Tidak ada kehidupan tanpa perihal luka, yang berakhir pada duka.
𝐏𝐞𝐧𝐠𝐮𝐚𝐭𝐧𝐲𝐚🥀Hidup dalam penyesalan merupakan bentuk paling terburuk dalam hidup. Karena selain tak bisa diperbaiki seseorang akan terus merasa bersalah hingga mati.
Mungkin ini juga alasan kenapa Kean masih mau bertahan, dia belum siap untuk menyerah sekarang. Menurutnya kematian memang perihal yang tak biasa, banyak yang di takutkan. Tapi lebih menakutkan jika penyesalan itu datang menghantam ke arahnya. Sebab tidak ada yang dapat di perbaiki.
Kean masih merasakan sakit, dia tidak mengatakan apapun mengenai lukanya. Masih tetap baik-baik saja dan menjalani hari-harinya seperti biasa.
Saat ini terduduk sendirian di bawah pohon yang rindang, tepatnya di depan halaman perpustakaan sekolah. Kean sering menghabiskan waktunya di sini sendirian, menuliskan beberapa kata-kata yang menurutnya akan membantunya tetap hidup. Tidak ada seorangpun yang menjadi pendengar terbaik, tapi lewat tulisan semuanya bisa diperjelas 'kan. Setidaknya sempat membuat Kean tenang.
"Kata-katamu bagus, kenapa enggak coba di terbitkan gitu?" ucap Lintang meletakkan minuman dingin di dekat Kean.
Teman sebangkunya itu sentiasa mencari cara agar bisa dekat dengannya. Sedangkan Kean saja pada dasarnya masih sulit untuk bersosialisasi. Dia paling tertutup, berbeda dari ketiga saudaranya yang lain.
"Kau pikir menerbitkan buku semudah itu? Aku heran kenapa orang-orang berpikir seperti itu. Wajar saja ketika tak sesuai mereka akan mengeluh, aku belum sempat menerbitkan buku. Karena aku harus butuh pengakuan terlebih dulu," sahut Kean yang hendak beranjak pergi dari sana.
Lintang menahan pergerakannya, memberikan minuman yang dia beli di kantin tadi. Kean selalu saja menghindar darinya padahalkan niat Lintang baik. Kean memang sudah jelas sekali tidak ingin dekat dengannya.
"Maafkan aku, tapi tolong jadi temanku."
Permintaan itu terdengar sedikit berbeda, sebelumnya tidak ada satupun orang yang mau mengajaknya berteman. Bahkan Kean sering di ejek sebagai hantu kelas, mungkin karena dia terlalu diam dan sangat tertutup.
Kean mencoba untuk tidak memperdulikannya tetap melangkah pergi sampai-sampai Lintang masih mengejarnya.
"Apa kau bersungguh-sungguh?" tanya Kean saat sudah melewati lorong-lorong sekolah yang cukup sepi. "Apa kau enggak malu punya teman sepertiku? Anak-anak lain menghindar dariku. Tapi kau malah berani mendekat padaku."
"Karena aku suka caramu menghadapi kesulitan-kesulitan yang ada. Aku memang belum sepenuhnya mengenalimu, tapi karakter mu itu membuatku percaya kau adalah orang hebat. Teman-teman sekelas kita hanya bisa menghina mu, aku tau betapa menyakitkan itu semua untukmu. Tapi Kean, aku enggak pernah sama seperti mereka. Jadi tolong biarkan aku menjadi temanmu," kata Lintang kali ini dia benar-benar berharap.
Mungkin saat ini tidak ada salahnya, Kean berhak memiliki seorang teman. Barangkali Lintang dihadirkan oleh Tuhan untuk membantu Kean bertahan pada hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙸𝚝'𝚜 𝙶𝚘𝚗𝚗𝚊 𝙱𝚎 𝙾𝚔𝚊𝚢[✓]
Fanfic𝗘𝘀𝗼𝗸 𝗵𝗮𝗿𝗶 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝘀𝗮𝗺𝗮, 𝗿𝗮𝘀𝗮 𝘀𝗮𝗸𝗶𝘁 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗮𝗸 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗸𝗵𝗶𝗿. 𝗠𝗮𝗸𝗮 𝗸𝗲𝗺𝗮𝘁𝗶𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗴𝗲𝗿𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗮𝗸𝗵𝗶𝗿. ✻ʜɪɢʜᴇsᴛ ʀᴀɴᴋɪɴɢ✻ ✐1bungkam ✐2berisik ✐2treasuremember ✐3obat ✐3gagal ✐kim...