan energinya jadi jangan terlalu banyak bergerak ya?" pinta Hilow sambil tersenyum sayang.
"Baik. Tapi bagaimana dengan keadaan kak Jake apa dia bisa di selamatkan?"
"Saat ini dia masih ditangani oleh para medis jadi masih belum pasti bagaimana kondisinya, jangan kawatir dia akan baik-baik saja kami akan mengeluarkan seluruh tenaga yang ada agar dia kembali pulih dan juga anda."
Tiba-tiba di hadapan Hyunjin menampilkan sebuah layar cukup besar dengan wajah Yeji di sana. "Hi pangeran lama tidak jumpa."
"Halo putri Yeji senang bisa melihatmu dari sini," ucap Hyunjin dengan tersenyum lebar.
"Kau masih bisa tersenyum setelah membuat orang khawatir," raut wajah Yeji berubah khawatir seketika.
"Hehe aku tak mau membuat orang-orang sedih."
"Tak masalah kalau kau jujur dengan perasaanmu sekarang orang-orang juga pasti akan mengerti kau paham maksudku kan?" kata Yeji menasehati.
"Iya aku paham, terima kasih sudah menghubungiku kebetulan aku sedang bosan hihi."
"Baiklah aku akan menceritakan apa yang ku lakukan hari ini kau pasti penasaran." Hyunjin langsung menjawab dengan mengangguk cepat lalu mereka bercerita semua hal yang dialami satu sama lain.
**
Di hutan tempat Hyunjin dan Jake menemukan sang kobra dari neraka para penelitih dan prajurit sedang mencari jejak mereka dan memusnakannya secapat mungkin sebelum memakan korban, tapi tidak akan semudah itu karena mereka bukan lawan yang bisa di anggap sebelah mata bahkan serigala terkuatpun belum bisa mematikannya. Penelusuran akan memakan waktu lama karena sarangnya masih belum ditemukan dan untuk saat ini belum ada tanda-tanda dari sang ular. Prajurit dan penelitih yang terjun ke lapangan adalah mereka yang terpilih saja dan tentu saja mempunyai kekebalan tubuh yang sangat baik bila tidak bisa tumbang hanya satu gigitan ular saja, untuk memanimalisir gigitan semua menggunakan baju baja pelindung dari kepala hingga kaki dan tentu saja ini bukan baja biasa, baja ini tidak akan mudah hancur dan terbakar bahkan bisa menjadi pengantar energi kekuatan listrik lebih efisien.
Dari dalam ruang kerja Renon masih memantau bersama Herson melalui sambungan sihir pemancar gambar. "Penelitih Jowe bagaimana hasilnya sejauh ini?"
"Saat ini kami belum menemukan keberadaan mereka tuan Renon, kemungkinan mereka keluar saat sore hari nanti," jelas Jowe dengan memperlihatkan situasi di sana.
"Jadi mereka aktif saat sore menjelang malam begitu?" tanya Renon lagi.
"Benar sekali tuan sesuai dengan peryataan dari nona Hoya," tegas Jowe.
"Menurut dari buku yang aku baca mereka sama dengan kelelawar yang aktif saat hari menjelang malam dan energi mereka lemah pada waktu matahari terbit," jelas Herson sambil membaca buku.
"Itu berarti kita harus memancing mereka keluar waktu siang karena itu waktu yang tepat untuk memusnakan semua tanpa sisa," ucap Renon dengan suara pelan.
"Kita memerlukan umpan untuk memancingnya dan setauku mereka suka dengan hewan seperti tikus atau kelinci," saran Herson.
"Apa darah juga bisa meransangnya?" tanya Renon dengan menaikan satu alisnya.
"Menurut saya darah adalah yang paling efisein untuk memancing mereka keluar tapi tidak menuntut kemungkinan akan ada hewan lain yang juga keluar nanti pasti akan mempersulit keadaan," jawab Jowe.
"Baiklah kita coba cara dengan memancing hewan-hewan kecil lalu hipnotis mereka dan arahkan mereka ke sarangnya," perintah Renon.
"Siap kami menjalankan perintah," hormat Jowe lalu mematikan sambungan.
Renon menghela napas panjang dengan pikiran yang sudah seperti es campur. "Haaaaah, aku tidak menyangka mereka menambah tugasku lagi."
"Kau pasti belum tidur semalaman bukan?"
"Sudah pasti begitu, apalagi tugas ini menyangkut orang banyak dan belum lagi mereka pasti sudah menyebar di seluruh wilayah yang ada," Renon mengeluarkan peta wilayah di atas meja.
"Sebaiknya kita menyatakan peringatan darurat sebelum terlambat."
"Aku setuju, aku serahkan padamu sobat," Renon menepuk pundak Herson.
"Serahkan padaku." Herson berjalan menuju sebuah bola berbentuk bumi yang ada di samping meja kerja Renon, lalu ia memusatkan kekuatannya untuk membuat sebuah sinyal pada semua titik yang ada di dalam bola, dengan itu semua wilayah bisa menerima sinyal secara bersamaan tanpa menggunakan merpati pos yang memerlukan waktu lama.
**
Pada kediaman Ron mereka saat ini sedang melakukan rapat lalu tiba-tiba bola yang sama dengan milik Renon memancarkan cahaya berkedip membuat semua yang ada di sana mengalihkan pandangan pada titik tersebut. Ron meminta semua untuk tetap tenang sampai informasi kembali di kirimkan dalam sekejap suara riuh mulai senyap namun wajah mereka tak bisa di bohongi kalau saat ini semua dibuat panik bukan main. Awalnya sinyal itu sudah lama tidak menyala sejak beberapa ribu tahun yang lalu tepatnya pada virus hewan gila yang membuat yang terjangkit akan memakan sesamanya.
"Yohan tolong cari informasi soal sinyal ini dan cepat beri tahu kami," perintah Ron.
"Baik tuan, saya permisi dulu." Yohan langsung keluar ruangan untuk melakukan tugasnya.
"Untuk semuanya beri tahu semua orang untuk tetap berada di dalam rumah jangan ada yang keluar mengerti? Rapat ini kita tutup sampai sini dulu saya permisi," Ron langsung meninggalkan ruangan menuju kamar Yeji dan Mila.
Tok tok tok!
"Nona?" saut salah satu pelayan yang ada di depan pintu.
"Iya ada apa?"
"Tuan Ron ingin membicarakan sesuatu pada anda."
"Suruh dia masuk."
Saat pintu terbuka Ron melihat Mila sedang bergelantungan sambil memulihkan kekuatannya dengan jendela tertutup. "Maaf menganggu waktumu aku harus menyampaikan kabar darurat ini."
"Ada kabar apa?" Mila mengubah posisinya lalu menghampiri suaminya.
"Sinyal darurat menyala dan Yohan masih mencari tau, jadi aku minta kau tetap di dalam rumah bersama Yeji," kata Ron dengan tatapan serius.
"Ya ampun Yeji sedang berlatih sekarang, aku harus mencarinya."
"Tidak perlu biar aku saja yang mencarinya kau tetap di sini, lalu minta seluruh pelayan untuk tidak keluar," perintah Ron lalu ia berubah menjadi kelelawar.
"Ada bahaya apa lagi ini?" kata Mila dengan menatap lurus ke luar pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Different World [Revisi]
FanfictionPada awalnya kedua klan srigala dan vampir saling hidup damai tapi berubah menjadi mencekam, perang terus terjadi tanpa ada kata 'Damai' korban berjatuhan tanpa henti kesedihan merengut semua, dendam belum terbalas akan kah ada kata 'Damai' di kemud...