4. hold alone

322 54 1
                                    

Terlalu sulit untuk mengatakan yang sejujurnya. Ketika sedang kesakitan kurva ini justru terukir. Semakin aku memaksa agar tetap berkata jujur, maka semakin sulit pula cara untuk menjelaskannya.
𝘏𝘶𝘳𝘵 𝘸𝘰𝘳𝘭𝘥

Alasan terbesar kenapa orangtua menghadirkan anak-anak mereka di dunia ini adalah, kehadiran mereka merupakan bentuk terindah yang Tuhan berikan pada mereka. Hidup akan jauh lebih sempurna kala menatap senyuman penuh kebahagiaan dari anak-anak mereka, sosok-sosok penuh sejuta tawa yang tertawa lepas sebab telah dilahirkan di dunia.

Kebahagiaan mereka merupakan sebuah keinginan terbesar, orangtua pasti berusaha membuat mereka mendapatkan segala keindahan di dunia ini.

Hanya saja, untuk Kean dunianya masih sangat berantakan tak tersusun dengan rapi. Setiap alur yang ada mengajarkan rasa sakit tersendiri, awalnya Kean tidak kenapa-kenapa. Tapi lama-kelamaan dia pun berpikir kenapa harus dirinya saja, sementara saudara-saudaranya yang lain jauh lebih sempurna dengan kebahagiaan mereka.

Jika porsi bahagianya orang berbeda-beda, Kean tidak beranggapan itu tidak adil. Yang Kean anggap tidak adil adalah bentuk kisah miliknya, bagaimana dia bertahan dan terus mencari cara untuk membanggakan orang lain agar mendapatkan pengakuan.

"Kakak, jadi enggak kita ke taman hari ini?" tanya Karlas belari ke arah Kean yang baru saja pulang sekolah.

"Gak jadi."

Senyuman Karlas sirna, dia terdiam beberapa saat setelahnya. Kalan yang kemarin sempat mendengar percakapan di antara keduanya, tentu saja mengerti perasaan Karlas saat ini.

"Lah dek, ini si Karlas udah berharap banget. Nungguin kamu juga dari tadi, masa iya tiba-tiba gak jadi gitu?" Tutur Kalan mengelus rambut Karlas.

"Pokoknya hari ini gak jadi, bisa kan paham sama apa yang aku bilang?!" sentaknya.

Dan hal tersebut membuat keduanya keheranan, Kean bukan seseorang yang mudah melampiaskan amarahnya. Tapi ini benar-benar terlalu tiba-tiba, bahkan alasan di baliknya tidak ada yang tahu.

Kalan mencoba untuk membuat Karlas tidak menangis, di tatapannya mata berembun itu. Pasti Karlas sudah berharap sekali, karena dia memang sudah dijanjikan. Sampai-sampai meminta izin untuk tidak ikut kelas tambahan hari ini. Semuanya dia lakukan untuk menuruti kemauan Kean. Sementara Kean justru membatalkannya secara mendadak.

"Kita berdua aja mau gak, dek?" Kalan berusaha membuat Karlas tidak menangis saat ini.

"Tapikan, kakak Kalan hari ini seharusnya pergi. Aku gak mau ganggu waktu kakak, Karlas tidur aja deh."

Ucapan dari adiknya membuat Kalan merasa iba hati, dia tidak mengerti atas perihal apa yang membuat Kean tiba-tiba jadi seperti itu. Dia bukan seseorang yang mudah menolak, apalagi mengubah sebuah keputusan yang sudah di buatnya.

Karena hal ini pula, Kalan bertanya-tanya dan ikut mengkhawatirkan Kean. Karena bisa jadi, Kean punya alasan di baliknya.

Setiap apa yang terjadi punya alasannya tersendiri, dan Kean tidak mungkin tiba-tiba seperti itu jika tak ada suatu sebab dan akibat. Yang selamanya diam pun pasti akan membuka suara. Begitu juga dengan Kean.

 Begitu juga dengan Kean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝙸𝚝'𝚜 𝙶𝚘𝚗𝚗𝚊 𝙱𝚎 𝙾𝚔𝚊𝚢[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang