Menyelamatkan Serigala Kecil

16 8 0
                                    

Sudah 12 hari lamanya Natal dan yang lain berada di istana Emor, hari ini mereka akan kembali ke tempat asalnya dengan perasaan legah dan bahagia. Akhirnya cengkraman kuat yang mengikat mereka bisa terlepas, semua penduduk mengantar kepulangan Ron dan yang lain dengan suka cita bahkan saat awal mereka hanya membawa badan saja sekarang semua membawa banyak barang pemberian penduduk yang ada sampai kualahan. Melihat semua senyuman yang mengembang dan mata memancarkan cahaya membuat pengalaman ini tidak akan terlupakan bagi para penolong rasanya tak ingin berpisah.

"Sampai jumpa lagi Ron kabari aku jika sudah sampai nanti dan jaga dirimu baik-baik," ucap Emor sembari berjabat tangan dengan sang sahabat.

"Terima kasih sudah menolongku aku berhutang budi padamu," jawab Ron dengan senyuman persahabatan.

"Tak perlu merasa terbebani, yang kau lakukan sudah cukup bagi kami."

"Terima kasih sekali lagi yang mulia kami akan datang lagi nanti," timpal Mila sambil menggendong Yeji.

"Sampai jumpa lagi yang mulia," kata Yeji dengan melambaikan tangannya.

"Paman nanti kita berburu bersama ya?" saut Hyunjin dengan menaikan dua tangannya ke atas.

"Hyunjin raja sangat sibuk jadi dia tidak bisa ikut berburu," kata Natal dengan pelan.

"Oh tidak sama sekali, malahan aku sangat menantikannya. Jaga ayah dan ibumu ya anak pintar?" Emor menepuk kepala mungil Hyunjin dengan sayang.

"Baik!" teriak Hyunjin membuat Emor makin gemas.

Akhirnya semua mulai keluar dari gerbang istana menuju wilayah perbatasan dengan membentuk barisan yang rapi, Renon memilih untuk berjalan bersama prajuritnya walau sudah di tawari untuk naik kereta kuda yang akan di siapkan Emor karena baginya berjalan itu lebih nyaman. Catatan serigala bisa berjalan bermil-mil jauhnya tanpa istirahat karena mereka memiliki stamina yang bagus walau tubuh mereka sudah masuk usia tua. Sedangkan Ron dan yang lain juga ikut berjalan kaki padahal Emor memaksanya untuk naik kereta kuda saja agar tubuhnya tidak mengeluarkan banyak tenaga tapi dia sama keras kepalanya dengan Renon. Saat ini mereka tak bisa berubah wujud di karenakan banyak hewan di hutan yang akan merasa terancam dengan kehadiran mereka dan memicu pertarungan lagi.

"Jika kita sudah berjalan cukup jauh lebih baik kita membuka portal saja di tempat pertama kita datang," usul Renon.

"Itu ide bagus, lagi pula aku tak kuat berjalan dengan kaki ini aku lebih suka terbang karena lebih ringan." Jelas Ron yang sudah merasa pegal di kakinya.

"Mau aku gendong heh?" tanta Renon dengan wajah jahilnya.

"Buat apa, aku bukan anak kecil lagi lebih baik kau menggendong Hyunjin," menoleh ke arah Hyunjin yang masih terlihat segar.

"Tampaknya dia tidak perlu digendong, lihat saja wajahnya itu seperti tidak ada beban sama sekali hahaha," tawa Renon pecah.

"Namanya juga anak-anak, bahkan mereka bisa tidak istirahat dalam sehari," ucap Ron menurunkan bahunya lemas.

Di saat semua sedang sibuk bercengkrama Hyunjin meminta berhenti sebentar untuk minum di sungai yang tidak jauh dari rombongan dan Renonpun mengiyakan kemauan anaknya itu paling tidak sekarang mereka juga perlu duduk sebentar menikmati alam wilayah perbatasan ini. Begitu indah pemandangannya dengan suara gemericik air, membuat suasana menenangkan, suasananya jauh berbeda dengan tempat mereka berada di sini pepohonan tidak begitu tinggi jadi sinar matahari bisa masuk dengan baik di cela-cela dahan pohon. Banyak bebatuan yang bisa di jadikan tempat istirahat sambil menikmati semilir angin, suara burung-burung juga sangat jelas terdengar membuat sebuah nyanyian yang merdu, bunga-bunga liar juga tumbuh banyak di sekitarnya tapi tetap harus hati-hati karena bisa saja itu beracun.

Natal menemani Hyunjin minum di sungai sampai selesai, sangking hausnya anak laki-laki berambut silver ini memasukan kepalanya ke air lalu mengibas-ngibaskan kepalanya hingga cipratan mengenai wajah Natal ia hanya bisa tertawa geli melihat tingkah anaknya itu. Ia duduk di sebelah Hyunjin lalu memasukan tangannya ke dalam air sebuah sihir berwarna biru muncul dari jari jemarinya membuat ikan-ikan mengikuti kemana arah tangannya bergerak. Hyunjin bertepuk tangan dengan penuh semangat hingga ketika ada suara raungan yang cukup jauh yang ada di sebrang sungai, kedua telinga Hyunjin bergerak mengikuti arah suara lalu melompati batu sampai ke sebrang. Natal terus memanggilnya tapi dia tidak menyahut dan terus berjalan jauh sangking kesalnya ia akan menghukum anak laki-lakinya itu saat sudah sampai nanti.

**

Di sisi lain hutan ada seekor anak serigala yang tersesat ia tampak kebingungan mencari jalan keluar di tambah kakinya yang terluka karena tertusuk semak berduri darah segar masih keluar dari kaki-kaki kecilnya itu, sambil berjalan ia menahan sakit di tambah suara raungan harimau hutan membuatnya sangat ketakutan membuat sekujur badannya bergetar kuat. Tidak hanya itu dia sudah 3 hari tersesat di sana tanpa makan karena belum bisa berburu makanan untungnya ada sebuah daging segar anak rusa yang tidak berpemilik jaraknya sekitar 4 meter jauhnya. Ia mencoba mendekati daging rusa itu sambil melihat sekitar tak perlu waktu lama ia mengunyah daging itu dengan lahapnya tak peduli apa yang ada di sekitarnya asal bisa mengisi perutnya yang kosong sejak kemarin, tak jauh dari situ ada seekor harimau yang murka karena hasil buruannya di ambil ia pun langsung mendekati anak serigala itu.

"Roooaaaarrr! Siapa kau? Beraninya kau memakan mangsaku," ucap sang harimau dengan memperlihatkan sederet gigi tajam miliknya.

Anak serigala itu mulai mundur dari tempatnya berdiri dengan pupil matanya sudah bergetar sejak tadi. "Ak aku tidak tau ini punyamu, ma mafkan aku tuan harimau."

"Maaf katamu? Kata maaf tidak akan membuat perutku kenyang, kau harus bertanggung jawab karena sudah memakan mangsaku," gertaknya.

"Ak aku akan menggantinya dengan mangsa yang lebih besar lagi, ak aku janji," suaranya mulai bergetar kuat.

"Anak sekecilmu mana bisa menangkap mangsa lebih besar, kelinci kecil saja tidak bisa, sudah lah aku tidak sabar lagi lebih baik aku makan saja kau pasti dagingmu lebih empuk dan enak haha." Harimau itu sudah mengeluarkan aura mematikan yang membuat anak serigala itu tidak berkutit sekarang tubuhnya sudah mencari ancang-ancang untuk menerkamnya saat ini.

Baru saja ia akan menggigit lehernya sebuah bola api melesat di belakang kepala harimau jika ia bergerak sedikit saja kepalanya pasti sudah seperti ayam bakar. "Ups tembakanku meleset."

Suara itu membuat pandangan harimau teralihkan tapi ia masih menyandra anak serigala itu di belakang tubuhnya agar mangsanya itu tidak diambil lagi. Matanya terus mencari asal suara tadi tapi tidak ada siapa-siapa di sana, tak lama suaranya pun keluar lagi seolah mengajaknya bermain tapi waktunya tidak tepat karena ia sedang ingin bermain-main. "Dasar payah badanmu saja yang besar tapi otakmu lambat."

"Keluar kau bocal kecil, sekarang kau membuatku semakin marah," gerangnya masih mencari asal suara itu.

"Aku tidak mau keluar sebelum kau menemukanku," suara itu bergema disekitar harimau.

"Heh kau membuatku tak punya pilihan." Tubuh harimau itu mengeluarkan energi yang cukup kuat berwarna hitam pekat secepat kilat ia menaiki batang pohon dan langsung mengeluarkan tembakan yang keluar dari cakarnya sayangnya dia meleset.

"Cilupba aku di sini hahaha," anak kecil itu tertawa keras tanpa rasa takut sedikitpun.

Two Different World [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang