Di istana Altarise tempat Yeji tinggal sang ibu sedang mencari anaknya bersama pelayan yanga ada di sana mereka mencari di setiap sudut ruangan yang ada. Setahunya tadi Yeji ada berada di halaman istana melihat bunga-bunga dan beberapa menit kemudian dia menghilang begitu saja Mila tak pernah menyangka akan sesulit ini mengurus anak, ia kira anak perempuan akan lebih tenang tapi nyatanya tidak. Suara mereka bergema memenuhi ruangan di istana sesekali mengeluarkan suara gelombang ultra sonik tak lama kemudian Yeji datang bersama Yohan dari arah tempat para prajurit berlatih, dengan sigap Mila langsung berlari dan memeluk anaknya dengan erat.
"Yeji syukurlah kau baik-baik saja, ibu mencarimu kemana-mana kau tau ibu khawatir?" mengelus punggung mungil milik Yeji.
"Yeji tidak kemana-mana bu tadi aku hanya melihat Yohan berlatih."
Mila melonggarkan pelukannya agar bisa melihat wajah anaknya "Yeji kau tau itu berbahaya, seharusnya kau tidak kesana sendirian bagaimana kalau kau terluka?"
"Maafkan aku, aku tidak akan mengulanginya lagi," menundukkan kepala penuh penyesalan.
"Yohan terima kasih sudah menjaga Yeji, kau boleh kembali."
"Baik nyonya, saya pamit undur diri," memberi hormat setengah bungkuk lalu memberi kedipan mata satu pada Yeji secara diam-diam dan gadis kecil itu tersenyum tipis, laki-laki itu langsung meninggalkan tempat.
"Ibu?" menarik tangan Mila hingga sang pemilik nama menoleh ke arahnya.
"Ada apa Yeji?"
"Tadi Yohan menunjukkan padaku sihir penyembuh dan itu sangat keren, apa ibu bisa mengajariku saat aku sudah besar?"
Mila tiba-tiba terdiam mendengar perkataan Yeji dia mengingat kalau sihir penyembuh sangat berisiko dari pada sihir bertarung perlu waktu lama untuk membiasakan diri dan beradaptasi dengan tubuhnya akan lebih baik diperjelakan kepada Yeji lebih dulu soal pilihan dia lah yang memilih nanti.
"Baiklah akan ibu ajarkan nanti."
"Yey! Terima kasih ibu." Wajah Yeji berubah menjadi semringah sambil melompat-lompat kegirangan benar-benar imut membuat Mila tersenyum sayang. Tak lama Ron datang dari belakang dengan mengagetkan mereka, dia habis menyelesaikan misinya ke wilayah timur yang terjadi masalah dengan wabah penyakit menular dan situasinya sedang tidak baik bahkan tenaga penyembuh masih kurang. Yeji yang mendengar percakapan orang tuanya hanya bisa bengong saja lalu memeluk mereka berdua sambil mengatak kalau semua akan baik-baik saja.
**
Di kediaman Renon ia sedang melakukan pertemuan bersama bawahannya untuk membahas penyakit menular yang berada di wilayah timur yang sekarang dalam kondisi memprihatinkan. Ia juga membahas kalau mereka mengirim tenaga penyembuh maka anak-anak tidak ada yang mengurusnya ia memerlukan bantuan paling tidak hingga wabah itu membaik, dan salah satu dari mereka mengusulkan meminta bantuan dengan pihak vampir untuk tinggal di sini sementara waktu. Renon berpikir sejenak sambil mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja dengan serius lalu membuang napas lalu menyetujui usulan tersebut dan meminta Gison untuk mengirim surat ke sana secepatnya.
Di kamar saat ini Natal sedang bersama Haya untuk membicarakan soal wabah menular yang saat ini sedang melanda wilayah timur mereka khawatir jika wabah itu sampai ke tempat mereka pasti akan berdampak dengan anak-anak yang lain yang belum mempunyai sistem kekebalan tubuh yang baik seperti mereka belum lagi warga manula yang sangat rentan. Sebenarnya mereka masih punya sistem pertahanan yang bagus tetapi tidak menuntut kemungkinan akan kena juga.
"Sebaiknya Nona tenang saja, saya yakin semua itu tidak akan terjadi jika segera di tangani. Apa saat ini tempat kita menambah sistem keamanan?" tanya Haya penasaran.
"Iya, saat ini Renon sedang bekerja keras untuk memperkuat keamanan dan jaraknya di perluas agar mereka yang dari luar tidak bisa seenaknya masuk ke dalam kecuali mereka tidak terdeteksi terkena penyakit," jelas Natal sambil mengelus kepala Hyunjin yang sudah terlelap tidur dari tadi, ia terlihat kelelahan setelah bermain bersama teman-temannya tadi.
"Haya, jika nanti aku harus pergi ke sana kau mau menjaga Hyunjin?"
"A apa? Anda tidak perlu ke sana Nona itu sangat berisiko."
"Aku tak punya pilihan, karena aku pemimpinnya dan ..." Natal belum sempat melanjutkan perkataannya Haya sudah memotongnya dengan mata berlinang.
"Anda bisa menyerahkan tugas itu pada saya saja dan yang lain, saya yakin bisa melakukannya percayakan pada saya," pinta Haya penuh kesungguhan. Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan sosok Renon masuk di tengah kegelapan yang ada hanya cahaya dari bulan saja yang menembus jendela kamar.
"Apa yang dikatakan Haya itu benar, kau bisa memberi tugas itu padanya karena dia sudah sangat terlatih aku yakin dia bisa memimpin mereka dengan baik." Tiba-tiba Natal terdiam sesaat lalu melihat wajah Renon dan Haya bergantian sekarang tampak wajah keseriusan mereka yang membuat keputusan Natal berubah.
"Baiklah aku akan tetap tinggal, tapi?"
"Tapi?" tanya Renon menaikan satu alisnya.
"Jika kalian membutuhkan bantuanku, aku akan tetap pergi tidak ada penolakan," melipat tangan di depan dada dengan keputusannya yang sudah bulat.
"Baiklah, aku tak bisa menolaknya," kata Renon dengan wajah pasrah.
**
Besoknya di sebuah tanah yang luas berdiri banyak prajurit dan tenaga medis berkumpul bersama pihak vampir yang akan membantu menjaga anak-anak serigala selama wabah mulai terkendali walau belum tau pasti berapa lama nantinya. Renon memberi pengarahan kepada semua dengan terperinci apa saja yang harus dilakukan saat berada di wilayah timur nanti, semuanya sudah memahami perintah sang kepala suku itu lalu bersiap pergi ke lokasi dengan tertib sebelum pergi Renon berpamitan dengan istri dan anaknya. Natal terlihat tak ingin membiarkan sang suami pergi apalagi ini mengenai wabah menular begitu juga dengan Hyunjin yang terus menarik jubah Renon agar dia tak pergi.
"Kalian tak perlu khawatir aku akan kembali dengan selamat, apalagi kau sudah memberiku sihir kekebalan tubuh jadi penyakit itu tidak akan mudah masuk ke dalam tubuhku."
"Baiklah, dan berhati-hatilah ingat janjimu." Renon mencium kening Natal dan Hyunjin bergantian lalu meninggalkan mereka berdua dengan berubah wujud menjadi serigala yang gagah perkasa dengan bulu abu-abu gelap bercampur putih di bagian bawah karismanya juga semakin terpancar membuatnya di segani. Tak lama Renon pergi Mila datang sambil membawa Yeji lalu memegang tangan Natal agar membuatnya merasa tenang.
"Apa Ron juga pergi ke sana?" tanya Natal dengan pandangannya masih menatap lurus.
"Iya, karena dia adalah jembatan penghubung dengan klanmu agar mereka tidak merasa terancam dan menerima bantuan baik kalian walau itu tidak mudah," mata Natal dan Mila bertemu.
"Ayo kita mengawasi anak-anak yang lain sebelum mereka membuat masalah, hehe," kata Natal dengan wajah yang sudah tenang.
"Tampaknya kesabaran kita akan di uji dua kali lipat hahaha." Mereka berdua tertawa ringan sambil berjalan menuju tempat anak-anak lain sedang bermain Hyunjin dan Yeji tak kalah senangnya dengan yang lain, bisa bertemu teman-teman baru membuat senyuman kedua anak yang menggemaskan ini makin mengembang seperti bunga musim semi.
makasih yang udah kasih vote, di tunggu buat next chapter ya jangan lupa share biar makin banyak yang baca dan aku makin semangat buat lanjut, makasih :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Different World [Revisi]
FanfictionPada awalnya kedua klan srigala dan vampir saling hidup damai tapi berubah menjadi mencekam, perang terus terjadi tanpa ada kata 'Damai' korban berjatuhan tanpa henti kesedihan merengut semua, dendam belum terbalas akan kah ada kata 'Damai' di kemud...